Rahasia Terkuak: Protein Ini Dapat Menambah Usia Manusia Hingga 16 Tahun Lebih Muda
SABACIREBOPN - BARCELONA – Upaya ilmuwan dunia mengungkap rahasia umur panjang kini memasuki babak baru. Sebuah studi mutakhir dari Universitas Barcelona mengungkapkan temuan luar biasa: protein bernama klotho terbukti mampu memperpanjang usia secara signifikan.
Dalam penelitian yang dipublikasikan Rabu (13/5) dan dikutip dari Medical Daily , para peneliti menyuntikkan protein klotho ke dalam tubuh tikus laboratorium. Hasilnya, tikus yang menerima suntikan tersebut hidup 20 persen lebih lama dibanding tikus yang tidak disuntik, atau dari rata- rata 26,3 bulan menjadi 31,5 bulan.
Jika diterjemahkan ke dalam usia manusia yang diasumsikan berumur hingga 80 tahun, tambahan usia tersebut setara dengan 16 tahun masa hidup ekstra.
Lebih dari sekadar memperpanjang usia, klotho juga berperan penting dalam memperlambat proses penuaan. Studi menunjukkan bahwa protein ini membantu menjaga kekuatan otot, kepadatan tulang, serta fungsi kognitif otak seiring bertambahnya usia.
" Temuan ini membuka jalan baru dalam terapi anti- penuaan dan memperpanjang masa hidup sehat manusia," kata salah satu peneliti.
Para ilmuwan kini tengah mengkaji potensi klotho untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai terapi pada manusia, meskipun uji klinis lebih lanjut masih dibutuhkan.
Penemuan ini menambah deretan inovasi medis yang mendekatkan umat manusia pada impian hidup sehat lebih lama.
Selanjutnya, tikus yang mendapatkan perlakuan dengan protein tersebut juga memperlihatkan peningkatan kekuatan otot dan tulang, serta memiliki risiko fibrosis (bekas luka pada otot) yang lebih rendah, ditambah proses pemulihan yang lebih baik daripada mereka yang tidak menjalani perawatan tersebut.
Walaupun hasil yang diterbitkan di jurnal Molecular Therapy terlihat menggembirakan, aplikasiannya pada manusia kemungkinan akan membutuhkan lebih banyak waktu serta uji coba klinik yang ekstensif.
Ruang lingkup dari penelitian yang ada hanya mencakup uji coba pada tikus, yang bisa sangat bervariasi di antara jenis spesies. Selanjutnya, sebelum terapi berbasis klotho dapat diterapkan kepada manusia, perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut mengenai aspek keselamatan, dosis yang tepat, serta dampak dalam jangka waktu lama dari pengobatan tersebut. ***
Gabung dalam percakapan