WIRO SABLENG VS SI BUTA DARI GOA HANTU
Wiro SablengPENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212
Fanfiction By : Nan Dirga
Tegak laksana patung, Wiro menganga menyaksikan pemandangan yang terpampang di hadapannya...
Sebelas pemuda Desa Tengger bergeletakan di tanah.Meskipun masih bernafas, namun Wiro dapat melihat keadaan tubuh mereka terluka parah.
Akan tetapi bukanlah hal itu yang mengejutkannya, melainkan keterangan Kepala Desa yang juga turut menjadi korban.Dia menyebut, pelaku tunggal yang menyerang mereka adalah seorang pendekar tersohor berjuluk Si Buta Dari Gua Hantu.Sungguh,hal itu sulit dipercaya oleh murid Sinto Gendeng.
"Dia lelaki buta, memakai pakaian kulit ular dan membawa kera kecil di pundak.Tongkatnya sekeras batu, menghajar kami tiada henti...!"Jelas Ki Bondan, Kepala Desa Tengger sambil terbungkuk pegangi dada.Wajahnya terlihat biru lebam.
"Dia juga memanggul seorang gadis berpakaian ungu dalam keadaan pingsan" Sambung Ki Bondan.
"Gadis berpakaian ungu?!" Wiro terhenyak.Darahnya berdesir, mengingat saat ini dia tengah mencari keberadaan Anggini yang lenyap tiga hari lalu di sekitaran hutan Tisuk. "Jangan -jangan dia...?"
"Orang itu menunggumu di puncak Gunung Bromo.Temui dia sebelum matahari terbenam, Wiro.jika tidak,gadis itu akan dibunuhnya!"
Sebenarnya Wiro ingin bertanya lebih banyak lagi.Teutama tentang ciri-ciri gadis yang dibawa sosok Si Buta Dari Gua Hantu, sesuai cerita Ki Bondan.Namun melihat sebelas tubuh yang masih menggeletak, Wiro segera berpikir, lebih baik untuk menolong mereka terlebih dulu.
Dengan sigap, Murid Sinto Gendeng bergerak memeriksa satu persatu korban yang bergelimpangan di tanah.Dia mengalirkan tenaga dalam ke telapak tangan.Berusaha melakukan pengobatan sebisa mungkin dengan caranya sendiri.Meski tidak secara langsung bisa menyembuhkan, namun setidaknya mampu sedikit meringankan dari
rasa sakit yang mendera tubuh mereka.
Tak lama,warga desa pun berdatangan turut membantu.Para korban yang sebelumnya tergeletak tak berdaya,kini mampu bangkit usai Wiro menjamah mereka dengan hawa sakti yang dia miliki.Warga desa yang datang segera memapah para korban menuju kediaman masing-masing.
Lain halnya Ki Bondan.Meski terluka namun keadaannya terlihat lebih baik dari yang lain.Wiro paham betul,sebagai Kepala Desa,Ki Bondan jelas memiliki kemampuan Kanuragan yang cukup mumpuni dibanding sebelas pemuda itu.
"Ki Lurah Bondan,begini ..." Wiro meraih pundak Kepala Desa. "Matahari semakin tinggi.Sesuai pesan orang yang kau sampaikan tadi,aku harus segera mendaki Bromo.Ini berkaitan dengan nyawa si gadis yang harus ku selamatkan.Pinjamkan aku seekor kuda tunggangan,agar aku bisa sampai tepat pada waktunya"
"Tentu,Wiro.Aku punya beberapa ekor kuda.Nanti kau pilih sendiri mana yang kau suka.Mari ...!"
Wiro nyengir.Menggaruk kepala seperti biasa lantas melangkah mengikuti Ki Bondan.
Gunung Bromo ....
Gadis berpakaian ungu menyandar lemah di sebuah batu.Wajahnya yang cantik nampak pucat dan basah oleh keringat.Sejumlah totokan yang disarangkan Lelaki buta pada beberapa titik saraf tubuhnya, membuat gadis ini lunglai tiada daya.
"Anggini ...?!"
"Wiro ...tolong aku!"
Wiro berlari mendekat, namun silangan sebatang tongkat segera menghentikan langkahnya.
Lelaki buta, berpakaian kulit ular penuh sisik kehijauan, tegak di hadapannya.Di pundak orang ini, bertengger seekor kera kecil.Binatang itu menyeringai,memperlihatkan taring yang mencuat seolah tidak suka melihat kedatangan Wiro.
"Tetap di tempatmu Pendekar 212!" Ucap lelaki itu.
"Maaf Kisanak.Rasanya aku tidak punya permasalahan denganmu, bahkan bertemu pun baru kali ini.Mengapa kau ingin membuat permusuhan denganku?! Ujar Wiro Sableng.
Lelaki buta menurunkan tongkat yang tadi di tempelkan ke dada Wiro, Lalu menjawab dengan suara datar. "Ada asap,ada bara.Kau yang telah menyulut api kemarahan dalam dadaku!"
Wiro garuk kepala. "Aku tidak paham dengan ucapanmu, Kisanak.Mungkin kau salah orang.Tolong bebaskan gadis itu dari totokan.Setelah itu kita bisa bicara,agar jelas ujung pangkal persoalannya"
"Tidak!" Jawab Si Buta.Semua sudah sangat jelas.Perbuatan keji yang kau lakukan terhadap satu keluarga kerabat Sultan Banten,telah menunjukkan siapa dirimu.Kau pemuda biadab yang bersembunyi di balik pakaian putih,lambang kesucian.Namamu besar,namun perangaimu buruk.Tidak pantas menyandang gelar seorang Pendekar yang katanya pembela kebenaran!"
"Kisanak ...?!" Wiro menyeringai.Semakin bingung mendengar perkataan lelaki buta berpakaian kulit ular itu. "Mungkin aku terlalu tolol untuk mencerna kata-katamu.Tapi demi Allah, Sang Pencipta Jagat Raya, sungguh aku menolak tuduhanmu.Aku tidak pernah melakukan perbuatan seperti itu"
"Baik ..." Jawab Si Buta. "Segala macam alasan dari mulutmu,bisa kau sampaikan nanti di hadapan Sultan Banten.Dan sebelum para prajurit Banten datang menjemputmu, aku Barda Mandrawata,Si Buta Dari Gua Hantu yang akan lebih dulu meringkusmu!"
Wuuut!
Satu sambaran keras menyabet ke arah kepala,saat Wiro hendak membuka mulut untuk menjawab.
Hampir saja batok kepala Wiro Sableng remuk dihantam tongkat,jika dia tidak cepat melompat selamatkan diri.
Disinilah titik awal pertarungan dua pendekar itu dimulai.
Wiro Sableng dan Si Buta Dari Gua Hantu.Dua pendekar dari latar berbeda,namun sama-sama punya nama besar di dunia persilatan.
Sama hebat,sama kuat,sama tangguh.Hingga pada akhirnya penulis tak tahu lagi,bagaimana harus menceritakan tentang pertarungan keduanya.Maka dari itu,lebih baik cerita ngawur ini kita akhiri saja.
----------------------- T A M A T -----------------
*
* *
WARNING :
Cerita ini Hanya untuk hiburan semata.
Dipersembahkan Khusus untuk seluruh pengemar serial wiro sableng pendekar kapak maut naga geni 212. Karya Bastian Tito.
0 $type={blogger}: