Deret Prestasi Indonesia dalam Olahraga Beladiri di Kancah Internasional

KMI NEWS Sekretaris Jenderal KONI Pusat, Drs Tb Lukman Djajadikusuma, selaku pendiri PON Beladiri mengatakan bahwa sumbangsih cabang olahraga beladiri dalam SEA Games 2023 di Kamboja mendapat sekitar 30% dari jumlah medali emas Indonesia secara keseluruhan.

Berikut informasinya, bidang olahraga bela diri dari Indonesia sukses mencapai keberhasilan dalam skala global. Ini terjadi saat Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) memperoleh 11 medali emas, 9 perak, serta 8 perunggu, menjadikan Indonesia sebagai pemenang utama di Kejuaran Dunia Pencak Silat tahun 2022 atau 19th World Pencak Silat Championship 2022 yang berlangsung di Malaysia. Atlet pencak silat bernama Mujadidi Faiza Adham berhasil menyabet gelar pertama di ajang World Pencak Silat Championship 2024 yang diselenggarakan di Abu Dhabi.

Selama SEA Games 2023 di Kamboja, para pejuang gulat dari Indonesia berhasil mencatatkan pencapaian luar biasa dengan mengumpulkan enam medali emas, enam medali perak, serta dua medali perunggu. Sementara itu, Ikhsan Apriyadi, seorang juara judo asal Indonesia, juga memberikan kontribusi berupa satu medali emas dalam ajang SEA Games 2021 yang diselenggarakan di Vietnam.

Djarum Foundation serta Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) pusat berkolaborasi dengan PT Perada Swara Productions secara resmi menandatangi kesepakatan kerjasama di markas KONI pusat di Senayan, Jakarta, pada hari Selasa tanggal 17 Juni tahun 2025. Kerjasama ini bertujuan untuk mensupport pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Bidik Martial Arts edisi tahun 2025 yang direncanakan diselenggarakan bulan Oktober nanti di GOR Djarum Kaliputu, Kudus, Provinsi Jawa Tengah.

Letnan Jenderal TNI Purnawirawan Marciano Norman, Ketua Umum KONI Pusat, menyambut baik dukungan total dari Djarum Foundation untuk penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) Beladiri pada tahun 2025 di Kudus. Kerjasama erat antara sektor swasta dan organisasi induk dalam mendukung pengembangan olahraga prestasi ini diharapkan bisa berlangsung dengan sukses, serta mencetak atlet-atlet handal yang nantinya akan membanggakan negara kita di arena kejuaran multievent bertaraf internasional bergengsi tersebut.

"Djarum Foundation pantas mendapatkan penghargaan tertinggi karena telah mengambil tindakan nyata dan berkesinambungan untuk mensupport cabang olahraga di tanah air. Mendukung PON Beladiri 2025 merupakan elemen krusial dalam kerjasama kolektif guna menciptakan iklim olahraga yang sehat, kompetitif, serta berhasil," ungkap Marciano Norman pasca kegiatan penanda-tanganan perjanjian kerjasama bagi PON Beladiri 2025.

PON Beladiri yang akan berlangsung pada tahun 2025 nanti bakal mengumpulkan 10 jenis cabang olah raga pertempuran termasuk pencak silat, tarung derajat, karate, taekwondo, luta bebas, judo, jujutsu, sambo, kempo, dan juga wushu. Yang membuat acara tersebut istimewa adalah semua biaya untuk PON Beladiri 2025 dijamin oleh kerjasama antara sektor privat, bukannya menggunakan anggaran negara.

Ini adalah Pekan Olahraga Nasional (PON) Bidikar untuk kali pertama yang direncanakan oleh KONI sebagai langkah membuka kesempatan kerjasama dengan pihak luar. Untuk acara PON Bidikar ini secara total dibiayai oleh sektor swasta. Kami optimis dan meyakini bahwa rekam jejak Djarum Foundation dalam mendidik atlit serta menggelar turnamen olahraga akan sangat membantu suksesnya PON Bidikar tahun 2025 sesuai harapan mencetak atlet beladiri unggulan bagi bangsa," penjelasan Ketua Umum KONI Pusat sambil menyampaikan tujuan menjalankan misinya untuk merentangkan sayap mandirinya.

Sebagai salah satu acara multisport tingkat nasional, Pekan Olahraga Nasional (PON) Bidikdiri tahun 2025 merupakan bagian dari empat event baru yang direncanakan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) pusat, termasuk Indonesia Beach Games/PON Pantai, Indonesia Indoor Games/PON Indoor, serta Indonesia Youth Games/PON Remaja. Tujuan utamanya adalah mengembangkan lingkup persaingan secara lebih luas, meningkatkan jumlah turnamen nasional demi mencetak atlet-atlet berprestasi internasional, dan merespons batasan tempat penyelenggaran bagi olahraga beladiri non-Olimpiade yang tak dimasukkan dalam agenda PON XXII/2024 di Nusa Tenggara Timur - Nusa Tenggara Barat. Perlu dicatat bahwa pada edisi sebelumnya yaitu PON XXII/2024 di wilayah tersebut, hanya disoroti jenis-jenis olahraga Olimpiade sesuai dengan Rencana Besar Strategis Olahraga Nasional (RBSON), ditentukan juga oleh pemilik tuan rumah.

"Pada PON XXII/2028 Nusa Tenggara Timur-Nusa Tenggara Barat, kami berusaha untuk semakin memfokuskan diri pada cabang olahraga Olimpiade. Oleh karena itu, KONI Pusat perlu menemukan solusi agar cabang olahraga lain yang tidak termasuk dalam agenda PON masih memiliki sebuah even multisport nasional sebagai indikator penilaian dari upaya pembinaan yang telah dilaksanakan oleh pengelola provinsi cabang olahraga tersebut, KONI Propinsi, dan KONI kabupaten/kota dengan atlet mereka bertarung di PON Beladiri," terangkan Ketua Umum KONI Pusat.

“Tidak akan lahir juara tanpa kompetisi,” tegas Marciano. “Satu tekad kita bersama mewujudkan PON Beladiri yang suatu saat nanti kita harapkan melahirkan atlet bela diri berprestasi dunia,” harap Ketum KONI Pusat. *

Baca berita KMI NEWSlainnya di GOOGLE.NEWS