Trump: Setiap Serangan Houthi Kini Dilihat Sebagai Serangan Iran

WASHINGTON DC, RB NEWS Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Iran akan dipertanggungjawabkan untuk setiap serangan yang diserukan oleh kelompok Houthi di Yaman terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

"Setiap serangan yang dilancarkan oleh kelompok Houthi mulai saat ini akan dilihat sebagai serangan berasal dari senjata dan kepemimpinan Iran. Iran wajib bertanggung jawab serta menerima akibatnya," tulis Trump pada platform Truth Social-nya.

AS mengkritik Iran karena dianggap menyuplai senjata serta melatih anggota kelompok Houthi. Akan tetapi, Iran menyangkal klaim itu dan justru menuduh AS telah melanggar Pasal dalam Piagam PBB.

Serangan udara Amerika Serikat mengakibatkan kematian puluhan jiwa.

Dilansir dari kantor berita AFP , Selasa (18/3/2025), Amerika Serikat melakukan serangan udara masif terhadap pasukan Houthi di Yemen pada hari Sabtu pekan lalu. Insiden itu mengakibatkan kematian 53 orang serta melukaikan 98 korban lainnya.

Sebagai tanggapan, Houthi menyatakan bahwa mereka sudah melakukan dua serangan ke arah kapal induk Amerika Serikat yang berada di Laut Merah.

Ratusan pengikut kelompok itu pun ikut melakukan unjuk rasa di sejumlah kota yang dikuasai mereka di Yaman, termasuk Sana'a, Saada, serta Hodeida.

Washington menyebutkan bahwa serangan udara tersebut ditujukan untuk mencegah serbuan yang dilancarkan oleh kelompok Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah, yaitu rute perdagangan penting antara Benua Eropa dan Asia.

Iran dengan sigap membalas keputusan agresif Amerika Serikat. Di dalam pesan yang diajukan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, duta besar Iran menyatakan bahwa pemerintah Washington telah mengambil langkah-langkah yang bertentangan dengan aturan global.

Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, mengkritik Trump dan para petinggi Amerika Serikat yang diduga ingin menciptakan alasan untuk melakukan serangan militernya ke Yaman.

Sebaliknya, Komandan Garda Revolusi Iran, Hossein Salami, menyatakan bahwa Houthi membuat keputusan strategis maupun operasional dengan independen.

"Yaman merupakan negeri yang berdaulat dan mandiri dalam wilayahnya serta mengadopsi kebijakan domestik yang autonomus. Ansar Allah, selaku wakil rakyat Yaman, menentukan keputusan strategis maupun operasionalnya dengan independensi," demikian disampaikan oleh Salami, seperti dilansir dari Reuters , Minggu (16/3/2025).

Pada saat yang sama, kelompok Houthi menyatakan bahwa mereka tidak berniat untuk mengundurkan diri dan tetap akan meneruskan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah. Hal ini dilakukan sebagai wujud dukungan kepada Palestina di Gaza.

Sekilanya, Houthi pernah mengakhiri serangan mereka pada tanggal 19 Januari, yang bersamaan dengan dimulainya gencatan senjata sementara di Gaza.

Tetapi, setelah itu mereka mengancam untuk menyergap lagi apabila Israel tak membuka jalur pertolongan manusia ke daerah tersebut.

Banyak orang cemas mengingat peningkatan tensi antara Amerika Serikat, Iran, serta kelompok Houthi, karena situasi ini berpotensi memicu peperangan yang lebih besar di kawasan Timur Tengah.