Benua Australia Bergerak Makin Dekat ke Asia, Apa Dampaknya bagi Bumi?

Benua Australia terus bergerak ke utara dengan laju sekitar 2,8 inci atau 7 sentimeter (cm) setiap tahun.

Kecepatan ini sekitar sama dengan kecepatan pertumbuhan kuku manusia, dikutip dari

, Kamis (27/2/2025).

Para ilmuwan menegaskan bahwa pergerakan ini dipicu oleh lempeng tektonik, yang pada akhirnya dapat menyebabkan Australia bertabrakan dengan Benua Asia.

Lalu, apa dampak pergeseran Benua Australia ke arah Utara itu?

Dampak Perpindahan Benua Australia menuju Asia

Pergeseran benua Australia ke utara mungkin terasa sedikit dalam waktu yang singkat.

Akan tetapi, jika pergeseran ini terjadi dalam waktu jutaan tahun, maka fenomena itu dapat membentuk kembali lanskap, mengubah iklim, dan mengganggu ekosistem.

"Baik suka atau tidak, Benua Australia akan bertabrakan dengan Asia," kata Profesor Zheng-Xiang Li dari Curtin University yang telah mempelajari fenomena ini.

Dia menjelaskan, pergerakan ini mengikuti siklus alami di mana benua-benua terpisah dan kemudian menyatu kembali, sebuah proses yang telah terjadi berulang kali dalam sejarah Bumi.

Pergerakan Australia ke utara dimulai sekitar 80 juta tahun yang lalu, ketika Australia terpisah dari Antartika.

Selama 50 juta tahun terakhir, lempeng ini terus bergerak ke arah Asia sebagai bagian dari lempeng Indo-Australia yang lebih besar.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa ketika tabrakan yang tak terelakkan itu terjadi, hal ini akan memicu transformasi geologi dan lingkungan yang besar.

Selain pergeseran geologi, dampaknya terhadap keanekaragaman hayati bisa sangat besar.

Pasalnya, Australia adalah rumah bagi spesies unik seperti kanguru, wombat, dan platipus, yaitu hewan yang berevolusi secara terisolasi.

Tetapi, karena Benua Australia semakin dekat ke Asia, akhirnya benua ini dapat bergabung dengan ekosistem yang mendukung spesies yang sangat berbeda.

Pada akhirnya, hal ini menyebabkan konsekuensi ekologis yang tidak dapat diprediksi.

Gangguan yang terjadi sekarang

Pergeseran Benua Australia ke Asia tidak hanya menjadi perhatian di masa depan, tetapi juga telah menyebabkan masalah di masa kini.

Pada tahun 2016, para ilmuwan menemukan bahwa pergerakan Australia telah menggeser koordinat GPS-nya sejauh 1,5 meter, sehingga memaksa negara tersebut untuk memperbarui sistem penentuan posisi resmi sejauh 1,8 meter untuk menjaga akurasi.

Seiring dengan pergeseran benua ini, sistem navigasi, infrastruktur, dan pemetaan satelit harus diperbarui secara teratur untuk mencegah kesalahan.

Perubahan ini dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi industri yang mengandalkan data lokasi yang akurat, termasuk kendaraan otonom, pertanian presisi, dan penerbangan.

Australia bergerak mendekati Indonesia

Peneliti Geologi dan Kebencanaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Danny Hilman Natawidjaja mengatakan, Australia sedang bergerak mendekati Asia atau lebih spesifiknya ke Indonesia dengan kecepatan sekitar 7 cm per tahun.

Pergerakan ini telah terjadi selama lama dan disebabkan oleh lempeng tektonik yang bertabrakan satu sama lain.

Dua lempeng tektonik bertemu di daerah tengah-barat Indonesia, menyebabkan salah satu lempeng menghantam ke bawah lempeng yang lain.

, Rabu (26/2/2025).

Sementara itu, di bagian Indonesia timur, lempeng tidak terjun ke bawah, melainkan bertabrakan. Ini juga terjadi sejak lama dan akan terus berlanjut seperti itu.

Kawasan timur Indonesia, secara dasarnya, adalah pecahan dari Australia.

"Di timur itu berasal dari Australia semula. Jadi (dulu) sudah dipukulkan terus istilahnya ke pulau timur yang ada di Kepulauan Indonesia. Lama-lama semuanya dipukulkan dan jadi satu Australia sama Indonesia," katanya.