BNPB: Empat Orang Lagi Dalam Kehilangan Akibat Banjir Besar di Pegunungan Arfak

RB NEWS , Jakarta - Badan SAR Nasional bersama dengan tim gabungan tetap melanjutkan pencarian untuk para korban yang belum ditemukan sebagai akibatnya. banjir bandang di Desa Jim, Kecamatan Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak , Papua Barat. Sampai Jumat, 23 Mei 2025, tim telah mengamankan 15 korban jiwa. Terdapat 4 penduduk lokal yang masih hilang.

Kepala pusat data, informasi, dan komunikasi kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) BNPB Abdul Muhari menyebut bahwa daerah yang telah dipindahkan cukup curam dan susah untuk dicapai. Kondisi iklim yang tak menentu serta debit air sungai yang tinggi di pegunungan Arfak, ditambah dengan ketidakcukupan peralatan dan sinyal komunikasi, menjadikan tantangan besar.

"Suhu ekstrem yang sangat rendah di malam hari juga berdampak pada kondisi fisik dan kebugaran personel," jelasnya dalam pernyataan tertulis, Kamis lalu.

Banjir bandang menerjang Distrik Catubouw pada Jumat malam pekan lalu, 16 Mei 2025. Sebelum dilanda banjir, hujan sempat mengguyur wilayah selama hampir tujuh jam, sejak pukul 13.00 WIT. Derasnya aliran air menghantam camp untuk para penggali emas tradisional, menggeser tenda dan perlengkapan mereka.

Korban mulai ditemukan secara bertahap selama beberapa hari sejak kejadian. Tim SAR dan personel dari lembaga lain mulai menemukan seorang korban pada 18 Mei, lalu 5 orang pada hari berikutnya. Tim kembali mengevakuasi 3 orang pada 20 Mei, lalu 5 orang lain pada 21 Mei lalu.

Dari total korban meninggal, ucap Muhari, sudah ada 8 orang telah berhasil diidentifikasi, sedangkan 7 lainnya dibawa menuju Rumah Sakit Bhayangkara untuk indetifikasi dan penanganan lanjutan. "Ada satu orang yang sebelumnya dilaporkan hilang, yakni Erik (25 tahun), dipastikan dalam kondisi sehat dan berada di Kampung Kenyum," ucap dia.

BNPB, sebut Muhari, mendorong semua petugas di lokasi agar memprioritaskan keamanan saat melakukan evakuasi. Apalagi kondisi tempat pencaharian sungguh keras dengan iklim yang tak dapat diprediksi. Selain itu, publik diminta pula untuk tidak mendistribusikan gambar atau data tentang para korban tanpa adanya konfirmasi resmi.