Kolaborasi untuk Kebaikan: Serikat Pekerja dan PT Vale Indonesia Berdaya Sama
Buruh tidak boleh dianggap sebagai mesin dan hak berkumpul serta membentuk serikat pekerja sangatlah vital. PT Vale Indonesia menghargai hak tersebut dengan memfasilitasi pembentukan organisasi buruh oleh karyawan-karayawannya. Perjanjian Kerja Sama Ke-20 tahun 2023 menunjukkan komitmen dalam bekerjasama antara para tenaga kerja dan manajemen perusahaan. Ini adalah bagian dari upaya mereka menuju transformasi jangka panjang.
Komitmen Vale untuk transformasi bermakna didasarkan pada prinsip-prinsip CARES: Kasih Sayang, Tanggung Jawab, Ketahanan, Keunggulan, dan Kekuatan Berkelanjutan. Lewat gerakan #StartsWithMe, PT Vale Indonesia bertujuan agar setiap pihak yang terlibat dapat berkembang dan #MengaisKebaikan bersama-sama. Tindakan konkret baik itu dari satu orang atau kelompok memiliki kepentingan yang sama dalam menciptakan dampak positif secara keseluruhan.
Untuk mendapatkan hasil yang signifikan, setiap usaha harus diawali dengan tindakan sederhana. Berkolaborasilah bersama serikat buruh, PT Vale Indonesia memastikan tindakan mereka sesuai harapan masing-masing pihak dan berdampak baik untuk sekitar. Kerja sama mereka menghasilkan pedoman dalam menjalin hubungan sosial dan industrial antara pekerja dan perusahaan. Lantas, bagaimana mereka melakukannya?
1. Membentuk beragam komite dengan fungsi dan peran masing-masing

Di PT Vale Indonesia Tbk, keberadaan kebebasan berserikat telah menghasilkan beberapa serikat pekerja yang secara gabungan mencakup 87% dari seluruh jumlah karyawannya, termasuk di dalamnya:
- Federasi Serikat Perjuangan Buruh Indonesia (FSPBI);
- Kepala Divisi Federasi Serikat Pekerja Maju Indonesia (Div SPMI)
- Serikat Staff Vale Indonesia (SSVI);
- Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI);
- Federasi Pertambangan dan Energi dari Konfederasi Serikat Pekerja Seul Indonesia (FPE-KSBSI)
- Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi, Pertambangan Unit Kerja PT Vale Indonesia Tbk; dan
- Serikat Pekerja Terpadu Vale Indonesia (SPBVI)
Wakil-wakil dari organisasi-organisasi itu kemudian bergabung membentuk suatu komite dengan tugas dan fungsionalitas yang bervariasi. Salah satu di antaranya adalah Komite Perumahan yang bertanggung jawab atas pengawasan proyek pinjaman baik untuk membeli rumah ataupun melakukan renovasinya bagi pegawai dan bukan pegawai. Sementara itu, ada juga Komite Kerjasama Bank yang terlibat dalam diskusi tentang Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Pembelian Apartemen (KPA) serta layanan-layanan lainnya yang telah ditetapkan oleh bank lewat tahapan penilaian kepatutanannya. Selain kedua komite tersebut, masih ada lagi Komite Jaminan Kesehatan Buruh dan Komite Pensium. Setiap komite ini memiliki peran masing-masing pada sistem jaminan kesehatan dan skema pensiunan para buruh.
Pada saat yang sama, Komite Beasiswa menjamin bahwa program bantuan keuangan berjalan lancar. Perusahaan PT Vale Indonesia mendorong kesempatan pendidikan dari usia awal dengan menyediakan beasiswa bagi siswa mulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi. Mereka turut membantu dalam peningkatan infrastruktur pendidikan serta mengadopsi program kerjasama seperti praktek industri dan pelatihan vokasi. Tambahan pula, Vale menyajikan proses belajar yang tak putus-putus untuk para pekerjanya, contohnya lewat skema sertifikasi atau meningkatkan kemampuan teknis dan bakat kepemimpinan.
2. Membuat area di mana pekerja dapat mengungkapkan ketidakpuasan mereka

Tidak ada satu pun kebijakan yang tanpa cela; selalu ada tantangan serta objek penolakan. Untuk itu, mekanisme pelaporan keluhan dirumuskan dalam Pasal Keempat Puluh B agar berlangsung lingkungan kerja yang bersinergi dan damai. Secara rinci disebutkan bahwa karyawan diperbolehkan mengirimkan formulir komplain tentang ketidaksukaan mereka pada regulasi atau perilaku pimpinan.
Meskipun demikian, bila permasalahan belum tertangani, pegawai diperbolehkan untuk menyampaikan keluhan lagi kepada pimpinan yang lebih senior beserta dengan adanya rapat. Selanjutnya, dalam tahap lanjutan tersebut, pegawai bisa menuntut penyelesaiannya hingga ke divisi Personalia & Hubungan Industrial (P&C-IR) sesuai Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan pedoman perusahaan. Apabila setelah itu kondisinya tetap tak kunjung tuntas, akan diproses melalui jalur bipartit seperti yang ditetapkan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2004. Berdasarkan situasi ini, hak bagi para pekerja adalah mendapatkan pendampingan dan atau wakil dari organisasi serikat pekerja.
3. Mengikutsertakan pegawai dalam pembuatan keputusan terkait kesejahteraan kolektif

Banyak karyawan akhirnya merasa lebih yakin tentang kemampuan mereka dalam mengemukakan pendapat secara proaktif. Pendapat mereka bisa mempengaruhi proses pembuatan keputusan serta kebijakan di tempat kerja. Walau bagaimana pun, setiap orang harus tetap mengetahui tugas dan tanggung jawab individunya, senantiasa menjaga integritas, dan mendukung sikap terbuka atau transparansi.
PT Vale Indonesia dapat menjamin hak-hak karyawan melalui diskusi terbuka dan negosiasi, mencakup gaji, liburan, tunjangan, bantuan dari pemberi kerja, kompensasi serta manfaat non-karyawan lainnya, pembangunan kemampuan tenaga kerja, sampai dengan situasi dan keselamatan dalam bekerja. Walaupun ada pertambahan pada aktifitas proyek-proyek penting seperti IGP Morowali, IGP Pomalaa, IGP Tanamalia, dan IGP Sorowako Limonite Ore, statistik mengenai insiden kecelakaan kerja di PT Vale yang telah berlangsung selama total 13,3 juta jam kerja berhasil direkam tanpa adanya korban jiwa atau cidera parah sepanjang tahun 2024.
Kehadiran sindikat buruh yang memfasilitasi komunikasi antara kedua belah pihak membantu melindungi dan meningkatkan kesejahteraannya. Saat hak para pekerja dihormati, perusahaan juga menerima imbal-balikan seperti peningkatan efisiensi kerja serta citra positif.
PT Vale Indonesia memastikan semua pihak memiliki kesempatan yang sama untuk Menambang Kebaikan , yakni dengan menciptakan demokrasi di lingkungan kerja sehari-hari. Meskipun perbedaan pendapat tak bisa dihindari, tetapi jika suara itu dibungkam dan tak diberi ruang, maka pada siapa mereka bisa menyampaikan pesan?
Gabung dalam percakapan