Equinox Besok di Sumatera: Ketahui dampaknya di Indonesia

RB NEWS , Jakarta - Fenomena equinox Diyakini sebagai penyebab utama dari kehangatan ekstrem yang dialami baru-baru ini. Agar dapat mengerti hubungan antara equinox dengan temperatur, penting untuk mengetahui definisi serta cara kerja fenomena tersebut dalam mendongkrak kondisi iklim global.
Tetapi, banyak orang masih penasaran apakah fenomena equinox memang memiliki dampak pada perubahan suhu yang dialami di Indonesia.
Menurut laporan dari Antara Equinox terjadi saat posisi Matahari tepat di atas garis Khatulistiwa, membuat lama hari dan malam hampir sama panjang di seluruh Bumi. Kata "equinox" datang dari kata Latin yakni "aequus" yang artinya "sama," serta "nox" yang berarti "malam."
Phenomenon ini muncul dua kali tiap tahun, yaitu kira-kira pada tanggal 20 Maret dan 23 September. Di bulan Maret, kejadian tersebut dinamakan equinox vernal, sementara itu di September diketahui sebagai equinox autumnal. Fenomena equinox ini mengisyaratkan pergantian musim yang merupakan titik penting dalam transisi cuaca serta iklim di seluruh penjuru bumi.
Dampak dari Equinox
Setelah mengerti tentang kejadian equinox, perlu diketahui pula sejumlah efek yang ditimbulkannya pada lingkungan alam, walaupun tingkat pengaruhnya tidak begitu besar. Beberapa akibat signifikan dari fenomena ini dapat dilihat di bawah ini:
1. Lama hari dan malam
Saat terjadinya equinox, waktu siang dan malam di berbagai belahan bumi hampir sama panjangnya. Ketika kejadian ini terjadi, sinar matahari mencapai sebagian besar permukaan Bumi dalam kuantitas yang relatif serupa, sehingga membuat lama hari dan malam mendekati kesetaraan di semua wilayah global.
2. Pengaruh terhadap cuaca
Walau Equinox tak secara langsung mengubah iklim, kejadian tersebut menjadi penanda pergantian musim yang bisa berdampak pada pola cuaca.
Di Indonesia, BMKG menyebutkan bahwa negara ini akan mengalami perubahan suhu karena adanya fenomena astronotik Equinox yang berlangsung dua kali dalam satu tahun.
"Selama periode itu, salah satu dampaknya adalah peningkatan kecerahan sinar matahari di daerah ekuator yang menjadikan cuaca menjadi semakin panas," jelas Deputi Meteorologi BMKG Guswanto seperti dilansir dari Antara .
BMKG menggarisbawahi bahwa fenomena Equinox tidak memicu peningkatan suhu udara secara signifikan atau pergantian musim yang kekal di Indonesia. Menurut pantauan BMKG baik sebelum maupun setelah masa Equinox, fluktuasi suhu maksimal siang hari dan minimal malam hari di berbagai daerah Indonesia umumnya masih dalam batas normal.
Suhu purata di Indonesia pada kebanyakan hari berada dalam jangkauan 26 hingga 36 darjah Celsius.
3. Perubahan panjang hari
Pada area yang ada di sebelah jauh dari garis ekuator, masa waktu siangnya agak lebih panjang daripada tempat-tempat yang berdekatan dengan garis ekuator. Fenomena tersebut timbul akibat variasi dalam letak geografis yang mengubah lamanya periode menerima radiasi surya pada tiap-tiap titik.
Selanjutnya, letak Indonesia yang persis pada garis khatulistiwa membuat fenomena equinox kurang memberi dampak signifikan terhadap perubahan suhu. Negara-negara yang berada di sekitar garis khatulistiwa biasanya hanya memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau, dengan fluktuasi suhu yang tidak ekstrem sepanjang tahun. Oleh karena itu, walaupun ada phenomena equinox mempengaruhi lama hari dan malam, efeknya pada fluktuasi temperatur di Indonesia masih dalam rentang normal.
Gabung dalam percakapan