Ribuan Pemudik Tiba di Sampit, Tak Sedikit yang Mengantar Keluarga Baru

SAMPIT -Pergerakan kembali Lebaran pada tahun 1446 Hijriah di Pelabuhan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terlihat meningkat. Pada hari Selasa (8/4), Kapal Motor Leuser yang dimiliki oleh PT Pelni datang dari Pelabuhan Tanjung Mas Semarang dan mengantarkan lebih dari seribu penumpang. Kehadiran kapal tersebut menjadi indikasi bahwa volume pergerakan pulang telah mencapai puncaknya pasca liburan Lebaran yang cukup lama.

Lalu lintas angkutan laut dan kepelayaran di KSOP Kelas III Sampit, Gusti Muchlis, menyebutkan bahwa kenaikan jumlah pemudik disebabkan oleh berakhirnya liburan Idul Fitri. Diprediksinya, akan ada tambahan pengguna jasa serupa dari dua kapal yang tiba selama fase mudik tersisa tersebut.

"Kapal tersebut membawa 1.215 penumpang dan menjadi kapal ketiga yang ikut dalam masa arus mudik Lebaran kali ini," katanya.

Dia menambahkan bahwa sampai kemarin telah ada tiga kapal yang masuk ke Pelabuhan Sampit, mulai dari hari pertama hingga delapan setelah Idul Fitri, membawa total 1.788 penumpang. Walaupun banyak penumpang kapal kepulangan tampak sangat ramai, diyakini bahwa puncak masa tingginya belum sepenuhnya berlalu.

"Berdasarkan pola kedatangan kapal serta jumlah penumpang saat ini, masa puncak arus balik diperkirakan masih akan terjadi sampai tanggal 9 dan 10 April. Ada dua kapal lain yang belum datang; satu di antaranya milik Pelni dan satunya lagi adalah milik Dharma Lautan Utama," katanya.

Muchlis menyebutkan bahwa dari jumlah migran yang meninggalkan Sampit sebelum Idul Fitri, terdokumentasi ada 7.724 orang yang melakukan perjalanan dengan memakai sembilan kendaraan bermotor laut. Sedangkan untuk aliran kepulangan, hanya sekitar 1.788 orang yang telah direkam sebagai kembali. Oleh karena itu, perkiraannya masih ada lebih dari enam ribu penumpang lainnya yang diharapkan akan sampai dalam beberapa hari mendatang.

"Proses arus balik masih berjalan. Bila diperhatikan dari total para pemudik, kurang lebih ada enam ribu orang lagi yang belum tiba," jelasnya.

Phenomenon ini tak sekadar memperlihatkan kepulangan buruh dan orang-orang yang tinggal jauh ke Sampit, namun juga mengungkap aktivitas migrasi warga baru yang diboyong oleh pemudik asal pulau Jawa. Sebagian dari mereka dengan sengaja membawa anggota keluarga lainnya seperti saudara atau sepupu untuk turut merantau dan berusaha mendapatkan nasib baik di wilayah Kalimantan.

"Rudi, seorang penumpang dari Semarang, membawa adiknya yang baru saja menyelesaikan sekolah menengah atas dari Jawa. Dia mengajak adiknya ke Sampit karena di sana ada cukup banyak kesempatan pekerjaan. Ini lebih baik daripada hanya pengangguran di desanya," jelas Rudi.

Dia menyebutkan bahwa kakaknya berniat untuk mendaftar pekerjaan di perusahaan kelapa sawit yang sama dengannya (Rudi, red).

"Nantinya akan mendaftar di perusahaan tempat saya bekerja," tegasnya. (mif/ce/ala)