MotoGP: Ketegangan Hujan Le Mans, Marc Marquez Dongkrak Ducati Lenovo ke Podium Kedua

RB NEWS — Balapan MotoGP Prancis di Le Mans 2025 berlangsung dramatis setelah hujan deras mengguyur lintasan sepanjang hari Minggu. Di tengah kondisi cuaca yang tak menentu, Marc Márquez tampil gemilang dan membawa Tim Ducati Lenovo finis di posisi kedua.

Start dari posisi kedua, Márquez langsung tancap gas sejak awal dan mempertahankan tempatnya di barisan depan.

Meski sempat dijatuhi penalti double long-lap dan harus masuk pit untuk mengganti motor, performanya tetap konsisten.

Cuaca yang terus berubah membuat keputusan pergantian motor menjadi kunci utama bagi para pembalap.

Márquez dengan cermat mengatur strategi dan memilih momen yang tepat untuk masuk pit dan beralih ke motor konfigurasi lintasan basah.

Setelah keluar dari pit, pembalap bernomor #93 itu kembali memburu posisi terdepan dan berhasil merangkak naik ke posisi kedua pada lap kesembilan.

Sejak saat itu, ia menjaga ritme dan mengelola balapan dengan cermat hingga bendera finis dikibarkan.

Márquez mengakui lima lap terakhir merupakan bagian paling menantang dari balapan. Dalam kondisi lintasan yang licin dan tanpa pembalap lain di sekitarnya, ia harus menjaga fokus penuh agar tak melakukan kesalahan.

Menurutnya, di cuaca seperti itu, potensi kehilangan kontrol bisa terjadi kapan saja. Tapi kali ini, motor bekerja dengan baik dan ia berhasil menghindari kesalahan sekecil apa pun demi mengamankan podium.

“Tujuan utama saya adalah tetap fokus sepenuhnya, karena dalam kondisi seperti ini, kesalahan sekecil apa pun bisa membuat Anda kehilangan balapan. Trek sangat licin namun tidak cukup basah untuk membuat ban bekerja secara optimal,” ujar Márquez seusai balapan.

“Bagian paling menantang dari balapan ini adalah lima lap terakhir, karena sangat penting untuk mengelola situasi — terutama secara mental — saat tidak ada pembalap lain di sekitar.”

“Motor bekerja sangat baik, tetapi dalam kondisi basah, Anda tidak pernah tahu apa yang bisa terjadi. Hari ini kami tidak melakukan kesalahan, dan saya senang dengan hasilnya, meskipun musim masih sangat panjang.”

Sebaliknya, rekannya satu tim di Tim Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, tidak begitu beruntung. Meskipun memulai balapan dari grid yang bagus, dia terjatuh secara signifikan dan akhirnya kehilangan banyak tempat dalam perlombaan tersebut.

Pada saat akan memasuki tikungan pertama, sejumlah pembalap melewatinya dan kemudian terjadilah tabrakan dengan Enea Bastianini. Akibatnya, Bagnaia jatuh dari motor miliknya yang akhirnya rusak parah sehingga ia dipaksa untuk kembali ke pit.

Walaupun berhasil melanjutkan lomba, performanya dengan motor Desmosedici GP tidak lagi optimal dan akhirnya dia hanya sanggup finish di urutan keenam belas.

Bagnaia menyesal atas kejadian itu karena ia yakin memiliki kesempatan untuk finish dalam posisi lima besar.

Dia juga menggarisbawahi kesulitan dalam perlombaan akibat penggunaan kombo ban yang beragam di antara para pembalap. Di situasi semacam ini, kecepatan setiap sepeda motornya dapat sangat bertolak belakang sehingga memperbesar potensi terjadinya bentrokan.

"Rencana saya dari awal selalu fokus pada jalurnya tak peduli apa yang terjadi. Namun sayang sekali, ketika memulai lomba saya malah melakukan spin yang cukup ekstrem sehingga membuatku perlu menekan gas," jelas Bagnaia seusai perlombaan.

Sesaat sebelum tikungan pertama, beberapa pembalap mendahului saya, kemudian terjadilah insiden dengan Enea (Bastianini). Kejadian semacam itu cukup wajar, apalagi ketika ada pembalap yang menggunakan ban hujan sementara yang lain mengenakan ban kering di lintasan yang sama -- hal tersebut membuat kecepatannya menjadi tidak seragam.

Saya merasa kesedihan karena jika saja saya dapat terus bertaruh dalam perlombaan tanpa perlu kembali ke pit gara-gara kendala pada motornya, kemungkinan besar posisi kelima telah berhasil diraihku. Tetapi sayang sekali, segalanya tak berlangsung seperti yang kita duga hari ini.

Sementara itu, podium ketiga diisi oleh Fermín Aldeguer dari Tim Gresini Racing, yang juga menunggangi motor Ducati. Ini menjadi podium utama pertamanya di kelas MotoGP dan pencapaian penting bagi tim satelit Ducati tersebut.

Dengan hasil ini, Marc Márquez kembali memimpin klasemen kejuaraan dunia MotoGP dengan raihan 171 poin. Ia unggul 22 poin atas saudaranya sendiri, Alex Márquez, yang menempati posisi kedua dalam klasemen sementara.

Bagnaia, yang awalnya merupakan salah satu calon kuat untuk gelar juara, saat ini tergeser ke peringkat tiga klasemen dengan tertinggal 51 poin dari Márquez. Keandalan akan menjadi faktor penting bagi kesempatan dirinya pada paruh kedua musim 2025 nanti.

Dari sisi tim, Ducati Lenovo masih memimpin klasemen tim dengan total 291 poin. Sementara Ducati sebagai pabrikan tetap mendominasi klasemen konstruktor dengan 217 poin, unggul jauh dari kompetitor lainnya.

Balapan di Le Mans menegaskan kondisi cuaca menjadi faktor penentu yang tak bisa dianggap sepele. Siapa yang paling cepat beradaptasi dengan perubahan, dialah yang akan keluar sebagai pemenang.

Para pembalap dan tim kini bersiap menyambut seri ketujuh musim ini yang akan digelar di Silverstone, Inggris. Grand Prix Inggris dijadwalkan berlangsung mulai 23 Mei dan akan menjadi ajang pembuktian berikutnya bagi Márquez dan Ducati.

Dengan cuaca yang diprediksi juga tak stabil di Silverstone, drama serupa bisa saja terulang. Namun, performa Márquez di Le Mans telah memberi sinyal kuat ia siap bersaing dalam segala kondisi.

Musim MotoGP 2025 belum berakhir dan masih banyak kesempatan untuk kejutan. Namun, sudah jelas bahwa Marc Márquez bersama tim Ducati Lenovo tidak hanya menjadi lawan yang patut diwaspadai, tetapi juga calon serius untuk gelar juara dunia.