Permintaan Maaf Bahlil untuk Pembuat Meme

Pernyataan Bahlil Lahadalia Mengenai Meme yang Menyerangnya
Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia akhirnya memberikan pernyataan terkait laporan yang dilakukan oleh dua organisasi sayap partainya, yaitu Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) dan Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), terhadap pembuat dan penyebar konten meme yang dinilai menghina dirinya. Laporan tersebut dibuat karena dianggap menyerang personal dan martabat Bahlil.
Bahlil menyampaikan bahwa ia meminta kepada para kadernya untuk berhenti melaporkan akun media sosial yang membuat meme mengenai dirinya. Ia telah memanggil Sekjen Partai Golkar Sarmuji untuk memberi arahan kepada kader-kader tersebut. Bahlil menekankan pentingnya kebijaksanaan dalam menangani situasi ini.
Permintaan Maaf dan Pengampunan
Bahlil menyebutkan bahwa beberapa akun media sosial yang dilaporkan sudah meminta maaf. Ia pun mengaku telah memaafkan pembuat dan penyebar meme yang menghina dirinya. Menurut Bahlil, sebagai manusia, ia merasa tidak pantas melampaui kehendak Ilahi. Ia percaya bahwa Allah SWT pasti akan memaafkan umat-Nya yang meminta ampun.
Ia juga menegaskan bahwa kritik terhadap kebijakan yang dikeluarkannya adalah hal yang biasa. Namun, ia tidak memungkiri bahwa beberapa meme tersebut sering kali mengarah ke ranah pribadi dan mengandung unsur rasisme. Meskipun demikian, Bahlil tetap memaafkan dan menganggap hal itu sebagai bagian dari kehidupan.
Kehidupan yang Dihadapi Sejak Kecil
Bahlil mengungkapkan bahwa ia sudah terbiasa dengan hinaan sejak kecil. Hal ini terjadi karena ia berasal dari kalangan biasa, bukan anak pejabat. Ia menceritakan bahwa ibunya bekerja sebagai buruh cuci di rumah orang, sementara ayahnya bekerja sebagai buruh bangunan. Hinaan itu sering dialaminya sejak masa SD.
Menurut Bahlil, hinaan tersebut tidak menjadi masalah bagi dirinya. Ia percaya bahwa kehidupan yang dijalaninya saat ini adalah hasil dari usaha dan kerja keras sendiri.
Tidak Ingin Meme Jadi Alat Intervensi
Di sisi lain, Bahlil menegaskan bahwa ia tidak ingin meme-meme tersebut digunakan sebagai alat untuk memobilisasi massa guna mengintervensi kebijakan pemerintah. Ia menekankan bahwa ia akan tetap bekerja membantu presiden dalam mewujudkan kedaulatan energi dalam negeri.
Sebagai menteri, Bahlil menyatakan bahwa ia akan bekerja sesuai arahan presiden untuk menjaga marwah negara dan memenuhi target kinerja pemerintah. Ia menegaskan bahwa ia tidak akan mundur, bahkan dalam kondisi apapun.
Prestasi yang Diraih
Salah satu bukti komitmennya adalah peningkatan lifting minyak dan gas bumi yang saat ini sudah di atas target APBN, setelah bertahun-tahun tidak pernah mencapai target. Selain itu, hilirisasi juga berjalan baik, serta pemasangan listrik desa yang terus berlanjut, sehingga semakin banyak desa yang kini terang-benderang.
Bahlil tidak memungkiri bahwa langkah-langkah maju dan berani ini akan diganggu oleh pihak-pihak yang dirugikan, yang selama ini serakah mengambil sumber daya alam. Namun, ia percaya bahwa gangguan tersebut justru menjadi vitamin untuk memperkuat semangatnya.
Pesan untuk Pembuat Meme
Bahlil memberikan pesan kepada para pembuat meme di media sosial. Dalam negara demokrasi, masyarakat harus memahami standar etika demokrasi yang berlaku saat menyampaikan pendapat. Ia menekankan bahwa hinaan tidak boleh ditujukan kepada penampilan atau ras seseorang.
Apalagi Indonesia memiliki beragam ras dan budaya yang berbeda-beda di setiap wilayah. Bahlil menegaskan bahwa semua saudara-saudara kita di Papua, Maluku, Kalimantan, dan NTT adalah bagian dari satu kesatuan bangsa Indonesia. Ia ingin Indonesia menjadi rumah bersama untuk satu bangsa, di mana hinaan terhadap penampilan seseorang tidak dapat dibenarkan.
Bahlil menegaskan bahwa kemuliaan seseorang tidak bisa dinilai dari penampilan fisik. Ia menambahkan bahwa tidak semua orang ganteng cerdas, dan tidak semua orang yang tidak sempurna tubuhnya jelek pikirannya. Yang bisa membedakan kemuliaan seseorang adalah Tuhan. Oleh karena itu, manusia tidak boleh melebihi batas kemampuan mereka dalam menilai orang lain.
Gabung dalam percakapan