Banjir di Desa Air Hitam Meredupkan Sekali, BPBD Pelalawan Bongkar Akar Luapan Sungai Nilo
Jogjandroid Blog, PELALAWAN - Banjir yang mengenai Desa Air Hitam, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan di Riau akhirnya mereda sepenuhnya pada hari Rabu (9/4/2025).
Air genangan yang menenggelami area desa sudah surut. Debit sungai Nilo yang menyebabkan flood tersebut telah pulih ke kondisi biasanya.
Pengurangan tingkat aliran air saat banjir sungguh cukup besar selama tiga hari belakangan ini. Air tersebut mengalir dengan cepat dan kemudian mereda hingga normal lagi.
"Karateristik banjir di kawasan Air Hitam memang demikian. Ia naik dengan cepat dan tiba-tiba. Sementara proses surutnya berlangsung singkat pula. Sebab air hanya melintas sebentar," jelas Kalaksa BPBD Pelalawan, Zulfan M.Si saat ditemui oleh Jogjandroid Blog pada hari Rabu, 9 April 2025.
Dia menjelaskan bahwa banjir di Desa Air Hitam dimulai meningkat pada Minggu (6/4/2025), dengan kedalaman mencapai 120 Sentimeter.
Sama halnya seperti banjir bandang tiba-tiba membanjiri area pedesaan yang bersebelahan langsung dengan Sungai Nilo.
Tetapi seiring berjalannya waktu, air mulai merosot keesokan harinya. Lalu pada Senin (7/4/2025) malam, ketinggian genangan air menyusut menjadi 30 cm dan menurun hingga 90 cm selama 24 jam tersebut. Pada hari Selasa (8/4/2025), banjir di area paling rendah yaitu jalanan desa sudah tersisa antara 5 sampai 10 cm saja.
"Banjir hari ini telah sepenuhnya surut. Kini sudah kering dan berada dalam keadaan normal lagi," jelas Zulfan.
Zulfan menambahkan bahwa penyebab primer dari banjir di Desa Air Hitam adalah keluapannya Sungai Nilo.
Terpengaruh oleh intensitas hujan yang tinggi di wilayah upstream Inhu selama tiga hari beruntun yang cukup deras.
Akibatnya, debit air di Sungai Kuantan yang berkelanjutan menuju Sungai Nilo menjadi sangat naik secara signifikan.
Aliran air yang deras berasal dari hulu tak dapat diakomodasi dengan baik oleh tubuh sungai Nilo yang kian sempit dan berkurang kedalamannya.
Akhirnya air meluap dan menenggelami jalur-jalur desa serta permukiman penduduk. Dua ratus kepala keluarga terkena dampak, sementara akses jalan yang terendam mencapai panjang seratus meter.
"Penduduk tak sempat menyelamatkan diri dan memilih untuk tinggal di dalam rumah mereka. Jalan raya pun telah dapat dilalui sepeda motor maupun mobil sejak kemarin petang," ujarnya.
(Jogjandroid Blog/Johannes Wowor Tanjung)
Gabung dalam percakapan