5 Fakta Seru tentang Arthropoda: Ada yang Berkeliaran di Puncak Gunung!

Pernakah kamu menjumpai seekor serangga kecil merambat di tembok rumahmu atau bahkan menyaksikan segerombolan udang pada hidangan makananmu? Mereka semua termasuk dalam kategori binatang yang disebut arthropoda. Kelompok hewani ini cukup familiar dikarenakan ciri fisik mereka yang menarik serta daya tahan tinggi untuk bertahan hidup di ragam habitat.

Arthropoda merupakan salah satu grup fauna dengan jumlah spesies terbanyak dalam bidang zoologi, meliputi jutaan jenis seperti serangga, laba-laba, serta udang dan kepiting. Kulit luar kaku tetapi lentur yang membungkus seluruh tubuh mereka membuat arthropoda menjadi organisme kuat yang dapat bertahan dalam berbagai situasi ekstrim. Agar pemahaman Anda semakin mendalam mengenai lingkungan ini, yuk kita telusuri lebih detail keunikkan dan keragaman Arthropoda melalui uraian di bawah ini.

1. Cangkang yang kaku melapisi tubuh arthropoda tersebut.

Ciri khas utama dari hewan arthropoda adalah bentuk tubuh mereka yang dibagi menjadi beberapa bagian atau segmen. Umumnya, badan mereka tersusun dari tiga area yang berbeda yaitu kepala, toraks, dan abdomen dengan batasan antar kedua wilayah tersebut sangat jelas. Tiap sektor dalam tubuh ini mempunyai peranan spesifik yang esensial untuk kehidupannya.

Di samping itu, seluruh badan arthropoda dibaluti oleh exoskeleton, yaitu seperti tulang belakang eksternal yang keras tetapi fleksibel. Kulit luar ini dapat mengamankan mereka dari serangan pemangsa dan sekaligus mempertahankan kelembaban dalam tubuh.

Struktur tubuh yang terbagi rapi juga mempermudah mereka dalam bergerak dan menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan. Karena eksoskeleton tidak bisa tumbuh bersama tubuh, arthropoda harus mengalami proses pergantian kulit secara berkala, yang disebut molting . Selama molting , mereka menjadi rentan, tetapi sesudah itu tubuh mereka pulih dan siap untuk mengeksplorasi habitatnya.

2. Sirkulasi darah terbuka mendukung tingkat kelenturan kehidupan yang signifikan.

Berbeda dengan mamalia, sistem peredaran darah pada arthropoda bersifat terbuka. Ini berarti bahwa darah tidak seluruhnya mengalir di dalam pembuluh darah, tetapi justru banyak mengisi ruangan dalam tubuh yang dikenal sebagai rongga hemocoel. hemocoel . Jantung terletak di bagian punggung dan memompa darah ke seluruh tubuh tanpa sistem pembuluh tertutup. Meski terdengar sederhana, sistem ini cukup efisien untuk ukuran tubuh kecil mereka.

Manfaat utama dari sistem ini adalah kemampuan untuk mengatur tekanan darah serta penyebaran nutrisi secara adaptif. Mengingat dimensi tubuh mereka yang kecil dan laju metabolisme yang lebih lambat dibandingkan dengan vertebrata, sistem peredaran terbuka dapat memenuhi semua keperluan fisiologi harian. Oleh karena itu, wajar jika artropoda berhasil bertahan hidup di berbagai lingkungan ekstrim termasuk gua gulita, ketinggian pegunungan tertinggi, bahkan kedalaman laut paling dalam.

3. Tiap kelompok dalam arthropoda memiliki ciri bentuk, fungsionalitas, serta lingkungan hidup yang berbeda-bedaunik.

Arthropoda dibagi menjadi beberapa kelas penting, dengan setiap kelas mencakup jenis-jenis hewan yang cukup beragam. Sebagai contoh dari hal tersebut adalahkelas Crustacea terdiri dari binatang laut seperti kepiting, udang, dan lobster. Crustacea Memiliki dua set antena, badan terbagi menjadi segmen-segmen kecil, serta tinggal di perairan, entah itu air tawar atau air asin. Crustacea terkenal secara luas sebagai penyedia makanan bagi manusia serta komponen krusial dalam jaringan ekologis lautan.

Sementara itu, kelas Insecta Mencakup serangga dengan ragam spesies yang berlimpah. Serangga memiliki tiga pasangan kaki, antena, serta beberapa di antaranya dilengkapi sayap. Mereka dapat ditemukan hampir di seluruh bagian dunia dan bertindak penting dalam ekosistem sebagai penyerbuk, pengurai mayat, atau bahkan organisme merugikan.

Di samping itu, terdapat pula kelas tersebut. Arachnida sebagai laba-laba dan kalajengking. Di sisi lain, kelas tersebut menjadi Myriapoda tersusun atas ribuan kaki dan lipan. Tiap kelompok menggambarkan cara-cara arthropoda dapat berkembang biak di dalam beragam jenis habitat.

4. Proses reproduksinya berbeda-beda tergantung pada spesies dan kondisi lingkungannya.

Sistem reproduksi arthropoda sangat beragam tergantung dari jenis dan kelasnya. Sebagian besar arthropoda bereproduksi dengan melakukan fertilisasi internal, yakni pembuahan yang terjadi di dalam tubuh betina. Proses ini membuat peluang keberhasilan reproduksi jadi lebih tinggi, terutama di lingkungan yang keras dan tidak stabil. Beberapa spesies bahkan memperlihatkan perilaku kawin yang kompleks, seperti tarian jantan untuk menarik perhatian betina.

Polimorfisme seksual sering kali dijumpai pula pada hewan arthropoda. Sebagai contoh, antara jantan dan betina bisa memiliki perbedaan ukuran, corak warna, ataupun struktur fisik badan. Banyak kejadian menunjukkan bahwa variasi tersebut biasanya berkaitan dengan tugas-tugas tertentu dari setiap gender dalam ritual perkawinan serta pemeliharaan generasi mendatang. Tambahan lagi, sebagian spesies arthropoda mempunyai kemampuan untuk bereproduksi secara partenogenetis, yakni menciptakan anak-anak tanpa adanya fertilisasi, metode ini sangat berguna bagi mereka guna bertahan hidup walaupun jumlah individu jantan sedikit.

5. Hewan arthropoda memiliki peranan yang sangat signifikan terhadap keseimbangan ekosistem serta kehidupan manusia.

Kehadiran arthropoda dalam ekosistem sangat penting dan tak boleh disepelekan. Mereka bukan saja bertindak sebagai dekomposer dan polinator, tetapi juga menjadi predator bagi hama alami. Jika kita kehilangan serangga seperti lebah, maka proses penyerbukkan tumbuhan pertanian dapat terhambat, yang akhirnya mempengaruhi hasil panen makanan. Bahkan beberapa spesies laba-laba turut membantu mengontrol jumlah serangga merugikan dengan cara alami tanpa harus menggunakan bahan kimia pembasmi hama.

Sebaliknya, berbagai macam arthropoda pun digunakan oleh manusia untuk memenuhi keperluan konsumsi serta penelitian. Contohnya adalah udang dan kepiting yang seringkali ditemukan dalam industri perikanan. Lebih dari itu, zat-zat kimia hasil produksi beberapa spesies arthropoda kini sedang dipelajari dalam bidang kedokteran maupun teknologi. Walaupun terdapat juga jenis-jenis yang bertindak sebagai pembawa penyakit layaknya lalat, manfaat positif yang dibawakan oleh arthropoda secara keseluruhan sangatlah dominan ketimbang bahaya mereka.

Arthropoda tidak hanya merupakan grup hewan yang menduduki posisi paling banyak dalam hal spesies di planet ini, tapi juga memberi sumbangan signifikan pada keseimbangan ekosistem serta kehidupan manusia. Seiring perkembangannya, arthropoda telah berhasil bertahan hidup di mayoritas tipe habitat. Jika sebelumnya Anda mungkin acuh tak peduli terhadap adanya semut kecil di dapur atau serangga-serangga lainnya saat senja, mungkin kini pandanganmu tentang mereka akan sedikit berubah.