Viral Dihubungi Pertamina Soal Oplosan Pertamax,Fitra Eri Beri Klarifikasi: Cuma Pengandaian

Influencer otomotif, Fitra Eri, memberikan klarifikasi mengenai viralnya wawancara di mana dirinya mengaku dihubungi oleh Pertamina dan diminta untuk menyampaikan ke publik bahwa tidak ada bensin oplosan di Pertamax.

*) Penjelasan Fitra Eri berada di bagian bawah artikel

Video klip wawancara dalam acara "Indonesia Business Forum tvOne" tersebut beredar luas di media sosial X (awalnya Twitter).

Dalam penuturannya, Fitra Eri juga sangat tegas menolak permintaan tersebut karena merasa tidak memiliki cukup data untuk memastikan kebenarannya.

"Saya dihubungi oleh Pertamina untuk memberitahukan bahwa bukan bensin oplosan," ujar Fitra Eri dalam program "Indonesia Business Forum" yang tayang di kanal YouTube tvOneNews, Rabu (26/2/2025).

"Saya sendiri tidak berani karena saya tidak tahu fakta seperti apa, saya masyarakat biasa, saya konsumen,” ungkapnya.

"Saya mendengar dari Kejaksaan Agung ada Oplosan, kebetulan saya mendengar dengar pendapat di DPR tidak ada oplosan mana yang benar," ujarnya.

"Jadi kalaupun Pertamina mau mengembalikan kepercayaan, menurut saya yang dilakukan harus komunikasi publik yang tepat, tidak harus melalui influencer saja," kata Fitra Eri.

Akibat dari video tersebut, nama Fitra Eri langsung menjadi trending topic di X atau Twitter pada Kamis (27/2/2025).

Program "Indonesia Business Forum tvOne" yang membahas kabar bensin oplosan ini menampilkan Fitra Eri dan Anggota Dewan Energi Nasional, Eri Purnomohadi.

Sebagai informasi, kasus kecurangan yang diduga terjadi di tubuh Pertamina terungkap.

Saat ini ada sembilan orang yang dicurigai terlibat kasus korupsi dalam pengelolaan minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina (Persero) pada periode 2018-2023.

Salah satu dari sembilan tersangka adalah Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, yaitu Riva Siahaan.

Peran Riva Siahaan dalam kasus korupsi Pertamina ini antara lain menggabungkan Pertamax dengan Pertalite dalam pengadaan produk kilang oleh PT Pertamina Patra Niaga.

Pengoplosan dilakukan di gudang penyimpanan padahal hal tersebut tidak diperbolehkan atau bertentangan dengan peraturan.

Kasus dugaan korupsi pengelolaan minyak mentah dan produk kilang periode 2018-2023 diperkirakan menimbulkan kerugian negara sebesar Rp968,5 triliun atau sekitar Rp1 kuadriliun.

Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkapkan bahwa dugaan korupsi dalam pengelolaan minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina Subholding serta kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) menyebabkan kerugian negara yang sangat besar.

Dalam perhitungan sementara, kerugian negara pada tahun 2023 sudah mencapai Rp 193,7 triliun.

Jika pola yang sama terjadi sejak 2018, maka kerugian total dalam lima tahun akan mendekati Rp 1 triliun.

Klarifikasi Fitra Eri

Sekarang tidak tersedia.

Fitra Eri menjelaskan beberapa hal tentang wawancaranya di tvOne.

Salah satu hal yang diklarifikasi oleh Fitra Eri adalah terkait pihak Pertamina yang dalam video atau tayangan televisi terdengar menghubungi dirinya.

"Saya menanggapi Pak Eri ada tabrakan suara antara saya dan presenternya, sehingga seolah-olah saya berbicara 'hari ini Pertamina menghubungi saya', padahal sebenarnya ada kata 'walaupun' yang tidak begitu terdengar," jelas Fitra Eri.

Dengan demikian, Fitra Eri memastikan bahwa pihak Pertamina tidak pernah menghubunginya.

"Jadi Pertamina tidak pernah menghubungi saya sama sekali, itu hanya perandaian untuk menanggapi dari pernyataan Pak Eri," katanya tegas.

Fitra Eri juga menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mau dibayar untuk membicarakan hal yang tidak jelas.

"Jika saya pribadi tidak akan berani menyuarakan sesuatu, tak peduli berapa pun uang yang saya dapatkan, jika saya tidak tahu fakta yang sebenarnya," kata Fitra Eri.

Tidak ada teks untuk diparafrasing. Tren Fitra Eri Influencer Otomotif Tolak Ajakan Pertamina, Pertamax Bukan Oplosan: Faktanya Apa?

Total Kerugian Negara Akibat Korupsi Pertamina 2018-2023 Diperkirakan Melebihi Rp 1 Triliun