Apa Implikasinya Jika Sri Mulyani Berhenti dari Kabinet Prabowo?

JAKARTA, RB NEWS Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi topik pembicaraan belakangan ini setelah muncul spekulasi tentang kemungkinan dia akan mengundurkan diri dari posisinya sebagai menteri di Kabinet Merah Putih.
Masalah tersebut telah bergulir minimal satu minggu terakhir, sambil menghadapi tantangan pengelolaan anggaran dan perdebatan seputar Coretax, yang merupakan area tugas dari Kementerian Keuangan.
Saat isu ini baru saja timbul, Sri Mulyani memilih untuk diam dan tak memberikan komentar apapun. Ia hanya mengangkat sudut bibirnya dalam senyum ketika ditekan tentang berita itu setelah bertatap muka dengan Presiden Prabowo Subianto di Area Istana Kepresidenan Jakarta pada hari Rabu, 12 Maret 2025.
Menteri Keuangan waktu itu memang cenderung diam, bahkan ketika diminta berkomentar tentang jenis laporannya ke Prabowo serta konferensi pers mengenai APBN Kita edisi Januari 2025 yang penjualannya tertunda.
"Iya, laporkan saja soal APBD," ujar Ani singkat sambil bergegas ke arah kendaraannya yang disediakan negara.
Ramai-ramai Dibantah
Berita tentang pengunduran diri Sri Mulyani dengan cepat ditolak oleh Ketua Harian Partai Gerindra serta Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad.
Dasco menyatakan telah memeriksa informasi tersebut dengan pihak pemerintah tentang hal ini dan diberitahu bahwa takakan ada perombakan kabinet dalam jangka waktu singkat.
"Menurut informasi kemarin, pertemuan antara Prabowo dan Sri Mulyani merupakan sebuah acara buka puasa bersama dengan diskusi tentang kondisi ekonomi saat ini," jelas Dasco di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, pada hari Jumat (14/3/2025).
Saya telah memeriksa dengan pihak berwenang dan ternyata belum ada perencanaan. reshuffle Dan ketika disampaikan kepada Bu Sri Mulyani, saya juga belum sempat," lanjutnya.
Berdasarkan pendapat Dasco, apabila memperhatikan pertemuan di antara Sri Mulyani dan Prabowo beberapa hari yang lalu, terlihat adanya kedekatan mereka.
Oleh karena itu, Dasco mengklaim bahwa kabar pengunduran diri Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan adalah tanpa dasar.
"Tapi kalau lihat pertemuan buka puasa kemarin yang seperti teman-teman lihat di media, keduanya penuh keakraban. Saya pikir isu yang dibuat di luaran itu adalah isu yang tidak berdasar dan membuat semangat berpuasa menjadi kendur," imbuh Dasco.
Pada hari Selasa tanggal 18 Maret 2025 lalu, Dasco kembali menyangkal berita yang mengklaim Sri Mulyani akan mengundurkan diri saat pasar saham tiba-tiba anjlok.
Ini diungkapkan Dasco saat dimintai pendapat tentang dampak penarikan Sri Mulyani terhadap IHSG yang mengalami jatuh.
"Terkait dengan Bu Sri Mulyani, saya memastikan bahwa Beliau tidak akan mengundurkan diri," kata Dasco di Bursa Efek Indonesia.
"DAN keuangan kami kokoh," tambahnya.
Kantor Kepresidenan menyangkal pemberitaan tentang pengunduran diri Sri Mulyani.
Juru bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan atau PCO, Hariqo Satria Wibawa menyatakan bahwa tak terdapat satupun pengumuman resmi tentang penarikan diri Sri Mulyani, seperti yang dinyatakan beberapa pihak tanpa tanggung jawab.
Dia mengatakan bahwa Sri Mulyani terus menunaikan kewajibannya hingga sekarang. "Sampai saat ini, Ibu Sri Mulyani tetap bertugas dan memenuhi kewenangannya sebagai Menteri Keuangan," jelasnya.
Maka dari itu, dia menyarankan kepada publik agar tetap tenang dan tidak mudah terhasut.
Serta kami yakin, kami percaya komunitas kita tak gampang diprovokasi dengan data yang masih belum diverifikasi. Ayo bersikap cerdas dalam menggunakan media sosial dan tetap lakukan penyaringan sebelum. sharing ," jelas Hariqo.
Jawaban Sri Mulyani
Setelah dikelilingi oleh keraguan selama tujuh hari, Sri Mulyani pada akhirnya bersuara tentang berita yang menimpanya.
Eks kepala Bank Dunia tersebut mengungkapkan bahwa dia masih aktif berperan sebagai Menteri Keuangan.
"Saya tegas bahwa saya hadir di sini, berdiri dengan teguh tanpa mengundurkan diri," ujar Sri Mulyani pada konferensi pers tentang hasil lelang surat utang negara (SUN) di Kantor Ditjen Pajak, Jakarta, Selasa (18/3/2025).
Treasurer of the state revealed that he would continue to maintain national finances by managing the State Budget (APBN) alongside the team at the Ministry of Finance (Kemenkeu).
Sebab itu, kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai alat finansial negara perlu dipelihara dengan baik guna memastikan kelanjutan tercapainya sasaran-sasaran pengembangan yang sudah dirancang oleh pemerintahan serta untuk melestarikan keyakinan publik.
"Memang begitu kewajiban dan tanggung jawab kita. Kita terus bertahan untuk fokus pada pengelolaan APBN," ungkapnya.
Mengapa pengunduran diri Sri Mulyani mendapat banyak perhatian? Bagaimana jika suatu hari nanti Sri Mulyani memutuskan untuk resign secara definitif?
Dampak Sri Mulyani Mundur
Ekonom Senior dari Core Indonesia, Hendri Saparini menyatakan bahwa keputusan Sri Mulyani untuk berhenti sebagai menteri yang bertanggung jawab atas pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pastinya akan menciptakan ketidakstabilan.
Bukan hanya di Indonesia, penurunan kinerja Menteri Keuangan suatu negara pun dapat mempengaruhi stabilitas neger itu, terutama jika kepercayaan publik mulai berkurang secara bertahap.
"Pencopotan Menteri Keuangan di setiap negeri yang berada dalam situasi serupa dengan Indonesia sekarang, tentunya akan menciptakan ketidakstabilan, memperburuk spekulasi serta harapan-harapan negatif," ujar Hendri sewaktu dihubungi. RB NEWS , Rabu (19/3/2025).
Dia menyetujui bahwa, pada saat ini, ada sejumlah besar dan bervariasi dari alasan yang membuat pasaran kurang percaya terhadap keputusan serta arah ekonomi di Indonesia.
Akan tetapi, tanggapan Kantor Presiden untuk menangani dan mengembalikan kepercayaan publik perlu akurat.
Tidak tepatnya penilaian hanya akan membuat situasi menjadi lebih buruk.
"Bila benar terjadinya pengunduran diri seorang menteri, hal ini harus dilihat sebagai bagian dari dinamika normal dalam suatu pemerintahan ketika ada pengunduran diri oleh pejabat publik. Hal utama yang perlu dipertimbangkan ialah respon Istana Negara. Respon tersebut tidak boleh berhenti pada penolakan saja melainkan juga mencakup langkah-langkah strategis apa pun yang dapat diambil guna meredam efek buruknya serta meningkatkan situasi saat ini," jelas Hendri.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menjelaskan bahwa alasan pensiunnya Sri Mulyani mungkin dikarenakan penurunan pendapatan dari sektor perpajakan karena adanya dampak Coretax, atau juga bisa jadi terkait dengan upaya efisiensi anggaran pemerintah yang dapat memicu penghematan dan berpotensi mengancam kualitas pelayanan publik.
Bhima mengatakan bahwa isu resign ini mungkin akan diterima dengan baik oleh pasar apabila penggantinya adalah orang yang lebih unggul.
"Impakt dari penarikan Sri Mulyani dan Airlangga dapat diterima dengan baik oleh pasar selama pengganti mereka memiliki kapabilitas yang lebih tinggi. Namun, jika pengganti Sri Mulyani adalah keponakannya Prabowo, dipastikan pasar akan merespons secara negatif akibat terlalu kuatnya unsur nepotisme tersebut," jelas Bhima.
Gabung dalam percakapan