Mengapa Bercerita di Twitter Terasa Lebih Nyaman Daripada pada Teman Sendiri?

RB NEWS Pernakah kalian merasakan lebih ringan setelah membagikan pikiranmu melalui tweet dibandingkan berbicara langsung dengan teman dekat? Mungkin juga ada dari kalian memiliki akun alternatif penuh dengan keluhan yang tidak pernah disampaikan kepada orang-orang terdekat. Jika ya, kalian bukannya satu-satunya. Kejadian seperti ini semakin umum, terlebih lagi pada generasi Z dan baby boomer yang telah besar bersama dengan media sosial.

Ketika kita memiliki banyak teman daring, pengikut, dan hubungan saling mengikuti secara virtual, seringkali malah menjadi semakin sulit untuk membuka diri kepada orang-orang yang paling dekat. Ini bukan disebabkan oleh kurangnya kepercayaan. Namun, ini lebih dikarenakan rasa takut akan penilaian, ketakutan atas respons yang dapat memperumit situasi, atau bahkan... ketakutan dimasukkan dalam kategori overthinking. Akibatnya, Twitter berfungsi sebagai tempat bagi ungkapan tanpa batasan namun dengan sedikit ekspektasi sosial dibandingkan diskusi dalam grup WhatsApp.

Menariknya, walaupun platform seperti Twitter bersifat publik, banyak pengguna merasa lebih privatis ketika berbagi cerita atau keluhan di situ. Di sinilah mereka tidak terpapar dengan pandangan-pandangan yang dapat menuduh. Tidak ada pula ucapan-ucapan klise yang cenderung kurang relevan. Terdapat hanya perkataan-perkataan, tak jarang berasal dari akun anonim, yang memungkinan untuk dilepas begitu saja tanpa harus khawatir tentang dampak pada citra dirinya dalam kehidupan sebenarnya.

Alasannya salah satunya kenapa berbagi pengalaman di Twitter terasa begitu menyenangkan yaitu karena Anda dapat memegang kendali atas kisah tersebut. Dengan demikian, Anda memiliki kebebasan untuk hanya bercerita separuh dari apa yang dialami, secara keseluruhan, atau menggunakan kode-kode tertentu yang dipahami oleh diri sendiri saja. Selain itu, Anda juga bebas melampirkan unggahan pada waktu-waktu seperti tengah malam tanpa perlu merepotkan pihak lain. Yang paling mencolok adalah adanya kemungkinan bahwa unggahan Anda ternyata sejalan dengan situasi banyak individu yang tak dikenal punya hubungan langsung dengan Anda.

Twitter pun memberikan kesempatan untuk mendapatkan validasi dengan cepat. Melalui like, retweet, hingga balasan yang mengatakan "Betul sekali!" atau "Kenapa kamu bisa menulis apa yang ada di kepalaku?". Semua respon tersebut dapat menjadi penggantinya pelukan virtual yang mungkin tidak Anda terima dari lingkungan sekitar Anda. Perasaannya seperti, "Oh, ternyata saya tidak sendiri." Dan hal ini sangat menyembuhkan.

Bedanya sama sahabatmu, terkadang kita berusaha mendengarkan keluh kesal mereka meski khawatir mengganggu. Ada juga yang langsung memberi saran padahal tidak ditanyakan. Bahkan ada pula yang membuat kita enggan untuk menceritakan masalahnya karena sebelumnya sudah membocorkan rahasiamu, atau bahkan membanding-bandingkannya. Tidak setiap orang dapat menjadi pendengar yang tepat, ini adalah fakta yang sering kali sulit dipercaya.

Meskipun begitu, kita perlu mengerti bahwa berbagi cerita di Twitter masih memiliki batasan. Walaupun terasa menyenangkan, media sosial tidak dapat sepenuhnya menggantikan sistem dukungan yang sungguhan. Cuitan bisa menjadi viral, salah ditafsirkan, atau bahkan dilihat oleh pihak yang seharusnya tak melihatnya. Oleh karena itu, sangatlah krusial untuk tetap mempunyai satu hingga dua teman nyata sebagai rujukan dan pelindung, walaupun mungkin tidak tiap harinya.

Pada intinyanya, mengungkapkan perasaan di Twitter menjadi cara ekspresi diri yang sah. Namun, pastikan hal ini tidak membuatmu melupakan pentingnya mengeksplorasi proses secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun media sosial memberikan ruang untuk menyuarakan keluhan atau emosi, tetaplah realitas hidup yang akan membantumu bangkit kembali dan terus maju.

Berbagi pengalaman di Twitter kadang terasa lebih ringan dibandingkan dengan curhat pada sahabat sendiri. Mengapa orang merasa lebih nyaman mengungkapkan perasaannya melalui media sosial? ***