Banjir Jateng, Gubernur Ahmad Luthfi: Seluruh Dinas Harus Turun ke Lapangan

Penanganan Banjir di Jawa Tengah Terus Dilakukan
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyatakan bahwa penanganan banjir di Kota Semarang dan Kabupaten Demak dilakukan secara intensif. Seluruh dinas dan stakeholder terkait telah diturunkan sejak hari pertama banjir terjadi.
"Terkait banjir di Semarang dan Demak, seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sudah kita turunkan," ujar Luthfi usai acara penandatanganan nota kesepahaman antara Provinsi Jawa Tengah dengan Provinsi Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Kota Surabaya, Jumat, 24 Oktober 2025 malam.
Beberapa upaya yang telah dilakukan meliputi pendirian dapur umum, penambahan pompa penyedot air, serta pengaturan lalu lintas oleh petugas. Ia juga menginstruksikan kepada seluruh dinas dan stakeholder untuk terus memantau situasi dan mengambil langkah cepat.
Kegiatan seperti membuat sodetan di lokasi banjir harus disiapkan dengan matang mengingat kondisi cuaca masih tidak menentu. "Kita akan lakukan pantauan terus dangan seluruh OPD serta jajaran di Kota Semarang dan Kabupaten Demak, secara tidak langsung provinsi dan kabupaten/kota akan kerja sama," katanya.
Sebelumnya, curah hujan tinggi di beberapa daerah di Jawa Tengah menyebabkan genangan dan banjir di sejumlah titik. Di antaranya di Kota Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Grobogan. Bahkan banjir di Kota Semarang dan Kabupaten Demak membuat lalu lintas di jalur Pantura terhambat.
Langkah Cepat dari Tim Gabungan
Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan menjelaskan bahwa langkah cepat sudah dilakukan oleh tim gabungan dari BPBD Jateng, BPBD Kota Semarang dan Kabupaten Demak, serta relawan, TNI, Polri, dan masyarakat di lapangan sejak banjir muncul. "Dapur umum sudah disiapkan, bantuan logistik sudah kami distribusikan," katanya kemarin.
Kepala Pusdataru Jawa Tengah Henggar Budi Anggoro menjelaskan bahwa total ada delapan pompa yang dikerahkan sampai Jumat, 24 Oktober 2025. Delapan pompa tersebut diperkirakan dapat menyedot air hingga 1.900 liter per second dan aktif selama 24 jam.
Delapan pompa tersebut terpasang di sejumlah titik. Satu pompa di sekitar Kali Tenggang, dua pompa di Terboyo dan tiga pompa di Kali Sringin. Sementara dua pompa akan dipasang di titik efektif untuk melakukan pembuangan air genangan bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Dua pompa tambahan ini berasal dari Balai PSDA yang berada di Tegal dan Kudus.
Pemeriksaan Penyebab Banjir
Selain pemasangan pompa, pihaknya juga turun ke lokasi banjir guna mengecek penyebab utama mengapa begitu banyak genangan. “Kami cek, tidak ada kaitan dengan pembangunan tol. Ini karena curah hujan yang begitu tinggi, karena hujan deras dalam beberapa hari terakhir,” kata Henggar.
Upaya Penanganan Berkelanjutan
Penanganan banjir di Jawa Tengah tidak hanya terbatas pada pemasangan pompa dan pendirian dapur umum. Berbagai langkah lain terus dilakukan untuk memastikan warga terlindungi dan kondisi kembali normal. Beberapa upaya yang dilakukan antara lain:
- Koordinasi antara pemerintah daerah dan lembaga terkait untuk memastikan respons cepat.
- Distribusi bantuan logistik kepada masyarakat yang terdampak banjir.
- Pemantauan kondisi cuaca dan aliran air secara berkala.
- Pembuatan saluran tambahan atau sodetan untuk mengurangi genangan air.
Kerja Sama yang Kuat
Kerja sama antara pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota menjadi kunci dalam penanganan banjir. Dengan adanya kolaborasi yang baik, harapan besar diarahkan agar semua pihak bisa bersinergi dalam menghadapi tantangan cuaca ekstrem.
Gabung dalam percakapan