PAM Mineral (NICL) Bagikan Dividen Interim Rp 159,53 Miliar, Begini Jadwalnya

KMI NEWS.CO.ID - JAKARTA PT PAM Mineral Tbk ( NICL ) akan mengumumkan pembagian dividenden sementara pada tahun 2025 bagi para pemilik sahamnya.
Perusahaan di bawah kendali Christopher Sumasto Tjia merencanakan untuk membayar dividen interim pada tahun 2025 dengan jumlah Rp15 per lembar saham, yang keseluruannya mencapaiRp159,53 miliar.
Apabila dibandingkan dengan laba bersih pada masa lalu NICL per Maret 2025 yang mencapai angka Rp193,13 miliar, payout ratio Untuk dividen interim itu setara dengan 82,60 persen.
Secara umum, NICL melaporkan pendapatan senilai Rp 543,91 miliar untuk triwulan pertama tahun 2025, meningkat tajam sebanyak 365,68% jika dibandingkan dengan jumlah pada tahun 2024 yang mencapai Rp 116,79 miliar saja.
Selain itu, laba bersih NICL mencapai Rp 192,85 miliar pada kuartal I-2025, terbang 1.481% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 12,19 miliar.
Berikut adalah jadwal pembagian dividen untuk NICL yaitu cum date di pasar reguler serta di pasar negosiasi pada tanggal 20 Juni 2025.
Ex dividen untuk pasar reguler dan perdagangan negosiasi jatuh pada tanggal 23 Juni 2025, menjadikan batas akhir daftar pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen adalah hingga pukul 16.00 WIB pada 24 Juni 2025. Dividen dari NICL akan dibayarkan pada tanggal 30 Juni 2025.
Direktur Utama NICL, Ruddy Tjanaka menyampaikan, selama tiga tahun terakhir, NICL konsisten membagikan dividen.
Dividend Payout Ratio (DPR) NICL sebesar 19,42% untuk dividen tahun buku 2022 yang bernilai Rp29,17 miliar, meningkat menjadi 137,18% untuk dividen tahun buku 2023 dengan nilaiRp37,22 miliar, dan mencapai 40,04% untuk dividen tahun buku 2024 yakni setara dengan Rp127,62 miliar.
Bagi hasil sementara ini didukung oleh rekam jejak perusahaan dalam membayar bagihasil, tampaknya mendapatkan respons yang baik dari pasar.
Hal itu tercermin sejak awal tahun saham NICL tercatat telah mengalami penguatan hampir 400% saat pengumuman pembagian dividen interim pada 12 Juni 2025. Saat itu, saham NICL ditutup di posisi Rp 1.275 per saham, sehingga dividen interim ini memiliki dividend yield sebesar 1,18%.
“Pencapaian ini merupakan hasil dari langkah strategis yang diterapkan perseroan dalam menghadapi kondisi pasar yang dinamis,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima KMI NEWS, Senin (16/6).
Ruddy menegaskan, kondisi keuangan NICL dalam kondisi baik, yang mana kebutuhan operasional dapat dipenuhi dari dana kas internal yang saat ini dalam kondisi surplus.
"Oleh karena itu, pembagian dividen sementara ini tidak akan mengganggu aktivitas operasional Perusahaan dan masih bisa memenuhi kewajibannya terhadap para kreditur," ujarnya.
Di masa depan, NICL juga telah merencanakan berbagai strategi guna mendukung pertumbuhan bisnis, mencakup periode singkat dan jangka waktu yang lebih lama.
Sebentar lagi, perusahaan tersebut berencana untuk meneruskan aktivitas pengeborannya demi meningkatkan stok sumber daya mineralnya. Produksi yang diharapkan pada tahun 2025 adalah sekitar 809.875 WMT, dan ambisi mereka sesuai dengan izin usahanya mencapai angka 1.798.791 WMT.
Pada saat yang sama, target volume penjualannya diperkirakan akan menjangkau 2,6 juta ton biji nikel berisi antara 1,3% hingga 1,65% Nikel.
Sejalan dengan itu, perusahaan juga memperkuat penerapan prinsip (Environmental, Social, and Governance) ESG dan (Good Corporate Governance) GCG, serta melaksanakan pembaruan pada analisis kelayakan, meningkatkan kapasitas produksi perusahaan anak, dan merawat laboratorium QAQC.
“Digitalisasi sistem turut dilakukan melalui pengembangan bank data berbasis algoritma. Perseroan juga menargetkan penyelesaian akuisisi PT Sumber Mineral Abadi dalam waktu dekat,” katanya.
Sementara, untuk strategi jangka panjang, NICL bakal fokus pada eksplorasi berkelanjutan, peningkatan produksi melalui modifikasi cuaca dan perpanjangan IUP hingga 2035, serta melakukan revisi dokumen feasibility study (FS) dan AMDAL.
Secara marketing, perusahaan ini berencana untuk mengembangkan jejaringnya ke smelter dan pedagang di wilayah Sulawesi sampai Halmahera. Pada saat bersamaan, kesempatan kerjasama strategis terus ditawarkan agar dapat mendorong pertumbuhan lebih cepat serta membentuk nilai tambahan.
"Dengan tindakan itu, NICL yakin bisa menjamin pertumbuhan yang berlanjut dan meningkatkan sumbangan mereka pada sektor industri beserta para stakeholder," jelasnya.
Gabung dalam percakapan