Peringatan Tegas Erick Thohir: Jangan Intimidasi Pemain Timnas!

Perhatian Serius Erick Thohir terhadap Aksi Bullying dalam Sepak Bola Indonesia

Erick Thohir, mantan Presiden Inter Milan dan saat ini menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, menyampaikan perhatian serius terhadap aksi bullying yang terjadi di lingkungan sepak bola Indonesia. Hal ini disampaikannya saat menghadiri konferensi pers pada Jumat (24/10/2025) di kompleks GBK, Jakarta.

Erick Thohir menyadari bahwa banyak pemain maupun pelatih sepak bola Indonesia mengalami bullying secara berlebihan. Ia menegaskan bahwa hal tersebut tidak boleh terus berlangsung, terutama terhadap para pemain Timnas Indonesia. Menurutnya, para pemain adalah aset penting bagi sepak bola Indonesia dan harus dilindungi.

"Saya juga berharap teman-teman media harus menjadi bagian membangun sepak bola kita. Saya minta tolong banget masalah bullying yang berlebihan kepada pemain. Kita harus sayang aset kita," ujarnya.

Ia menekankan bahwa kesempatan untuk mendapatkan generasi emas dalam sepak bola Indonesia sangat langka dan sulit datang dua kali. Oleh karena itu, ia mempersilahkan kritik yang konstruktif, namun tidak memberikan toleransi terhadap diskriminasi.

"Tidak gampang kita punya pemain seperti Ridho, Marselino. Kita punya juga beberapa pemain di U23, U20, kayanya U17 bisa generasi emas lagi. Kritik tidak masalah, tapi kalau kita melakukan diskriminasi, itu bukan bangsa kita. Saya menolak tegas yang namanya diskriminasi," tambahnya.

Erick Thohir juga meminta bantuan dari media agar sikap ekstrem tidak kembali terulang dan membuat para pemain merasa tidak nyaman. Ia menegaskan bahwa semua pihak harus menjaga suasana yang sehat dan positif bagi perkembangan pemain.

Perlindungan Penuh untuk Pemain Timnas U17

Selain itu, Erick Thohir juga memberikan perlindungan penuh kepada para pemain Timnas U17 Indonesia yang akan tampil di Piala Dunia U17 2025. Ia tak ingin kondisi psikis para pemain terganggu oleh aksi-aksi negatif yang terjadi.

"Kita harus jaga karena mereka juga jangan sampai gagal pada konteks pengembangan diri mereka," jelasnya.

Lebih lanjut, ia meminta kepada Nova Arianto, pelatih Timnas U17, agar para pemain tidak menggunakan media sosial terlebih dahulu. Ia menilai bahwa anak-anak usia U17 masih belum cukup kuat untuk menghadapi tekanan dan komentar negatif.

"Jadi Coach Nova sama saya, sama sekjen, sama director, saya bilang pemain U17 stop sosmed dulu, kasian, belum tentu sekuat kita. Kalau Pak Sekjen dan saya sudah khatam dibuly. Kalau anak-anak kita U-17 kasihan, itu yang kita mesti jaga," tegasnya.

Kesulitan Mencari Pelatih Akibat Bullying

Erick Thohir juga menyayangkan bahwa aksi bullying membuat PSSI kesulitan mencari pelatih baru bagi Timnas Indonesia. Menurutnya, diskriminasi dan ancaman menjadi salah satu faktor yang membuat para pelatih enggan datang ke Indonesia.

"Kalau ditanya, apakah kami sudah mengontak calon pelatih? Ya belum, sekarang kami lagi menjaga persepsi di industri sepak bola dunia bahwa kita bukan bangsa yang tercerminkan hari ini dengan beberapa diskriminasi dan ancaman-ancaman," kata Erick Thohir.

Sebagai contoh, kegagalan Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026 membuat Patrick Kluivert menjadi bulan-bulanan netizen. Banyak sentimen negatif terhadapnya juga berasal dari para pendukung pelatih sebelumnya.

"Itu yang kita lakukan hari ini, benar-benar dalam posisi prihatin dan tidak mudah untuk meyakinkan banyak orang," sambungnya.