Tak Cuma Gudang Garam, Agen Tembakau Juga Geram Lantaran Penjualan Rokok Menurun

KMI NEWS , Jakarta - Bukan hanya perusahaan raksasa seperti PT Gudang Garam Tbk, yang diyakini telah menurunkan pembelian tembakau lantaran pengurangan dalam penjualannya. rokok Para pedagang ritel tembakau dan pembuat rokok linting dewa (tingwe) dituduh melakukan tindakan serupa tersebut pula.

Seorang agen rokok bernama Hari Tobacco yang berlokasi di Pancoran, Jakarta Selatan, contohnya saja telah melihat penurunan pendapatan sebesar setengahnya. "Pendapatan kami terhadap produk rokok ini merosot menjadi 50 persen," ungkap pihak Hari Tobacco seperti dilansir. Tempo Pada hari Selasa, tanggal 17 Juni tahun 2025.

Dia mengatakan bahwa penyebab utama penurunan penjualan tembakau tersebut adalah semakin meluasnya distribusi rokok illegal di pasar. Rokok-rokok ini tidak dikenakan pajak. cukai Ini memberikan harga yang jauh lebih rendah, meskipun bila dibandingkan dengan rokok tingwe.

Faktor kedua adalah mulai bergesernya preferensi konsumen yang semula melinting rokok sendiri (rokok tingwe) dan beralih ke rokok jadi. Dua faktor tersebut yang dinilai membuat daya tarik rokok tingwe memudar.

Kondisi yang mirip pun dirasakan oleh petugas penjualan tembakau Queenbee di wilayah Bantar Gebang, Kabupaten Bekasi Timur Regency (BTR). Seorang wakil dari petugas penjualan tersebut mengatakan bahwa banyaknya rokok ilegal merupakan alasan utama kemunduran bisnis mereka.

Sebelumnya, PT Gudang Garam dikabarkan kembali tidak membeli tembakau dari Kabupaten Temanggung pada musim panen 2025. Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Temanggung, Agus Setyawan usai mengunjungi kantor produsen rokok tersebut.

“Kami kemarin visit Industri yang sebelumnya bertanya tentang pembelian tembakau dari Temanggung kembali mengonfirmasi bahwa hingga tahun 2025 mereka belum berniat untuk membeli, demikian ungkap Agus lewat panggilan telpon pada hari Senin, tanggal 16 Juni 2025.

Agus mengatakan bahwa pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Gudang Garam tanggal 10 Juni lalu semakin meyakinkan tentang kemungkinan perusahaan tersebut tidak akan membeli daun tembakau asal Temanggung untuk musim tanam tahun ini. "Kemungkinannya, pembelian untuk musim panen 2025 tidak akan dilakukan," katanya. statement "Gudang Garam beberapa hari yang lalu," katanya.

Keadaan yang sama berulang di tahun 2024. Perusahaan rokok berasal dari Kediri tersebut juga enggan membeli tembakau dari Temanggung. "Pada tahun 2024 sudah tidak ada pembelian," katanya.

Agus menyebutkan bahwa pengurangan penyertaan tembakau disebabkan oleh berkurangnya penjualan rokok. Peningkatan pajak telah mendorong kenaikan harga rokok, yang pada gilirannya membuat pembeli beralih ke produk perokok dengan harga lebih terjangkau.

Di sisi lain, penyebaran rokok illegal kian meningkat. "Sebetulnya, keputusannya tidak terletak pada pihak kabupaten karena masalah tembakau ada di tingkat pemerintahan pusat,"

Meski demikian, walaupun Gudang Garam tidak berpartisipasi dalam pembelian tembakau, beberapa perusahaan rokok lain masih menunjukkan ketertarikan. "Djarum sekitar empat ribu ton atau kurang lebihnya. Sejumlah pabrik kecil telah mengungkapkan niat mereka untuk membeli," jelasnya.

Kabupaten Temanggung memproduksi antara 9.000 sampai dengan 10.500 ton tembakau per tahun. Akan tetapi, wilayah-wilayah lain termasuk Wonosobo, Kendal, Magelang, dan bagian dari Boyolali juga terlibat dalam jaringan perdagangan tembakau Temanggung.

Jamal Abdun Nashr menyumbang untuk penyusunan artikel ini.