Petani Diminta Manfaatkan Jerami Sebagai Pupuk Alami, tingkatkan Produksi dan Ketahanan Pangan

Melalui aktivitas ini, lahan sawah yang telah dipanen akan segera disiapkan lagi untuk penanaman selanjutnya. Untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan hijau, straws tidak dibakar atau dibuang, melainkan digunakan sebagai kompos.
"Ini adalah program penanaman ekstra yang bertujuan untuk mencapai ketahanan pangan. Setelah proses panen selesai, tanpa harus menunda lama-lama, area tersebut akan dipersiapkan lagi bagi musim tanam selanjutnya," jelas Yanuar Nasrullah, Petugas Pertanian dari Kecamatan Ciamis pada hari Minggu, 18 Mei 2025.
Walaupun menanam tanpa henti, ia mengingatkan para petani untuk tidak terlalu bergantung pada penggunaan pupuk kimia. Sebaliknya, disarankan untuk menggunakan pupuk organik sebagai pendamping, seperti contohnya jerami.
"Jangan buang jerami, tetapi kembalikannya ke ladang. Selain memupuk tumbuhan, hal ini juga akan mengentalkan dan memberi nutrisi pada tanah," katanya.
Penggunaan pestisida dan pemupukan berlebihan, dia melanjutkan, dapat menghancurkan kualitas tanah. Dia menjelaskan bahwa pestisida serta pemupukan ini sebagain besar bertujuan mendorong pertumbuhan tanaman, namun penting pula untuk memastikan bahwa tanah sebagai wadah bagi perkembangan tanaman tetap lestari dan subur.
"Harus ada keseimbangan penggunaan pupuk kimia dan organik. Pupuk organik bermanfaat bagi tanaman serta pada akhirnya tidak akan merusak lahan," terangkan Yanuar.
Pandangan bahwa pupuk organik kurang praktis masih berlaku.
Yang menjadi kendala, lanjutnya, banyak petani masih kental dengan anggapan pupuk organik memiliki volume besar. Hal itu berbeda dengan yang kimia, lebih praktis.
"Banyak pekerja di lapangan yang sudahصندFilterWhere sepuh (lanjut usia), sehingga menggunakan kimia menjadi lebih mudah. Kami terus menerangkan kepada para petani bahwa jerami tidak boleh dibuang atau dibakar. Sebaiknya dimanfaatkan sebagai pupuk organik," katanya.
Lebih lanjut, berkenaan dengan kegiatan luas tambah tanam, Yanuar mengatakan, hal tersebut bertujuan untuk meningkatan produksi pertanian. Dengan sehingga tersedia pasokan makanan yang memadai untuk warga masyarakat.
"Kehadiran pendapatan para petani berdasarkan hasil panennya pun mengalami peningkatan. Selain itu, perluasan area bercocok tanam tersebut menjadi bagian dari usaha untuk mencapai kemandirian pangan," terangnya.
Terpisah, para petani di daerah Sukamaju, Kecamatan Baregbeg meningkatkan intensitas penggunaan lahan sawah mereka. Pasca panen, tidak ada penundaan berarti dan area persawahan tersebut segera dikelola kembali.
"Sawah langsung ditambak setelah panennya selesai. Umumnya biasa menunggu periode yang cukup lama sebelum perawatan kembali," jelas Dedeh.
Saat sedang tanam padi, ia menyampaikan bahwa panen terdahulu lumayan baik. Ia menjelaskan, "Pemanenan kali lalu berjalan dengan lancar dan tak ditemui serangan hama." ***
Gabung dalam percakapan