AC MILAN: Masa Depan Luka Jovic Tak Lagi di San Siro

Jogjandroid Blog - Masa depan striker Spekulasi seputar pemain Serbia dari AC Milan, Luka Jovic, masih berlanjut.

Baru-baru ini, sang bapak Luka Jovic menyatakan bahwa dia telah mendapatkan penawaran dari dua tim sepak bola di Turki yaitu Besiktas dan Trabzonspor.

Meskipun Jovic memang berkeinginan untuk tetap tinggal di AC Milan, bisa jadi tak ada alternatif lain selain hengkang.

Pemain serangan itu tampil guna mencetak gol penyama yang penting saat menghadapi tim lalu lintasnya, Fiorentina, di penghujung pekan di Serie A. Ini menjadi gol kedua pemain tersebut dari sembilan pertandingannya sepanjang musim ini.

Kinerja yang kurang memuaskan dari Santiago Gimenez dan Tammy Abraham menyebabkan Jovic secara mengejutkan menjadi perhatian lagi. Rossoneri, menginginkan untuk memberikan dampak dan mendapatkan perpanjangan kontrak.

Masa depan Jovic

Ayahnya berdialog dengan Srpski Telegraf lewat Calciomercato.com terkait masa depannya, menyatakan ada penawaran dari Besiktas dan Trabzonspor pada Januari, serta Monza yang berlaga di Serie A.

“Itu semua benar,” jawabnya.

Seharusnya dia bertahan di AC Milan, namun bila terjadi perubahan besar di klub tersebut, bisa jadi tak ada opsi lain untuk situasi ini.

Kariernya yang tidak biasa membuat Jovic menjadi perhatian, pasalnya Real Madrid merogoh kocek sebesar €63 juta demi mendatangkannya dari Eintracht Frankfurt di tahun 2019.

Akan tetapi pada tahun 2022, klub mengizinkannya pergi kepada Fiorentina tanpa biaya apapun dan sebagai gantinya menerima potongan 50 persen dari biaya transfer di masa depan.

Persetujuan serupa tercapai bersama AC Milan di tahun 2023 melalui kesepakatan jangka pendek yang akan habis pada 30 Juni.

Musim aneh Luka Jovic

Musim ini menjadi pusingan yang sulit untuk Jovic. Waktunya bermain di AC Milan benar-benar sedikit sekali.

Pemain dari Serbia tersebut telah menandatangani perpanjangan kontrak dengan AC Milan saat jendela transfer musim panas sebelumnya, namun dia dilepas setelah berakhirnya periode transferya walaupun upayanya tidak berhasil.

Kini, dia bisa jadi opsi keempat untuk lineup awal, sehingga berpotensi dilepas pada transaksi Transfer musim depan.

Sekilas, mengingat kondisi cedera Alvaro Morata serta Tammy Abraham yang belum sepenuhnya sembuh, sang pelatih kemungkinan besar akan memilih untuk meletakkan pemain tersebut di bangku cadangan.

Sebaliknya, Paulo Fonseca memutuskan memberikan kesempatan kepada Francesco Camarda untuk bermain di tim senior ketika mereka menghadapi Cagliari.

Detik yang luar biasa namun penuh kesedihan untuk Jovic.

Karena tak ada petunjuk adanya perubahan yang bakal terjadi, sangat mungkin bahwa Rossoneri akan mengambil pertimbangan untuk berpisah apabila kesempatan itu hadir.

Berdasarkan laporannya, telah ada beberapa kandidat yang berminat untuk menggabungkan Jovic ke dalam tim mereka.

Menurut laporan dari Corriere dello Sport, tim asal Turkey yaitu Galatasaray sudah mengamati salah satu pemain berumur 26 tahun itu.

Ini adalah opsi yang murah biayanya, dan mengingat cedera Mauro Icardi, mereka perlu mencari pemain penyerang baru.

Kemarin dikatakan bahwa dia masih dalam pertimbangan, namun sepertinya kini dia jadi opsi yang lebih difavoritkan.

Apabila transaksi tersebut terwujud, hal itu pun bakal mendukung usaha AC Milan dalam menguatkan sektor gelandang pada jendela perpindahan pemain.

Meskipun biaya transfernya tidak terlalu tinggi, upahnya akan dipotong sehingga pasti akan membantu Rossoneri.

Paradoks Jovic

Kondisi Luka Jovic di AC Milan sebenarnya merupakan sebuah paradoksal.

Pada musim panas sebelumnya, kontrak Luka Jovic telah diperpanjang oleh AC Milan.

Namun saat ini, masa depan pemain dengan nomor punggung 9 tersebut kelihatan lebih tidak terjamin daripada sebelumnya.

Menurut Calciomercato.com, Jovic semakin dikesampingkan darirencana AC Milan dan takdirnya akan segera hengkang.

Akan tetapi, keadaannya berubah menjadi sebuah paradoks yang akhirnya mendorong manajer untuk menimbulkan suatu pertanyaan.

Selama musim panas, para pengurus perpanjang kontraknya dan berikan kaos bertanda tangan dengan nomor punggung 9 yang terkenal.

Selanjutnya, dia memulai bulan September sebagai striker utama ketiga setelah Alvaro Morata dan Tammy Abraham, kedua pemain tersebut adalah pendatang baru.

Dia pun tak terdaftar dalam tim untuk pertandingan Liga Champions.

Meski mengalami beberapa gangguan di bagian punggung, Jovic baru bisa menyumbang sekitar 78 menit dari total 11 laga awal musim ini.

Hal itu terdiri atas tiga laga: satu jam bertarung dengan Torino pada laga perdana, sejumlah menit menghadapi Parma di partai kedua, serta melebihi seperempat jam berlaga melawan Lecce saat pertandingan ketujuh.

Walau begitu, sang pelatih dari Serbia, Dragan Stojkovic, tetap menghubunginya dan menurunkannya di lapangan pada kedua laga saat istirahat Oktober tersebut.

Yang paling baru, dia diundang juga untuk bermain dalam pertarungan menghadapi Swiss dan Denmark.

Media Italia Tuttosport mengungkapkan adanya situasi tidak biasa terkait dengan Luka Jovic.

Berdasarkan pernyataan dari pelatih AC Milan Paolo Fonseca, Jovic sedang menghadapi masalah akibat cederanya.

Akan tetapi, dia termasuk dalam daftar pemain yang dipilih Serbia untuk partai tim nasional selanjutnya.

Klub secara resmi menyatakan bahwa pemain yang pernah membela Eintrcht Frankfurt itu tidak hadir sejak akhir Oktober karena masalah pubalgia (sakit di area pinggang bagian bawah).

Dia juga sama sekali tidak bermain satu menitpun sejak saat itu.

Ia seharusnya bertahan di Milanello selama liburan musim dingin guna mengembalikan kebugarannya.

Tetapi, justru dia yang diundang ke tim nasional Serbia untuk laga UEFA Nations League akan datang menghadapi Swiss dan Denmark.

Dia pun akan merespons telepon itu, yang berarti dia akan terbang ke Serbia bersama dengan Strahinja Pavlovic.