Dulu Kosong, Kini Siap untuk Pramono: Begini Tampilan Rumah Dinas Gubernur

JAKARTA, RB NEWS Rumah dinas milik Gubernur Jakarta yang terletak di Jalan Taman Suropati Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat, mendapat perhatian ketika Pramono Anung mengambil keputusan untuk tinggal di sana sebagai gubernurnya.
Pengamatan RB NEWS di tempat pada Selasa (18/3/2025), kediaman berwarna putih itu tetap menjaga desain kolosal bergaya kolonial.
Di bagian depan rumah terpasang papan dengan tulisan "Harta Milik Pemprov Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Untuk Rumah dinas Gubernur Prov. DKI Jakarta, No. Aset 11.09.00.02.01.01.01 01.01.11.01.01".
Secara visual, bangunan rumah tersebut terlihat simetri dengan tiang-tiang tinggi yang menghasilkan kesan mewah serta anggun.
Atap rumah bergaya miring dengan genteng berwarna merah merupakan karakteristik dari struktur kolonial yang sudah ada sejak dulu.
Berada dalam area yang luas dengan kebun hijau nan teduh, lingkungan rumah dinas ini menawarkan ketenangan walaupun letaknya di pusat keramaian Jakarta.
Jendela-jendela luas berbingkai kayu membolehkan sinar matahari natural mengalir bebas ke dalam kamar.
Rumah yang bakal dihuni oleh kader PDI-P ini terletak kurang lebih 650 meter dari tempat tinggal Presiden kelima Republik Indonesia dan juga Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri.
Rumah bergaya kolonial kuno ini telah lama menjadi tempat tinggal resmi bagi para gubernur.
Akan tetapi, di beberapa masa lalu terkini, bangunan tersebut belum dipakai sebagai tempat tinggal bagi gubernur yang sedang menjabat.
Apabila ditelusuri lebih jauh, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) serta Anies Baswedan memilih untuk tidak menetap di tempat tinggal resmi selama periode kepemimpinannya masing-masing.
Seorang pegawai keamanan menyebutkan bahwa dalam kurun waktu beberapa tahun, tempat tinggal resmi tersebut pernah tidak berpenghuni sejak terakhir kali ditempati oleh Djarot Syaiful Hidayat ketika ia menjadi Gubernur Jakarta pada tahun 2017.
"Yang paling akhir menyewa tempat itu adalah Pak Djarot, tapi sebelumnya Mas Anies pernah menginap di sana selama masa karantina karena beliau tertular Covid-19," katanya.
Sebab Ahok tak tinggal di rumah dinasnya
Ahok, yang berfungsi sebagai Gubernur Jakarta antara tahun 2014 sampai 2017, memutuskan untuk tinggal di kediaman pribadinya di Pantai Mutiara, Jakarta Utara.
Alas-an utama Ahok dalam mengambil keputusan tersebut meliputi berbagai hal seperti suara bising dan kemacetan lalu lintas.
Ahok menganggap suasana di sekitar tempat tinggal resmi-nya terlalu bising, berbanding terbalik dengan hunian di Pantai Mutiara yang jauh lebih tenang, khususnya sesudah waktu maghrib.
"Saya memang tidak menyukai keramaian, dan di tempat ini (residensie Taman Suropati), sangat ramai; dari pagi hingga larut malam selalu begitu. Sementara di kediaman saya (di Pantai Mutiara), sesudah Maghrib terlihat seperti tak berpenghuni, benar-benar sunyi. Terlebih lagi saat akhir pekan, mayoritas tetangga pergi keluar negeri, sehingga jarang sekali melihat mereka dirumah," ungkap Ahok.
Di samping itu, saat berkunjung ke kediaman resmi, Ahok menyampaikan keluhan tentang jumlah nyamuk yang cukup menganggu.
Dia pun kaget dengan kemampuan sang gubernur sebelumnya untuk bertahan hidup di tempat itu. Dia berkata, "Nyamuk-nymuk di sini sangat agresif dan tidak menyenangkan ketika ada tamu yang datang karena mereka selalu berhamburan. Aneh rasanya, mengapa Bapak Jokowi dapat bertahan hidup di lokasi seperti ini?" katanya.
Ternyata, Ahok menyebut bahwa dia merasakan atmosfer tidak nyaman dan agak mencekam ketika tinggal di kediaman resmi itu, terlebih lagi di dalam ruangan yang menjadi kamar gubernur.
"Apakah kalian (wartawan) ingin tetap berada di sini? Tidak masalah, bisa menginap di tempat ini saja, dan yang akan menemaninya adalah wanita Belandanya," ujar Ahok.
"Tadi ganti baju di kamar mandi sendirian saja seram banget," lanjutnya.
Alasan lain yang menyebabkan mantan Gubernur Jakarta itu enggan menempati rumah dinas karena lokasi rumah pribadinya lebih dekat dengan sekolah anak-anaknya, sehingga memudahkan aktivitas keluarga sehari-hari.
“Anak-anak sekolahnya lebih dekat kalau di Pluit. Kalau jadi anak Menteng, susah, sekolahnya jauh," kata dia.
Sebab Anies Baswedan enggan menghuni tempat tinggal resmi
Anies Baswedan, yang menjadi Gubernur Jakarta usai Ahok, pun memutuskan untuk tidak menghuni tempat tinggal resmi itu.
Anies lebih suka menetap di rumahnya sendiri bersama keluarganya.
Akan tetapi, alasannya secara khusus tidak sering diumumkan ke publik.
" belum pasti bagaimana kesiapsiapannya untuk digunakan secara langsung. Kami akan mengevaluasi nantinya. Yang terpenting adalah kami tidak terburu-buru. Bukan berarti tempat ini bisa ditempati pada hari yang sama," ungkap Anies di Jalan Tirtayasa II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (12/10/2017).
Meskipun demikian, Anies sebelumnya telah memanfaatkan tempat tinggal resmi pemerintahan untuk melakukan isolasi diri sendiri setelah dia divonis positif terinfeksi Covid-19 pada hari Selasa (1/12/2020).
Tidak seperti penggantinya, Gubernur Jakarta yang sekarang, Pramono Anung, berniat untuk menghuni kediaman resmi gubernur pasca peringatan Hari Raya Idul Fitri pada tahun 1446 Hijriyah atau 2025.
Pilihan ini berawal dari dorongan istrinya, Endang Nugraheni, yang mengusulkan untuk tinggal di dalam rumah dinas itu setelah memberikan saran dan dukungannya.
Pramono pun kaget mendengar saran itu, karena sebelumnya sang istri tak pernah berminat untuk tinggal di rumah dinas.
"Saya pun terkejut, istriku yang biasanya enggan (menggunakan rumah dinas) tiba-tiba mengatakan ingin tinggal di sana. Lebih baik lagi jika rumah residen gubernur dapat digunakan," jelas Pramono saat berada di Balairung Soesilo Soedarman, Jakarta Pusat, pada hari Senin, tanggal 17 Maret 2025.
Pramono, setelah 25 tahun bekerja sebagai pegawai negeri, sudah lima kali diberikan fasilitas rumah dinas, tetapi belum pernah satu pun yang dia huni.
Pramono, sesudah secara langsung mengkaji situasi kediaman resmi gubernur, memilih untuk tinggal di sana.
"Maka saat saya melihat kembali ke rumah tersebut, pada akhirnya saya memutuskan untuk tinggal di sana. Semoga setelah Lebaran nanti, saya bisa menghuni tempat ini," ujar Pramono.
Gabung dalam percakapan