Transformasi Como 1907, dari Bangkrut Jadi Kekuatan Baru

Budi Hartono, yang berusia 28 tahun pada tahun 1969, mengubah brak atau tempat karyawan untuk melinting rokok di pabrik keluarganya menjadi lapangan bulu tangkis.

Dengan cintanya yang besar terhadap olahraga ini, Budi, yang nanti menjadi CEO PT Djarum, berinisiatif untuk menjadikan brak sebagai lokasi latihan bulu tangkis.

Inisiatif ini merupakan langkah awal bagi lahirnya PB Djarum pada tahun 1974, yang kini dikenal sebagai salah satu pusat pembinaan atlet bulu tangkis di Indonesia, termasuk atlet legendaris Liem Swie King.

Hingga saat ini, PT Djarum tetap konsisten dalam mencetak generasi atlet bulu tangkis yang berkualitas.

Setelah 45 tahun berdiri, ketika bisnis Budi Hartono semakin berkembang dan mengakuisisi berbagai perusahaan, perhatian grupnya pun beralih ke Eropa, terutama ke Italia.

Pada tahun 2019, Djarum berhasil membeli klub Como 1907, yang saat itu terpuruk di Serie D Liga Italia, dengan harga 800 ribu euro atau sekitar Rp 12,5 miliar.

Angka tersebut terbilang kecil dibandingkan dengan total kekayaan Djarum yang mencapai 50,3 miliar dolar AS menurut Forbes pada akhir tahun 2024.

Sejak dipimpin kembali, Como 1907 berhasil melompat tiga tingkat dalam waktu lima tahun dan akan kembali berkompetisi di Serie A pada tahun 2024 setelah 21 tahun absen.

Awalnya, performa Como di Serie A biasa-biasa saja, tetapi perlahan mereka mulai menunjukkan potensi yang menarik perhatian pendukung sepak bola Italia.

Dalam dua pekan terakhir, Como mengejutkan banyak pihak dengan mengalahkan Fiorentina dengan skor 2-0 pada 16 Februari dan Napoli dengan skor 2-1 pada 23 Februari.

Sebelum kemenangan itu, Como juga menunjukkan performa yang menjanjikan saat menghadapi Juventus, meskipun mereka kalah 1-2.

Dengan kemenangan melawan Napoli dan Fiorentina, Como seperti menunjukkan bahwa mereka tidak akan berhenti memberikan kejutan.

Meski saat ini Como menempati peringkat ke-13 di klasemen Serie A, performa mereka menunjukkan grafik yang positif, terutama setelah mereka menambah delapan pemain baru di transfer Januari.

Dengan dana sekitar 40 juta pound (Rp830 miliar), Como menjadi klub yang paling banyak berinvestasi dalam transfer pemain di Liga Italia pada Januari, melampaui klub-klub besar seperti Inter Milan, Napoli, Juventus, dan AC Milan.

Di antara pemain baru tersebut adalah Dele Alli, mantan bintang Tottenham Hotspur, dan Assane Diao yang diambil dari Real Betis.

Diao, yang bergabung pada 7 Januari 2025, telah menunjukkan kinerja luar biasa dengan mencetak gol dalam lima dari delapan pertandingan pertamanya.

Djarum, yang berhasil menjadikan Como 1907 sebagai salah satu klub terkaya di Italia, masih terus berkomitmen untuk tidak mencari kesuksesan instan, padahal telah mengeluarkan banyak dana sejak klubnya promosi ke Serie A.

Mirwan Suwarso, wakil pemilik Como dan CEO Mola TV, menekankan bahwa investasi dalam klub ini adalah proyek jangka panjang.

Mereka ingin membangun kesuksesan dari dasar dengan mengenali segala permasalahan dalam klub untuk menciptakan fondasi yang kuat.

Mirwan juga menyatakan bahwa visi mereka adalah membuat Como menjadi klub yang mampu bersaing seperti Atalanta, yang sukses melalui pengembangan pemain muda.

Atalanta telah menanam investasi besar di akademi mereka, sehingga mereka dapat terus menghasilkan pemain berkualitas yang mendatangkan keuntungan.

Fokus Como dalam pengembangan bakat muda menampilkan filosofi Djarum yang telah terbukti berhasil dalam mendukung bulu tangkis di Indonesia.

Djarum juga memiliki program Garuda Select untuk mengembangkan pemain sepak bola muda di Indonesia, menunjukkan komitmen mereka dalam pembinaan.

Tidak banyak pemilik klub yang memiliki rekam jejak baik di dunia olahraga, dan Djarum, yang juga pernah mensponsori liga sepak bola Indonesia, kini berkolaborasi dengan legenda sepak bola seperti Thierry Henry dan Cesc Fabregas untuk membangun Como 1907 menjadi kekuatan baru di Italia.

Meskipun Como menunjukkan performa yang menjanjikan, mereka tetap rendah hati dan tidak menetapkan target tinggi untuk musim ini.

Pada akhir pekan ini, Como akan kembali bertanding melawan Roma, tim yang mereka kalahkan pada pertandingan sebelumnya pada 16 Desember.

Jika Como dapat mempertahankan prestasinya yang baik, mereka bisa menarik perhatian lebih banyak dari publik sepak bola Italia.

Sepertinya, Como sedang menulis kisah sukses baru dalam sepak bola modern, sebuah kisah yang dibangun dari dasar untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan.