Akuntansi: Peta Jalan Menuju Keuangan Stabil di Tengah Gejolak Ekonomi
Oleh: Dr Andi Faisal MA KOMPILAN
Dosen Jurusan Akuntansi di Universitas Negeri Makassar
RB NEWS - Ekonomi dunia, atau sering dikenal dengan istilah sistem kapitalis, mirip seperti balon udara—seiring bertambahnya ukuran, kian meningkat juga kemungkinan untuk pecah.
Hal ini terjadi karena dasar dari sistem ekonomi modern didirikan atas spekulasi dalam pasar finansial yang malah menjadi motor penggerak utama bagi perekonominan nyata, tidak seperti halnya sebaliknya.
Dalam suatu sistem semacam itu, gangguan ekonomi sebenarnya adalah sesuatu yang wajar dan tidak dapat dihindari, sebuah keharusan yang akan tetap berkelanjutan dengan siklus perulangan.
Sejauh ini, para "pemimpin utama" di bidang ekonomi nyata—yang terdiri dari para CEO dan tokoh-tokoh dalam dunia usaha—sudah diberikan taktik untuk mengendalikan goncangan dengan tujuan mempertahankan kestabilan perusahaan mereka.
Akan tetapi, getaran ekonomi pada kesempatan kali ini memiliki perbedaan. Bukan hanya sedikit gemetar saja, melainkan sudah berkembang menjadi ribut besar yang lahir dari kedalaman bawahannya. Yakni, kebuntuan akibat perselisihan geopolitikal, peperangan perdagangan, serta gangguan dalam jaringan suplai global.
Dampaknya nyata dan luas. Ekonomi berada dalam situasi carut-marut; berbagai perusahaan tumbang, investasi terhambat, dan pada akhirnya, angka pengangguran serta kemiskinan meningkat drastis.
Pemerintah mungkin berusaha menyangkal melalui retorika makro, tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan sebaliknya: kelas menengah yang dulu menjadi tulang punggung ekonomi kini perlahan tergelincir ke dalam jurang kemiskinan.
Agar dapat melewati situasi sulit tersebut, "tombol ketahanan" perlu dihidupkan dengan cepat. Sebagai pendorong utama dalam ekonomi nyata, perusahaan dituntut untuk mempunyai kekuatan resistensinya sendiri.
Pada situasi seperti ini, peran pemerintah sungguh penting, terlebih dalam menyediakan bantuan nyata untuk bisnis, terutama UMKM, sehingga bisa menghindari kondisi yang semakin memburuk.
Namun sayangnya, Di saat ekonomi semakin terancam oleh tekanan global, energi pemerintah justru tersita oleh deretan kasus korupsi yang tak kunjung usai.
Masyarakat diajak menonton pertunjukan kelas atas yang lebih mementingkan penyelamatan kepentingan politik dan daya tarik kuasa, daripada mengurusi nasib finansial penduduk.
Oleh karena itu, sektor bisnis, khususnya UMKM, tidak dapat secara total bergantung pada pemerintah untuk masa depan mereka.
Bidang usaha perlu memperkuat ketahanan (resiliensi)-nya supaya bisa terus bertahan. Berdasarkan hal itu, Akuntansi dapat berfungsi sebagai "penjaga arah" bagi bisnis yang sanggup membimbing dunia usaha melewati masa-masa sulit secara finansial.
Secara mendasar, akuntansi merupakan suatu instrumen yang diciptakan untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis dengan cara terstruktur dan sistematik.
Pada umumnya, akuntansi bertugas sebagai pendorong: memudahkan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensinya, menyusun anggaran, serta meningkatkan laba. Akan tetapi, ketika terjadi krisis, fungsi akuntansi bisa beralih menjadi bentuk perlindungan yang mencegah kerugian bagi usaha tersebut.
Kelebihan utama dari akuntansi adalah kemampuan untuk memahami data berdasarkan fakta dengan cara yang tidak bias dan menunjukkan situasi sebenarnya dari suatu perusahaan.
Berdasarkan data yang disebutkan, pihak-pihak penentu kebijakan seperti manajer, pemegang saham, dan kreditor memiliki dasar yang kokoh dalam mengambil keputusan strategis di masa mendatang.
Tanpa akuntansi, pengambilan keputusan dalam bisnis mungkin hanya bergantung pada dugaan atau perasaan saja, sering kali mengakibatkan peningkatan risiko gagalnya usaha.
Melalui akuntansi, perusahaan bisa menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan penting: Bisakah kami tetap cair? Adakah aset kami masih menghasilkan keuntungan?
Apakah biaya operasional sudah terlalu besar? Dan yang lebih utama, apakah perusahaan ini tetap bisa diteruskan?
Masalah yang ada sekarang, kebanyakan pengusaha, terutama mereka yang berada di segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), belum secara menyeluruh mengimplementasikan akuntansi dengan tepat. Bahkan jika diterapkan, biasanya hanyalah sebagai pencatatan keuangan saja.
Sebenarnya, akuntansi dapat dioptimalkan dengan cara yang lebih baik lagi. Akan tetapi, penyebab utamanya adalah minimnya pemahaman keuangan di kalangan pengusaha.
Bagaimana caranya memperbaiki pemahaman keuangan? Sekali lagi, kita butuh keterlibatan pemerintah. Sayangnya, sepertinya seluruh upaya mereka telah terkuras untuk sesuatu yang tak jelas itu.
Untuk menyelesaikan poin ini, Akuntansi tidak sekadar tentang nomor-nomor pada lembar kerja. Namun, bila diterapkan secara optimal, akuntansi mampu berfungsi sebagai panduan dan rem darurat yang dapat melindungi bisnis dari krisis. (*)
Gabung dalam percakapan