Dogecoin vs Shiba Inu: Apakah Ini Kesempatan atau Tipuan?
Apakah pernah terpikir olehmu untuk menjadi seorang miliuner hanya dengan memiliki token berbentuk anjing imut? Di dunia mata uang kripto, impian tersebut pernah benar-benar terwujud. Harga dari kedua jenis token ini bisa melonjak drastis hanya karena sebuah tweet dari seseorang ternama, membuatnya menjadi lambang ketidakstabilan pasar aset digital. Namun di tengah... hype yang memudar, apakah tetap wajar menginginkan kekayaan cepat dari koin meme?
Dua nama terkenal di kategori ini ialah Dogecoin (DOGE) dan Shiba Inu (SHIB), dua jenis mata uang digital dengan tema anjing yang kerap menarik perhatian pada setiap siklus pasar. bullish Meskipun keduanya pernah meraih laba yang signifikan serta melahirkan beberapa investor beruntung, dasar nilai mereka tetap lemah. Selanjutnya, apakah kedua belah pihak masih bisa menghasilkan orang kaya dari harga saat ini? Baca penjelasan lengkapnya seperti yang dikabarkan oleh... Yahoo! Finance.
1. Kebenaran di balik angka 2. Informasi tersembunyi dalam data 3. Makna yang tersimpan pada bilangan 4. Rahasia di balik statistik 5. Nyata di balik jumlah tersebut
Agar investasi senilai Rp160 juta (sekitar 10 ribu dolar AS) berubah menjadi Rp16 miliar (sama dengan 1 juta dolar AS), harga harus naik hingga 100 kali lipat. Jika saat ini harga Dogecoin berkisar di angka 0,22 dolar AS, maka nilai token ini perlu meningkat ke level 22 dolar AS agar bisa mencapai tujuan tersebut.
Dengan jumlah DOGE yang beredarnya melebihi 150 miliar, artinya nilai pasarnya seharusnya sudah mengungguli perusahaan besar di seluruh dunia. Namun saat ini, kapitalisasi pasar Dogecoin hanya berkisar pada 34 miliar dolar AS — naik hingga tingkat tersebut terdengar sangat sulit untuk dicapai.
Di sisi lain, Shiba Inu menghadapi kendala yang lebih berat. Dengan nilai pasar sekitar 8 miliar dolar Amerika Serikat, agar mencapai valuasi senilai 13.500 triliun rupiah (setara dengan 830 miliar dolar AS), harga setiap token harus meningkat menjadi 0,0014 dolar AS. Bagi sebuah proyek yang tidak memiliki penghasilan riil maupun aliran uang tunai, tujuan tersebut hampir tak tercapai.
2. Minim utilitas, bergantung pada hype
Dogecoin maupun Shiba Inu tidak memiliki mekanisme pengembalian keuntungan ke pemegang token, seperti fee transaksi atau pendapatan protokol. Keduanya juga tidak punya ekosistem teknologi yang solid. Nilai mereka bergantung pada narasi viral, cuitan selebriti, atau janji pengembangan yang belum terealisasi.
Kenaikan harga memang mungkin terjadi, namun hanya dipengaruhi oleh perasaan atau emosi di pasar—yang cenderung tidak stabil. Saat antusiasme mulai reda, arus dana dapat hilang dalam waktu singkat. Pada sebagian besar situasi, untungnya justru dirasakan oleh para investor pertama, bukan mereka yang masuk kemudian.
Contohnya, investor yang membeli Dogecoin setelah penampilan Elon Musk di SNL pada Mei 2021 harus menunggu tiga tahun untuk kembali ke titik impas. Hal serupa terjadi pada Shiba Inu, di mana lonjakan harga pada Oktober 2021 menciptakan jutawan "sementara" yang akhirnya kehilangan sebagian besar kekayaan kertas mereka.
3. Dogecoin sedikit lebih baik
Walaupun keduanya tidak sempurna sebagai alat investasi, Dogecoin memiliki kelebihan dalam strukturnya. Bitwise telah mengirimkan permohonan ETF untuk DOGE secara langsung, dan peluang penyetujukan oleh SEC mulai terbuka lebih lebar.
Grayscale sudah menghadirkan kepercayaan khusus bagi Dogecoin sejak bulan Januari. Investasi instrumen institusi semacam ini memiliki potensi untuk menyerap pasokan yang ada di pasar umum, sehingga para investor tradisional dapat memperoleh Dogecoin melalui akun pialang mereka, bukan menggunakan dompet mata uang digital.
Ini membuat DOGE memiliki kesempatan yang lebih tinggi untuk mengalami peningkatan signifikan dalam harganya dibandingkan dengan SHIB. Di sisi lain, volum perdagangan harian Dogecoin yang melebihi USD300 juta memungkinkan para investor besar untuk berpartisipasi tanpa menyebabkan fluktuasi harga yang besar. Sementara itu, Shiba Inu semakin kehilangan likuiditasnya, terutama setelah pengurangan sebesar 80 persen dalam aktivitas pemilik dana besar pada bulan Mei lalu.
4. Apakah saham cocok sebagai bentuk investasi jangka panjang?
Kedua mata uang digital, Dogecoin dan Shiba Inu, tidak disarankan sebagai pilihan investasi jangka panjang. Keduanya cenderung dipengaruhi oleh tren spekulatif di pasar. Tetapi bila harus memilih satu dari keduanya, Dogecoin memiliki arah yang lebih terarah secara institusi dengan tingkat risiko yang agak lebih rendah.
Namun demikian, penting untuk disampaikan bahwa kemungkinan mengalami kerugian finansial sangat besar jika dibandingkan dengan kesempatan menjadi kaya secara tiba-tiba lewat mata uang digital berbasis meme. Para investor sebaiknya selalu melakukan penelitian menyeluruh serta mengevaluasi profil risiko mereka sebelum masuk ke pasar yang bersifat spekulatif ini.
Akhirnya, Dogecoin dan Shiba Inu lebih pantas dianggap sebagai kupon undian digital daripada bentuk aset investasi yang nyata. Meskipun terdapat peluang untung, namun juga dilengkapi dengan resiko yang cukup tinggi. Bila Anda masih ingin mengambil kesempatan, pastikan dana yang digunakan merupakan uang sisa—bukan modal untuk masa depan. Di dunia mata uang berbasis meme, sesuatu yang populer bisa naik pesat... tetapi biasanya yang gagal malah merugi banyak.
Pola Penurunan Koin Digital, Harga Shiba Inu Justru Mencapai Rekor Tertinggi Baru 5 Mata Uang Alternatif yang Mengalami Peningkatan Harga Terbesar pada Tahun 2024, Termasuk Dogecoin! Apa itu Dogecoin yang logo-nya digunakan sebagai ikon baru Twitter?
Gabung dalam percakapan