Ilmuwan Sebut Matahari Bisa Menjadi Indikator Gempa Bumi: Fakta Terkuak

Studi terbaru mengindikasikan bahwa panas matahari mungkin memiliki peran dalam memunculkan gempa bumi. Penelitian ini bisa diterapkan untuk memperbaiki ramalan gempa dengan mempertimbangkan perkiraan aktivitas surya.

Penelitian ini dijalankan oleh kelompok ahli dari Brasil serta Jepang yang melakukan pemodelan untuk menyambungkan antara kegiatan Matahari dan getaran bumi melalui dampak matahari terhadap atmosfir dunia.

Tim mengatakan bahwa dampak suhu matahari pada guncangan seismik mungkin cukup rendah, tetapi aspek itu dapat berperan dalam memecahkan misteri yang lebih luas.

" Ini merupakan pendekatan yang menarik, dan kami berharap studi ini dapat menyajikan beberapa petunjuk terkait dengan visi keseluruhan tentang faktor-faktor yang memicu guncangan gempabumi," jelas Mathues Saldanha, sang penulis studi serta seorang ilmuwan komputer dari Universitas de São Paulo, Brasil, dalam kutibannya. Newsweek .

Gempa bumi timbul akibat pembebasan tenaga dengan cepat di dalam Bumi, menghasilkan gelombang seismik. Biasanya hal ini dipicu oleh pergeseran plat Bumi (tektonik) ataupun kegiatan Gunung Berapi.

Lempengan-lempengan tektonik pembentuk kerak bumi bergeser, bertabrakan, atau mengunci antara satu dengan yang lainnya. Ketika lapisan-lapisan tersebut bergerak, energi potensial yang telah menumpuk kemudian dilepas, memicu terjadinya guncangan gempa bumi.

Penelitian terkini ini berdasarkan studi sebelumnya yang mengidentifikasi kaitan antara titik-titik pada matahari dengan kegiatan seismic di Bumi. Temuan analisis itu menyatakan bahwa akurasi perkiraan besar guncangan bumi untuk hari selanjutnya bertambah dari 2,6 sampai 17,9 persen ketika informasi tentang aktivitas matahari dimasukkan dalam perhitungan.

Dalam studi terbaru mereka, para peneliti mengamati kumpulan data guncangan seismik bersama-sama dengan rekaman kegiatan matahari serta temperatur di lapisan atas bumi.

"Pancaran matahari mengakibatkan pergeseran temperatur atmosfir yang kemudian bisa berdampak pada aspek-aspek seperti karakteristik bebatuan dan aliran air sub-surface," jelas Saldanha.

Variabilitas seperti itu dapat menyebabkan batu menjadi lebih labil dan mudah retak, serta pergantian jumlah hujan dan pelelehannya salju juga bisa mengubah tekanan pada lempengan tectonics. Walaupun elemen-elemen tersebut mungkin tidak merupakan penyebab primer dari guncangan bumi, namun mereka masih bisa memiliki dampak dalam mendukung prediksi kegiatan seismic.

Sebenarnya, tim berhasil menghasilkan catatan yang tepat saat menyertakan detail tentang suhu permukaan Bumi dalam model seismik, khususnya pada situasi gempa bumi dengan kedalaman rendah.

"Logis saja, karena suhu dan keberadaan air secara utama berpengaruh pada lapisan terluar dari kulit bumi," jelas Saldanha.