Media Australia Perhatikan Kemampuan Patrick Kluivert Sebelum Socceroos Hadapi Garuda

RB NEWS Media Australia, The Roar , mengulas catatan kerja kepelatihan Patrick Kluivert menjelang pertandingan lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara timnas Indonesia melawan Australia pada hari Kamis, tanggal 20 Maret 2025.
The Roar Menyinggung pelatih tim nasional Indonesia yang baru itu tidak banyak berbeda dari manajer tim nasional Australia. Patrick Kluivert dianggap mirip dengan manajer Socceroos yaitu Tony Popovic.
Berdasarkan media Kanguru tersebut, pertarungan antara Indonesia dan Australia tidak sekadar diharapkan sebagai laga antara dua negeri jiran, namun juga menggambarkan persaingan kedua pelatih berlevel rata-rata guna membuktikannya siapa yang superior.
Alih-alih optimisme, The Roar Menyinggung tentang, penunjukan pelatih Timnas Australia Tony Popovic malah menjadi sumber kekecewaan di kalangan masyarakat setempat.
Meskipun Pelatih Tim Nasional Indonesia Patrick Kluivert diperkirakan memiliki rekam jejak sebagai pelatih yang kurang memukau.
Lantas, seperti apakah penilaian media Australia itu terhadap Patrick Kluivert dengan Tony Popovic?
Patrick Kluivert dijuluki duplikat Popovic
The Roar menyebut Patrick Kluivert sebagai replika dari Popovic.
Disebutkan pula bahawa sang pelatih tim nasional Indonesia tersebut adalah seorang atlet handal pada zaman dahulu.
Patrick Kluivert tampil dalam Kejuaraan Eropa serta Piala Dunia FIFA bersama tim nasional Belanda, dan menjadi salah satu pilar utama dari generasi emas para pemain Belanda yang dikenal sebagai Flying Dutchmen selama dekade 1990-an hingga 2000-an.
Dia juga telah membela beberapa tim besar, seperti Ajax, AC Milan, Barcelona, Newcastle United, dan PSV; meraih satu-satunya gelar Liga Champions bersama klub pertamanya tersebut.
Walaupun Patrick Kluiver memiliki rekam jejak yang sangat mengesankan sebagai pemain sepak bola, hal tersebut belum berlaku untuk kariernya sebagai pelatih.
Dia hanya mencapai puncak sebagai asisten pelatih untuk Louis van Gaal ketika meraih medali perunggu di Piala Dunia 2014.
Posisi pelatih utamanya Patrick Kluivert dimulai dengan melatih tim nasional Curaçao antara tahun 2015 hingga 2016. Pada masa tersebut, sesuai The Roar , prestasi Kluivert dalam mengelola tim itu tidak begitu mencolok.
Kluivert pun sempat menguji keberuntungannya sebagai pelatih untuk tim nasional Kamerun berdampingan dengan mantan rekanya, Clarence Seedorf, saat penyelenggaraan Piala Afrika tahun 2019 di Mesir.
Akan tetapi, dia hanya meraih satu kemenangan dalam empat laga sehingga mengakibatkannya dipecat.
Kluivert lalu kembali lagi ke Timnas Curacao untuk melatih kedua kalinya, namun disebut sayang karena mengalami kegagalan yang sama.
Kluivert gagal membawa mereka ke Piala Dunia FIFA 2022, kalah dari Panama dengan agregat 2-1.
Riwayat pelatihannya yang terbaru, Kluivert pergi ke Turki untuk melatih Adana Demispor.
Awalnya, kata The Roar, Optimisme melanda saat Adana Demispor dikendong oleh Patrick Kluivert. Namun, akhirnya para pendukung Adana merasa kesal ketika tim mereka dikalahkan oleh Genk dari Belgia dan tidak berhasil maju ke Liga Konferensi Eropa UEFA musim 2023-24.
Pemulaan yang cemerlang untuk tim tersebut juga diikuti dengan deretan performa yang kurang memuaskan kemudian, terlebih lagi kekalahannya secara mengejutkan dari Samsunspor yang tengah kesulitan dengan skor 2-3 di markas sendiri sehingga menyebabkan Pelle van Agteren harus angkat kaki.
Popovic tampil kurang meyakinkan
Sementara itu, The Roar menyatakan bahwa Popovic memiliki tanggung jawab atas penurunan kinerja Socceroos pasca mengambil alih posisi dari Graham Arnold di September 2024.
CEO James Johnson juga merasakan tekanan karena memilih Tony Popovic sebagai pelatih Tim Nasional Australia daripada calon-calon lain seperti Dragan Skocic dan Vahid Halilhodzic.
Sejak mengamankan titel unik Liga Champions AFC bagi Australia di tahun 2014, gaya arahan Popovic tak lagi memberi kesan yang meyakinkan.
Pada babak kualifikasi Piala Dunia 2026, Australia berhasil meraih satu kemenangan saja, yaitu dengan skor 3-1 atas Tiongkok.
Menghadapi Arab Saudi dan Bahrain, Socceroos gagal mengambil keuntungan dari kesempatan yang ada.
Popovic melatih pertandingan-pertandingan tersebut, dan walaupun Australia memulai dengan catatan tak terkalahkan di bawah kepemimpinannya, tiga seri dalam empat laga telah menimbulkan keraguan tentang kemampuannya sebagai pelatih.
Terlebih lagi ketika berhadapan dengan timnas Indonesia mendatang, Popovic dipandang semakin kurang yakin dalam mengumpulkan pemainnya.
Keputusannya untuk tidak memasukkan Mohamed Toure, Jack Iredale, Max Balard, Anthony Kalik, Deni Juric, dan Nestory Irankunda jelas merupakan yang paling banyak dikritik, karena para pemain ini sekarang dalam performa terbaiknya.
Putusan dia untuk ikut memilih para pemain dengan kinerja kurang baik seperti Kusini Yengi, Dan Arzani, Nishan Velupillay, serta Brandon Borrello pun menimbulkan keraguan tentang kecocokan Popovic.
Sebenarnya, Young Socceroos yang baru saja meraih juara Piala Asia AFC U20 2025 bisa jadi opsi. Malahan, Popa sudah mengkhianati harapan para pendukungnya.
Putusan tersebut mengundang keraguan apakah pencapaian bersama Western Sydney Wanderers mewakili titik tertinggi dalam kariernya sebagai pelatih, di mana sebagian besar prestasinya dinilai kurang memuaskan.
The Roar menyuarakan, laga diantara Timnas Indonesia dengan Australia pasti akan menarik perhatian para pendukung dari kedua belah pihak tersebut.
Pada laga tersebut, para pendukung tim nasional Indonesia dikabarkan berharap untuk menyaksikan "keajaiban tangan" Kluivert yang diandalkan bisa membongkar tim-tim unggulan meski kiprahnya sebagai pelatih sedang kurang memuaskan.
Harapannya pun bertambah besar berkat kehadiran skuad yang didukung oleh sejumlah pemain naturalisasi yang baru saja terbentuk.
Gabung dalam percakapan