Masih Tentang "Inside Job" (Film, 2010): Ketahui Bagaimana Regulatory Capture Terjadi melalui Bureaucratic Capital dan Revolving Door (Bagian 1)

"Inside Job" tahun 2010 tidak hanya merupakan sebuah dokumen mengenai krisis keuangan pada tahun 2008. Lebih dari itu, ia menunjukkan gambaran tanpa ampun tentang hilangnya pertanggungjawaban negeri ketika terhadap pengaruh uang serta jaringan elit. Melalui cerita yang kuat dan penyelidikan mendalam, film tersebut membuktikan bahawa keruntuhan ekonomi dunia tak semata-mata peristiwa spontan tetapi hasil dari perselingkungan halus dalam bentuk penyerahan wewenang dari sektor publik menuju privatisasi. Hasil akhirnya menjadi suatu kesimpulan pedih:
sistem tidak gagal---ia bekerja persis seperti yang dirancang.
Salah satu makna tersirat yang semakin tampak penting saat ini adalah bahwa fenomena pengambilalihan regulasi bukanlah sesuatu yang timbul tanpa adanya dasarnya. Fenomena ini berkembangan melalui dua kondisi struktural utama yaitu kapital birokratis dan pintu putar. Kapital birokrasisini mengacu pada sumber daya non-material yang dihasilkan para petugas publik selama masa jabatan mereka --- entah itu berbentuk akses ke data vital, jejaring politik, atau otoritas profesional. Sumber daya ini mendapatkan nilai besar setelah petugas tersebut meninggalkan layanan sipil untuk bergabung dengan dunia bisnis swasta. Inilah titik dimana "pintu putar" mulai bekerja. Regulator yang dulunya bertugas menyusun peraturan kini banyak diperebutkan oleh industri yang tadinya mereka pantau, membawa dampak langsung atas penyebaran kuasa dan kerapuhan lembaga pemerintah kepada komite direktur.
Film ini secara jelas membongkar contohnya: Henry Paulson, mantan CEO Goldman Sachs, menjadi Menteri Keuangan dan kemudian mendesain program pemulihan finansial yang berpotensi melindungi perusahaan lamanya. Sementara itu, Lawrence Summers, penasehat ekonomi bagi presiden, diketahui memblokir pengawasan atas produk-produk keuangan derivatif walaupun dia paham akan risiko-risiko di balik alat-alat tersebut. Para akademisi dari universitas-universitas ternama seperti Ivy League juga turut serta dalam hal ini; mereka menerima bayaran tinggi dari lembaga-lembaga perbankan untuk menulis makalah-makalah 'sains' yang menyatakan bahwa hipotek bermasalah adalah investasi yang aman—meskipun realitanya tidak demikian.
Bersambung....
Gabung dalam percakapan