Sri Mulyani Ungkapkan Peningkatan Penerimaan Pajak Pasca Jatuhnya IHSG

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghibaukan pasar setelah Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG terjun sebesar 7,01% dalam sesi perdagangan tersebut. intraday Hari ini, beberapa ahli ekonomi mengomentari bahwa penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ini disebabkan oleh performa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang melemah di awal tahun 2025, dengan satu faktornya adalah pendapatan pajak yang rendah.
Sri Mulyani menyatakan bahwa pendapatan pajak kotor di bulan Februari 2025 berada dalam posisi minus sebesar 3,8%. Akan tetapi, sesuai dengan laporan selanjutnya, pengumpulan pajak masuk ke tahap awal Maret 2025 sudah menjadi positif.
Oleh karena itu, selama periode 17 hari, antara tanggal 1 sampai dengan 17 Maret 2025, hal ini berlangsung. turn around Diperkirakan awalnya minus 3,8% pada akhir Februari. Namun, per tanggal 17 Maret, angkanya telah berubah menjadi plus 6,6%. Demikian penjelasan Sri Mulyani saat memberikan keterangan pers di Kantor DJP Kementerian Keuangan, Selasa (18/3).
Dia berharap data itu dapat meredam kekhawatiran di pasaran, yang akhirnya fokus pada penurunan pendapatan pajak di awal tahun 2025. " Ini bertujuan untuk menenangkan publik maupun media secara keseluruhan," katanya. market pula yang menggarisbawahi aspek penerimaan negara," jelas Sri Mulyani.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan melaporkan bahwa pendapatan perpajakan di bulan Februari 2025 menurun 30,19% jika dibandingkan dengan periode serupa tahun sebelumnya, menyentuh angka Rp 187,8 triliun.
Realisasi pendapatan negara untuk seluruh tahun hingga bulan Februari 2025 hanya sebesar Rp 316,9 triliun, mengalami penurunan sekitar 20,8% jika dibandingkan dengan angka pada periode serupa di tahun sebelumnya yaitu Rp 400,36 triliun. Pendapatan dari sektor pajak yang merupakan komponen utama dalam pendapatan negara juga menurun dari Rp 320,6 triliun menjadi Rp 240,4 triliun.
Beberapa Penyebab Utama dari Fluktuasi Harga Saham
Sri Mulyani menjelaskan bahwa fluktuasi saham saat ini disebabkan oleh beberapa elemen. "Ketika membicarakan tentang gerak saham, pastinya kami mempertimbangkan aspek baik secara global maupun nasional," ungkap Sri Mulyani. Dia menambahkan, "Perlu diperiksa pula, apakah terdapat faktor tertentu yang spesifik untuk dalam negeri ketimbang berbanding dengan wilayah lain atau skala dunia."
Menteri keuangan negeri ini turut menggarisbawahi sentimen terkait performa perusahaan milik negara atau BUMN dalam konteks rencana pendirian Danantara. Dia menyatakan tegas bahwa perfoma BUMN tetap dipertahankan dengan sangat baik.
"Kami memastikan bahwa BUMN tetap dipantau dan dikelola dengan baik," ungkap Sri Mulyani.
Dia menggarisbawahi bahwa manajemen BUMN harus terus berlangsung dengan cara yang profesional dan transparan setelah pendirian Danantara. Dia menyebutkan pula bahwa Presiden Prabowo Subianto telah mementahkan hal ini sebagai suatu prinsip.
"Tentu saja, manajemen perusahan milik negara itu berkewajiban pula memberikan penjelasan kepada publik agar dapat membangun kepercayaan terhadap perusahaan," ujar Sri Mulyani.
Gabung dalam percakapan