Ducati Kalah untuk Pertama Kali di MotoGP Prancis

Secara teori, Ducati memiliki peluang besar untuk meraih banyak kemenangan dalam satu musim. Alasannya, baik dilihat dari segi jumlah maupun mutunya, produsen Borgo Panigale lebih unggul dibandingkan dengan perusahaan lain. Tidak hanya mempunyai tim balap yang cukup besar, motor mereka juga merupakan yang terbaik di antaranya.
Namun, tidak akan menjadi MotoGP tanpa adanya kejutan. Tim Ducati, yang telah memenangkan sebanyak 22 pertandingan berturut-turut dan memiliki kesempatan untuk mengalahkan rekor Honda, harus menerima bahwa catatan mereka terputus. Justru di saat punya peluang melewati rekor tersebut, tim Ducati gagal dikarenakan performa dari Honda.
1. Ducati unggul di antara musim Spanyol 2024 sampai musim Spanyol 2025
Mulai dari seri Spanyol 2024 sampai serinya di penghujung musim, Ducati terus meraih kemenangan. Empat pembalap Ducati mengamankan total 17 gelar juara sepanjang musim tersebut. Francesco Bagnaia, Jorge Martin, Enea Bastianini, serta Marc Marquez berkesempatan memenangi balapan secara bergantian.
Pada tahun 2025, keberhasilan ini terus berlangsung di awal musim. Ducati melanjutkan dominasinya dengan kemenangan yang diraih oleh Marc Marquez di Thailand dan Argentina. Selanjutnya, Pecco Bagnaia berhasil memenangkan balapan di Amerika Serikat. Kemudian, Marc Marquez mengamankan posisi pertama lagi di Qatar. Di akhir rangkaian tersebut, Alex Marquez merayakan kemenangannya di Spanyol. Sebagai hasil dari serangkaian prestasi ini, Ducati telah mencapai catatan luar biasa sebanyak 22 kali berturut-turut menjadi juara.
2. Johann Zarco diatas Honda mengakhiri rangkaian kemenangan Ducati
Menginjakkan kaki di seri Prancis, pembalap Ducati menunjukkan kekuatan dengan laju pesatnya di sirkuit Le Mans. Marc Marquez, Alex Marquez, serta Fermin Aldeguer siap memulai balapan dari posisi terdepan; namun, Fabio Quartararo dari tim Yamaha berada tepat di depan mereka. polesitter . Kendati begitu, peluang rider Ducati untuk jadi kampiun masih besar.
Akan tetapi, situasi perlombaan yang berawan merubah dinamika kompetisi. Kericuhan muncul pada awal lomba karena banyak pebalap beralih motor. Dalam kesibukan tersebut, Johann Zarco justru membuat keputusan cerdas. Dia memilih ban basah dan berhasil unggul sejak lap kedelapan. Tidak ada yang dapat menyusulnya, pembalap dari tim LCR Honda ini akhirnya keluar sebagai pemenang dengan margin mendekati dua puluh detik.
3. Ducati gagal melampaui rekor 22 kemenangan Honda
Dengan menang di homerace , Johann Zarco memutus rantai kemenangan Ducati. Marc Marquez hanya finis runner-up . Ia disusul Fermin Aldeguer yang finis podium terakhir.
Secara sebenarnya, Ducati memerlukan kemenangan di Prancis agar dapat mengalahkan rekor Honda. Antara tahun 1997 dan 1998, Honda berhasil meraih 22 kemenangan secara beruntun. Namun karena tidak mampu mencapai kemenangan di Prancis, Ducati hanya sanggup menyamai rekor 22 kemenangan yang dimiliki oleh Honda.
Berikut adalah list dari 22 kemenangan berturut-turut yang dicapai oleh Ducati:
- Seri Spanyol (2024) - Franco Bagnaia (Ducati Lenovo);
- Seri Prancis - Jorge Martin (Pramac Racing Pertama)
- Seri Catalonia - Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo);
- Seri Italia - Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo)
- Seri Belanda - Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo)
- Serinya Jerman - Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo)
- Seri Inggris - Enea Bastianini (Ducati Lenovo)
- Serinya Austria - Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo)
- Seri Aragon - Marc Marquez (Tim Gresini Racing)
- Seri San Marino - Marc Marquez (Tim Gresini Racing);
- Episode Emilia Romagna - Enea Bastianini (Ducati Lenovo)
- Jorge Martin (Prima Pramac Racing) - Seri Indonesia;
- Seri dari Jepang - Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo);
- Seri di Australia - Marc Marquez (Gresini Racing);
- Seri dari Thailand - Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo);
- Seri di Malaysia - Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo);
- Barcelona Series - Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo)
- Seri Thailand 2025 - Marc Marquez (Ducati Lenovo);
- Seri Argentina - Marc Marquez (Ducati Lenovo)
- Seri Amerika - Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo)
- Seri Qatar - Marc Marquez (Ducati Lenovo) ; dan
- Seri Spanyol - Alex Marquez (Tim Gresini Racing).
Cerita tentang rangkaian kemenangan Ducati telah usai. Mereka tidak dapat lagi mempertahankan posisi sebagai produsen yang paling superior. Sementara itu, dalam sejarah prestasi ini, Honda tetap tanpa tandingan.
Gabung dalam percakapan