Saran Menteri Kesehatan: Jalani Gaya Hidup Sehat Agar Bisa Wafat Di Usia Lanjut
RB NEWS.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit mematikan seperti stroke dan serangan jantung.
Di Indonesia, menurut penjelasan dari Menteri Kesehatan yang ditemui di area Jakarta Pusat pada hari Rabu, umur harapan hidup rata-rata adalah 74 tahun. Namun, masa sehat dalam kehidupan penduduk Indonesia hanya mencapai 62 tahun. Menko menyampaikan, “Ini berarti penting bagi kita untuk mengonfirmasi bahwa setiap warga negara Indonesia, termasuk seluruh penduduk jakarta, dapat meninggal dunia dengan kondisi lebih tua daripada 74 tahun serta tetap menjaga kesehatannya.” Kata Budi.
Menurutnya, dengan begitu, masyarakat tidak perlu merasakan penderitaan seperti harus melakukan cuci darah dan hal-hal serupa lagi.
"Bila memungkinkan kita dapat menjalani kehidupan yang bahagia. Dipanggil oleh Tuhan, lalu meninggal dunia pada hari berikutnya di usia 99 tahun," ujarnya.
Untuk mencapai hal tersebut, maka masyarakat juga perlu menjalani hidup sehat sejak dini. Misalnya, dengan rutin berolahraga dan menghindari stres.
Budi pun menyambut baik diluncurkannya "Pasukan Putih" oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dengan adanya "Pasukan Putih", masyarakat akan lebih mudah mengakses layanan kesehatan.
Selain itu, hadirnya "Pasukan Putih" juga dapat membantu masyarakat untuk mendeteksi dini berbagai penyakit sehingga penanganannya akan lebih cepat.
"Karena 'Pasukan Putih' tugasnya jaga (masyarakat) jangan sampai sakit. Tetap sehat ya. Harus ingetin tidurnya cukup. Makan mesti diatur dan nggak boleh stres,” kata Budi.
Deteksi TBC
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menginginkan agar "Satuan Seragam Putih" dapat menjadi barisan depan dalam mendeteksi dini Tuberkulosis (TB) untuk penanganannya di Jakarta.
"Pasukan Putih" merupakan relawan yang dibentuk oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memberikan layanan kesehatan gratis untuk masyarakat. "Pasukan Putih" ini sepenuhnya bekerja untuk memberikan dukungan kesehatan yang ada di Jakarta.
"Tentunya semua penyakit termasuk TBC. Karena memang TBC sedang ada dan kita sedang menangani itu," kata katanya saat dijumpai di Jakarta Pusat, Rabu.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, kasus TBC di Jakarta memang cukup tinggi.
Salah satunya di Jakarta Timur. Berdasarkan data, terdapat 2.645 warga yang terjangkit TBC selama periode Januari-Maret 2025.

Ani menjelaskan, pengendalian TBC kini dilakukan berbasis komunitas yang melibatkan tenaga kesehatan hingga kader warga. Bahkan Jakarta sudah memiliki 274 RW yang statusnya sudah siaga TBC.
"Pasukan Putih" akan bekerjasama dengan ibu-ibu yang fungsinya sebagai kader TB untuk terus melakukan penemuan kasus. "Setelah penemuan kasus, mengedukasi masyarakat yang kontak erat dengan penderita TBC untuk mau diperiksa," kata Ani.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga meminta agar "Pasukan Putih" bisa memantau para pasien TBC agar rutin minum obat.
Sebab, kata Budi, pasien TBC perlu minum obat 4 hingga 5 macam selama enam bulan.
“Jadi begitu skrining, minum obat. Karena obatnya bisa menghentikan menular dan bisa menyembuhkan,” kata Budi.
Budi pun mengingatkan agar para pasien TBC tidak berhenti minum obat selama enam bulan. Sebab, jika berhenti di tengah, Budi mengatakan, tubuh akan kebal terhadap obat tersebut.

Tiga layanan kesehatan
Pemprov DKI Jakarta memperkenalkan tiga program baru termasuk "Layanan Rumahan untuk Lansia Jakarta" yang juga dikenal sebagai "Tim Seragam Putih", dengan tujuan membuat warga dapat lebih leluasa mendapatkan pelayanan medis.
Pelepasan fasilitas itu termasuk dalam salah satu dari 100 hari program "Quick Wins milik Pramono Anung dan Rano Karno".
"Pasukan Putih" merupakan pelayanan kesehatan bagi publik, khususnya para lanjut usia," ungkap Pramono ketika ditemui di Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, Rabu.

Untuk orang yang berusia di atas 18 tahun, seperti mereka yang menghadapi masalah diabetes atau strok dan seterusnya, tim medis "Pasukan Putih" ini akan menyediakan pelayanan kesehatan.
Pramono pun menghadirkan pelayanannya yang baru berupa "JakCare" dan "JakAmbulans".

"JakCare" merupakan layanan konsultasi yang berfokus pada kesehatan jiwa masyarakat. Melalui layanan ini, masyarakat dapat melakukan konseling langsung dengan tenaga psikolog klinis melalui aplikasi JAKI atau telepon.
Sampai hari ini, "JakCare" sudah melayani 104 penelpon. Layanan ini dapat diakses 24 jam, namun rata-rata layanan ini diakses di atas jam 14.00 WIB dengan delapan hingga 10 penelepon per hari.
Terbanyak merupakan warga yang mengeluhkan tentang kasus bunuh diri. Berkat layanan ini, bahkan dua warga yang hampir bunuh diri berhasil diselamatkan.
"Saya terkejut tadi JakCare berhasil mencegah dua insiden upaya bunuh diri di Jakarta. Salah satunya dengan mengonsumsi racun dan lainnya dengan menusuk pembuluh darah. Ini membuktikan bahwa program yang kita rancang semoga dapat memberikan manfaat untuk penduduk Jakarta," ungkap Pramono.
Sementara untuk layanan "JakAmbulans", Pemprov DKI Jakarta menyiapkan 86 ambulans "advance" (dilengkapi alat medis) dan 17 Unit Reaksi Cepat (URC) berupa sepeda motor untuk menjangkau masyarakat di lokasi-lokasi yang sulit dijangkau dengan mobil.
Bagi masyarakat yang membutuhkan layanan ini dapat menghubungi 112, 119 atau melalui aplikasi JAKI.
Gabung dalam percakapan