Penurunan Daya Beli Mempengaruhi Pasar Emas

KMI NEWS , Jakarta - PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) menyebutkan bahwa hasil penjualannya adalah emas Produk perusahaannya juga ikut merasakan dampak dari penurunan kemampuan konsumen untuk membeli. Akan tetapi, Hartadinata telah bersiap dengan cara memberikan atau menyalurkan bantuan. produk yang cocok dengan situasi saat ini.

Kepala Eksekutif Sandra Sunanto menegaskan bahwa Hartadinata turut mempersembahkan bobot yang lebih rendah atau disesuaikan dengan kemampuan finansial publik. Ia menjelaskan adanya pengurangan pada kapabilitas pembelian konsumen untuk barang-barang perhiasan tersebut. "Pengurangan kapabilitas belanja masyarakat secara tidak langsung berpengaruh pada ukuran gram yang dapat dipertimbangkan oleh orang-orang baik itu untuk jenis-jenis perhiasan ataupun emas batangan," ungkapnya saat membuka informasi kepada Bursa Efek Indonesia, Selasa, 17 Juni 2025. Dia melanjutkan, "Dengan merosotnya kapabilitas belanja ini, efek paling mencolok ditemui pada permintaan akan kalung dan cincin."

Sejak terjadi pandemik Covid-19 sampai saat ini, Sandra menyebutkan bahwa permintaan produk emas di tokonya mengalami kenaikan. Walaupun demikian, penjualan perhiasannya justru merosot. Pada tahun 2025 nanti, pemasukan yang berasal dari emas akan mencakup 80% dari total pendapatan Hartadinata, sementara sisanya atau 20%, datang dari penjualan perhiasan.

Sandra menjelaskan bahwa Hartadinata tetap berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan kemampuan finansial setiap individu. "Tim kami aktif dalam mencoba memenuhi harapan publik sesuai dengan kapasitas pasar atau tingkat pembelian yang ada pada masyarakat saat ini," ungkapnya.

Pada tahun ini, Hartadinata juga mengalokasikan modal usaha sebesar 150 miliar. Dana ini bakal digunakan untuk integrasi pabrik, termasuk bangunan dan mesin.

Sebaliknya, Hartadinata berharap untuk meningkatkan pendapatan sebesar 47% menjadi sekitar Rp 27 triliun. Dalam angka tersebut, dia bertujuan meraih keuntungan bersih senilai Rp 600 miliar yang merupakan peningkatan sebesar 35%.

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebelumnya juga menaksir bahwa saham perusahaan penghasil emas bisa menjadi opsi investasi jangka pendek berdasarkan kemungkinan kenaikan harga komoditas logam mulia dunia. Prediksinya, nilai emas akan tetap naik seiring dengan peningkatan ketidakstabilan geopolitik serta kondisi makroekonomi secara global.

Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia Farras Farhan mengatakan harga emas masih bisa menguat hingga US$ 3.500 per troy ounce dalam periode tiga bulan ke depan. “Kami masih optimis harga emas masih bisa menguat pada periode 1-3 bulan ke depan, karena ketidakpastian globalnya masih tinggi,” kata dia dalam Media Day di kantornya, Jakarta, pada Kamis, 12 Juni 2025.

Harga logam mulia emas di pasar internasional saat penutupan minggu terakhir mencapai sekitar US$ 3.340 per troy ounce. Jika dibandingkan dengan level akhir tahun 2024 yang berada dalam jangkauan US$ 2.620 per troy ounce, nilai emas telah meningkat secara signifikan melebihi 27%.

Farras menyebutkan pula bahwa kemungkinan kenaikan harga tetap bisa berlangsung mengingat perkiraan rata-rata harga emas untuk setahun mendatang diperkirakan bisa naik hingga US$ 3.100 per troy ounce. Di sisi lain, sepanjang tahun ini, nilai rata-rata harga emas belum melampaui angka US$ 3.000 per troy ounce.