Anwar Hafid dan Kadin Bertekad Memperkokoh Perekonomian Lokal, Fokus Utama pada Sektor Perikanan, Pertanian, dan UMKM
Laporan Jurnalis dari KMI News, Zulfadli
KMI News, PALU - Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, mengukuhkan janjinya untuk meningkatkan kerjasama antar berbagai bidang guna mendukung perkembangan perekonomian lokal.
Itu dikemukakan ketika memberi audens kepada pengurus daerah Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Tengah dalam ruangan kantornya, Rabu (18/6/2025).
Pada rapat itu, Ketua Kadin mengenalkan tim pengurus baru yang dihasilkan dari restrukturisasi tahun 2024 dan menegaskan dukungannya sepenuhnya kepada Program 9 Berani sebagai pedoman untuk kemajuan Provinsi Sulawesi Tengah.
"Kadin tidak hanya datang sebagai mitra resmi, tetapi juga sebagai pendorong ekonomi nyata dalam masyarakat," kata Ketua Kadin Sulawesi Tengah, M Nur Dg Rahmatu.
Merespon hal itu, Gubernur Anwar Hafid dengan senang hati menyambut semangat kolaborasi dan menegaskan kebutuhan akan kerja sama nyata yang dapat memacu pengembangan potensi wilayah hingga optimal.
Dia juga menggarisbawahi sektor perikanan dan pertanian sebagai dua prioritas utama yang harus diberi fokus khusus.
"Sulawesi Tengah memiliki kesempatan yang luar biasa, namun hingga kini belum dieksplorasi sepenuhnya. Kami perlu membangun perekonomian setempat melalui kerja sama yang konkret," katanya.
Menurut dia, sektor pertanian di Sulawesi Tengah sudah menampilkan prestasi baik dengan menghasilkan sisa beras sebanyak 67 ton.
Sementara itu, di sektor perikanan, pemerintah provinsi terus mendorong peningkatan produktivitas dengan menekan praktik illegal fishing yang merugikan nelayan dan merusak ekosistem laut.
“Kita ingin hasil laut meningkat, tapi juga menjaga keberlanjutan ekosistem. Maka penindakan illegal fishing sangat penting,” jelasnya.
Namun, di tengah optimisme tersebut, Gubernur juga mengungkap tantangan besar yang tengah dihadapi, yakni defisit pasokan listrik sebesar 1.600 megawatt (MW).
Kelangkaan energi ini diidentifikasi sebagai rintangan terbesar untuk percepatan pembangunan area industri serta menggaet modal asing.
Dia juga mendorong pengusaha setempat, terutama Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), agar berperan dalam menyediakan kebutuhan logistik dan pangan di area industrial, seperti yang ada di Morowali dan sekitarnya.
Menurutnya saat ini baru sekitar 20% bahan baku yang datang dari Sulawesi Tengah, sedangkan bagian lainnya masih didatangkan dari luar wilayah tersebut.
"Perlu kita rubah kebiasaan ini. Jika Usaha Mikro Kecil dan Menengah dapat memasok beras, telur, daging, bahkan sampai hidangan matang, maka roda perekonomian di daerah tersebut akan naik drastis," katanya.
Pihak pemerintah daerah, sambung dia, akan berfungsi sebagai mediator dalam mengembangkan jalan masuk ke pasar, meningkatkan kemampuan para pebisnis, serta menjamin lingkungan bisnis yang kondusif bagi wirausahawan setempat.
"Bila produksinya naik dan pasarnya aktif, niscaya penduduk bakal memperoleh pendapatan tambahan. Itulah dampak berantai yang kami dambakan," tandasnya.(*).
Gabung dalam percakapan