Semakin Memanas! Trump Naikkan Tarif China Hingga 104%, Pasar Global Terbakar

Jogjandroid Blog.CO.ID, WASHINGTON -- Pada hari Selasa (8/4/2025), Amerika Serikat menyatakan bahwa tariff 104% terhadap barang impor dari China akan mulai diberlakukan sesaat setelah tengah malam. Sebelumnya, China telah mengumumkan niat mereka untuk memberikan balasan dengan menaikkan tariff hingga 34%, sama seperti yang dilakukan oleh Trump. Di sisi lain, beberapa negara lain bergegas mencari jalur dialog dan perundingan.
Saham Amerika Serikat mengalami penurunan pada hari Selasa selama empat sesi beruntun setelah pernyataan tariff oleh Trump seminggu yang lalu. S&P 500 menutup posisi di bawah angka 5.000 untuk kali pertama dalam kurang lebih satu tahun ini. Saat ini indeks itu telah merosot 18,9% dari puncak tertingginya tanggal 19 Februari dan sudah dekat dengan batas kerugian 20%, yang merupakan indikasi resesi pasar.
Perusahaan-perusahaan di daftar S&P 500 sudah merugi senilai 5,8 triliun dolar AS dari nilainya sejak pernyataan tariff oleh Trump minggu lalu. Rugi selama empat hari ini merupakan kerugian harian tertinggi sejak indeks S&P 500 diluncurkan pada era 1950-an, berdasarkan catatan LSEG.
Globalmente, pasar sebelumnya melihat pertumbuhan akibat optimisme bahwa Trump kemungkinan akan siap bernegosiasi untuk mengurangi bermacam-macam rintangan perdagangan, termasuk negara-negara dan barang-barang tertentu yang dia bentengi di sekeliling pangsa pasar paling besar di planet ini. Saham Nikkei Jepang mendapat tekanan menjual masif pada hari Rabu (9/4/2025), sementara pasar Asia lainnya mempersiapkan dirinya untuk meredupnya nilai, hanya beberapa jam setelah tarif baru diberlakukan.
Pemerintah sudah mengatur pertemuan dengan Korea Selatan dan Jepang, kedua negara yang merupakan sekutu terdekat serta partner perdagangan penting, sementara kunjungan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni direncanakan untuk pekan mendatang.
" Ini adalah sebuah kesepakatan yang dirancang secara unik dan spesifik," ujar Trump saat menghadiri suatu acara di White House, tempat dia menandatanganinya sebagai perintah eksekutif dengan tujuan memperluas produksi batubara.
Sudah ada komunikasi dengan begitu banyak negara, melebihi 70, dan semuanya tertarik untuk bergabung," ujarnya. "Namun, tantangan kita saat ini adalah bagaimana mengevaluasi setiap negara tersebut secara cepat.
Kantor Kecil menyatakan dengan jelas bahwa tarif khusus untuk negeri-negeri tertentu sebesar 50% akan terus berlangsung mulai pukul 12:01 pagi waktu timur bagian (0401 GMT) seperti yang direncanakan.
Biaya tersebut akan sangat mahal bagi China, sebab Trump sudah meningkatkan tariff atas barang impor dari negara itu hingga 104% dalam respon kepada tarif balas dendam yang diberikan pemerintah Beijing minggu lalu. China dengan keras menentang tekanan ini dan bersumpah akan bertarung sampai titik tertinggi.
Para pejabat pemerintah menyatakan bahwa mereka tidak berniat untuk menjadikan negosiasi dengan ekonomi terbesar kedua di planet ini sebagai prioritas.
"Kami saat ini sudah mendapatkan arahan untuk mengedepankan prioritas terhadap sekutu serta partner perdagangan kami seperti halnya dengan Jepang dan Korea dan sebagainya," ungkap Kevin Hassett, penasihat ekonomi dari Gedung Putih. Fox News.
Taktik perundingan yang dirancang sendiri oleh Trump untuk setiap negara bisa mencakup pertimbangan mengenai bantuan luar negeri dan militer serta elemen-elemen ekonomi, demikian menurut pernyataan dari juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt.
Jamieson Greer, negosiator perdagangan utama untuk Trump, menyampaikan kepada Kongres bahwa timnya sedang berupaya keras agar prosesnya segera namun tidak terikat oleh batas waktu spesifik apa pun.
"Greer mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Presiden secara tegas menyampaikan sekali lagi dia tidak akan memberikan dispensasi atau pengurangan tanggung jawab dalam waktu dekat," katanya.
Pada pidato malamnya kepada anggota parlemen dari Partai Republik, Trump menyebutkan bahwa dia akan secara cepat memberlakukan tarif tinggi pada barang impor di bidang farmasi. Alasannya adalah agar bea cukai ini bisa mendorong industri obat-obatan mentransfer proses produksi mereka ke Amerika Serikat.
Kebijakan tarif skala besar milik Trump telah memicu ketakutan terhadap kemungkinan resesi serta mengganggu sistem perdagangan global yang sudah mapan untuk waktu yang lama.
China siap menghadapi konflik tarir, sementara para pembuat produk mengevaluasi dampak pada laba mereka dan berupaya cepat menyusun rencana untuk mendirikan fasilitas produksi di negara lain. Berdasarkan peningkatan ancaman dari luar, Citi telah merevisi proyeksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) China tahun 2025 hingga 4,2% dari sebelumnya 4,7%.
Gabung dalam percakapan