Asrama Haji Persiapkan 500 Tempat Tidur dengan Layanan Terpadu Untuk Jamaah

Kami menginginkan agar tak ada penundaan dalam keberangkatan (penerbangan), karena daya tampung asrama kami belum bisa memuat dua rombongan secara bersamaan jika terdapat keterlambatan, IRSYADI , Pelaksana Tugas Kepala UPT Asrama Haji Embarkasi Aceh

Area Baca Berita, Banda Aceh - Asrama Haji Embarkasi Aceh mengumumkan bahwa mereka siap untuk menjamu sebanyak 4.378 jemaah haji dari Aceh yang berencana ke tanah suci pada awal Juni ini. UPT Asrama Haji juga akan menggunakan sistem Manajemen Unit Layanan Akomodasi di Asrama Haji (Munakosah) guna meningkatkan kemudahan dalam memberikan layanan kepada para tamu.

"Pada musim haji kali ini, kami gabungkan antara pelayanan secara manual dengan yang berbasis digital. Teknologi digunakan untuk menata akomodasi para jamaah, termasuk mereka yang lanjut usia serta memberi prioritas seperti penempatan tas tangan dan ruangan di penginapan haji," ungkap Pelaksana Tugas Kepala UPT Asrama Haji Embarkasi Aceh, Irsyadi, pada hari Sabtu (3/5/2025).

"Pengembangan ini adalah peningkatan atas konsep layanan satu pintu atau one stop service (OSS) yang ada di asrama haji embarkasi/kawasan selama periode aktif ibadah haji. Sistem baru tersebut bakal menyediakan data awal bagi para jemaah tentang penginapan yang akan mereka gunakan ketika berada di Asrama Haji," tegasnya.

Irsyadi menyebutkan bahwa Asrama Haji Aceh sudah mempersiapkan 147 kamar yang dapat menampung sekitar 500 tempat tidur guna menerima rombongan jemaah haji pada setiap penerbangan.

"Ketersediaan tempat tidur kami melebihi kapasitas satu kelompok haji. Total terdapat 110 ruangan yang didistribusikan di gedung Muzdalifah dan Madinatulhujjaj, serta tambahan 37 ruang di bangunan A1. Seluruh kamar yang disiapkan untuk para jamaah sudah dalam keadaan siap digunakan; tim teknisi senantiasa mengawasi kondisi dan melakukan perbaikan jika ditemui masalah seperti atap bocor, kerusakan pada unit pendingin udara, atau saluran air yang tersumbat—ini semua merupakan prioritas utama bagi kami sejak permulaan," paparnya.

Dia mengatakan bahwa sampai sekarang tim sudah menyelesaikan beberapa persiapan dalam menyambut para jemaah haji seperti akomodasi, ruang pertemuan, area ibadah, serta beragam hal lainnya termasuk fasilitas kesehatan. "Semoga Allah memudahkan kami untuk menerima kedatangan tamu-tamu-Nya yang bakal berkunjung ke Baitullah pada tahun 1446 Hijriyah ini. Syukur Alhamdulillah, semua telah dipersiapkan dengan baik sehingga jemaah bisa dilayani secara optimal," tutup Irsyadi.

Dia melanjutkan, Asrama Haji Aceh juga memiliki kendaraan golf yang tersedia untuk memfasilitasi pelayanan khusus kepada para lanjut usia. Selain itu, mereka sudah menyiapkan tenda serta berbagai fasilitas penunjang lainnya.

Fasilitas pendukung sudah dicek dan ditingkatkan untuk memastikan kenyamannya para jemaah calon haji. Persiapan ini mencakup pembersihan ruang dan area asrama, serta pemantauan keberlangsungan sistem sanitasi. Tidak hanya itu, persiapan juga meliputi penyediaan peralatan dan perlengkapan kamar bagi jemaah, terutama yang lanjut usia," ungkap Irsyadi.

Di samping itu, dia mengatakan bahwa untuk tahun 2025 nanti ada banyak persiapan yang sudah dilakukan, seperti pembaruan seluruh setrikaan, guling, serta item-item lainnya. "Agar jemaah haji dapat merasa nyaman dan terlindungi dari aneka macam penyakit ketika tinggal di asrama haji," lanjutnya.

Irsyadi mengatakan bahwa timnya bertekad untuk memberikan pelayanan optimal bagi jemaah, termasuk melalui pengembangan fasilitas one stop service atau layanan serba ada yang lebih canggih agar semakin membantu jemaah. Mereka juga tetap bekerja sama erat dengan Jajaran Kanwil Kemenag Aceh guna melayani para tamu Allah mulai dari saat mereka tiba di embarkasi.

"Usaha kita bersama demi memberikan layanan terpilih bagi para jemaah, kami tetap melakukan koordinasi dengan Bpk Kakanwil Kemenag Aceh beserta timnya dan juga pemangku kepentingan yang relevan," ujar Irsyadi.

Ia menjelaskan, seperti yang direncanakan, Kloter 1 akan memasuki asrama dimulai dari tanggal 17 Mei 2025. "Sesuai dengan tradisi tahun-tahun sebelumnya, para jemaah akan tinggal satu malam di Asrama Haji sebelum melanjutkan perjalanan mereka ke Tanah Suci," ungkap Irsyadi. Dia juga menyampaikan doanya agar tidak ada penundaan, karena daya tampung Asrama Haji masih belum mencukupi untuk dua kloter secara bersamaan jika terjadi keterlambatan.

Pada bulan Maret sebelumnya, Wakil Kepala Badan Pelaksana Haji (BPH) Republik Indonesia, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengapresiasi persiapan asrama haji di Aceh. Ia menyatakan bahwa layanan mereka telah mencapai tingkat standar hotel. Selain itu, ia juga memberikan pujian kepada terobosan Asrama Haji Embarkasi Aceh karena berani menerapkan penggunaan seprei putih yang bersih dan tertib, sesuai dengan kebiasaan hotel-hotel lainnya.

Sebagaimana diketahui, pada tahun 2024, Asrama Haji Embarkasi Aceh sudah mencapai standar hotel berbintang tiga dan juga berhasil meraih sertifikasi ISO 9001 serta ISO 45001. mun )

Dapatkan Akses Khusus ke Rumah Sakit di Arab Saudi

MENTERI Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengumumkan bahwa jemaah haji dari Indonesia telah memperoleh layanan kesehatan dengan akses yang lebih unggul dan terbatas di rumah sakit-rumah sakit milik Arab Saudi.

"Kini jumlah personel yang kami tempatkan di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dapat berkurang seiring dengan peningkatan akses Jamaah Haji Indonesia ke rumah sakit-rumah sakit Arab Saudi, sehingga tidak perlu menghabiskan waktu lama di KKHI," ungkap Budi saat konferensi pers pada hari Jumat, 2 Mei 2025, seperti dilaporkan oleh Antara.

Budi mengatakan bahwa di tahun 2023 terjadi puncak jumlah kematian jamaah haji dari Indonesia yang mencapai 773 jiwa. Akan tetapi, pada tahun berikutnya yaitu 2024, statistik tersebut menunjukkan penurunan menjadi sebanyak 461 orang. Menurut Budi, hal itu dikarenakan adanya modifikasi dalam tes kesehatan mereka, dimana prosedurnya dipercepat serta pengawasan dan pemantauannya juga semakin ketat.

Budi juga menekankan pentingnya meningkatkan kesejahteraan para jemaah Indonesia dengan alasan bahwa tingginya angka kematian dapat memberikan dampak buruk pada persyaratan-persyaratan bagi calon jemaah haji dari Indonesia di masa depan. Dia menyatakan, “Jika kami gagal dalam merawat kondisi sehat, sakit, serta jumlah kematian warga negara Indonesia secara efektif, hal ini tentu memiliki konsekuensi negatif untuk jemaah haji selanjutnya; bahkan biaya premi asuransipun turut dipengaruhi."

Dia menyatakan bahwa Pemerintah Arab Saudi telah mengeluarkan daftar organisasi atau perusahaan yang bertanggung jawab dalam layanan kesehatan bagi para jamaah haji dari berbagai negara. "Indonesia telah memilih sebuah kelompok yang juga menjadi pilihan India; mereka akan merujuk kepada rumah sakit-rumah sakit di seluruh wilayah Arab Saudi. Kami berharap ini dapat meningkatkan mutu pelayanan, dan dengan begitu jumlah petugas medis tidak perlu melebihi sebelumnya, sehingga peningkatan kuota bisa dialihkan pada jemaah," katanya. cnnindonesia )