Badai PHK Bayangi Bank-Bank Raksasa

Perusahaan raksasa global juga melaksanakan langkah ini dengan pertimbangan yang beragam.

/AI).

Piyush Gupta, CEO DBS Group, mengatakan bahwa perusahaannya memiliki sekitar 8.000 hingga 9.000 karyawan konsultan. Ia mengkonfirmasi laporan Press Trust of India yang menyebutkan bahwa perusahaan ini akan mengurangi jumlah karyawan karena penggunaan teknologi AI di beberapa bisnis.

Meski begitu, para pegawai tetap tidak akan terpengaruh, kata Gupta. DBS diketahui memiliki sekitar 41.000 karyawan saat ini dan Wakil CEO Tan Su Shan akan menggantikan Gupta sebagai pimpinan utama DBS pada 28 Maret 2025.

"Kurangnya pekerja akan terjadi karena pengurangan alami karena bergantinya pekerja sementara dan kontrak dalam beberapa tahun ke depan," kata juru bicara DBS.

Pada hari yang sama, Reuters melaporkan HSBC mengurangi jumlah karyawannya di bisnis kekayaan digital Pinnacle di Cina, hampir separuh dari total pegawai, yaitu sekitar 900 orang.

Pada tahun 2020, Pinnacle diluncurkan, yang menjual produk asuransi dan pengelolaan dana melalui platform digital di Cina. Perusahaan ini memiliki sekitar 2.100 karyawan di dua unit utamanya pada akhir Juni tahun lalu, menurut perhitungan Reuters berdasarkan data perusahaan dan catatan bisnis resmi.

Pemangkasan ini menegaskan tantangan yang dihadapi oleh bank yang berfokus di pasar Asia ini, untuk meningkatkan pertumbuhan dan profitabilitas di Cina di saat harus mengurangi beban untuk meningkatkan laba.

Reuters sebelumnya telah melaporkan pada bulan Oktober 2024 bahwa bank terbesar di Eropa berdasarkan aset telah memulai penyelidikan terkait sejumlah pos beban, seperti struktur gaji pegawai dan biaya beban dari supplier, yang turut berperan dalam meningkatnya beban yang melampaui pendapatan di Pinnacle.

Pengurangan staf tersebut melibatkan PHK, pengurangan alami, dan pemindahan ke unit lain dalam grup perbankan di Cina, kata dua sumber Reuters.

Sementara itu, pada Kamis (16/1/2025), Reuters juga melaporkan bahwa bank besar asal Amerika Serikat, Citigroup, melakukan pemotongan sejumlah posisi karyawan setelah melalui pemeriksaan selama satu tahun. Langkah ini merupakan bagian dari program restrukturisasi di bawah CEO Jane Fraser untuk mengurangi biaya.

Beberapa direktur eksekutif di unit bisnis pengelolaan dana nasabah dan teknologi telah meninggalkan perusahaan. Citi juga telah memecat beberapa karyawan di tim yang bertugas mengumpulkan data dan menganalisis data untuk memberikan informasi kepada para klien, menurut laporan Bloomberg.

"Pergantian pimpinan, pensiun, dan perubahan staf yang ditargetkan adalah hal yang biasa dalam menjalankan bisnis," kata Citi dalam sebuah statement. Namun, perusahaan menolak memberikan komentar lebih lanjut.

Sebagian besar restrukturisasi telah diselesaikan tahun lalu setelah pengajuan rencana Fraser pada akhir tahun 2023 untuk meningkatkan pendapatan, menyederhanakan operasi, dan mengatasi kekurangan yang sudah berlangsung lama dalam pengelolaan data dan manajemen risiko bank.