Jangan Tahan Air Mata, Ini Cara Alami Tubuh 'Bersihkan' Lemari Emosi

Manfaat Menangis untuk Kesehatan Mental

Menangis sering kali dianggap sebagai tanda kelemahan, padahal dari sisi psikologis, membiarkan diri menangis justru bisa memberikan efek positif bagi kesehatan mental dan membantu tubuh menjadi lebih rileks. Dalam konteks ini, menangis tidak hanya sekadar reaksi emosional, tetapi juga cara alami untuk menyalurkan perasaan yang terpendam.

Serene Lee, seorang psikoterapis sekaligus pendiri pusat konseling ICCT.sg, menjelaskan bahwa menangis merupakan mekanisme alami yang membantu mengelola emosi yang menumpuk akibat tekanan, kehilangan, atau konflik dalam kehidupan sehari-hari. Ia menyebutkan bahwa menangis seperti membersihkan lemari emosi. Jika dipendam terus-menerus, isi lemari tersebut akan menumpuk dan terasa berat. Dengan membiarkan diri menangis sesekali, seseorang dapat merasa lebih seimbang dan manusiawi. Contohnya, setelah seminggu penuh tekanan, seseorang mungkin menangis sambil menonton film yang menyentuh hati, lalu merasa "segar" dan siap menghadapi hari baru.

Proses Fisiologis Saat Menangis

Secara fisiologis, saat seseorang menangis, tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol dan prolaktin melalui air mata. Serene Lee menggambarkan proses ini seperti katup tekanan pada panci presto, yang membantu melepaskan beban emosi seperti kesedihan, frustrasi, maupun rasa bahagia yang mendalam. Dengan demikian, menangis bukan hanya tentang pelepasan emosi negatif, tetapi juga ekspresi rasa syukur, kelegaan, atau keterikatan emosional dengan orang lain.

Namun, Dr. Demutska, seorang psikolog klinis, menegaskan bahwa menangis harus disertai kemampuan untuk mengelola stres dengan cara lain. Jika tidak, hal itu bisa menunjukkan bahwa seseorang memiliki kemampuan coping yang terbatas. Menangis menjadi tidak sehat jika frekuensi atau intensitasnya sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, memengaruhi hubungan sosial, atau disertai pikiran untuk menyakiti diri sendiri.

Tanda-Tanda Masalah Emosional

Perasaan ingin menangis terus-menerus tanpa penyelesaian dapat menjadi tanda gangguan psikologis seperti depresi, prolonged grief disorder (duka berkepanjangan), atau trauma emosional yang belum terselesaikan. Dr. Demutska menambahkan bahwa menangis tanpa mengetahui alasannya, berulang kali, dapat mengindikasikan kesulitan memahami emosi atau proses disosiatif.

Di sisi lain, tidak pernah menangis sama sekali—bahkan ketika menghadapi situasi yang secara emosional berat—juga perlu diwaspadai. Menurut Dr. Demutska, hal itu bisa menunjukkan mati rasa emosional atau penghindaran terhadap emosi, yang sama berisikonya bagi kesehatan mental seseorang. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk memahami dan mengakui emosinya, baik melalui menangis maupun cara lain yang sehat.