5 Kebiasaan Tidak Baik Selama Puasa yang Sebaiknya Diubah

RB NEWS , Jakarta - Puasa Ramadan tak melulu tentang berpuasa dari makan dan minum, namun juga bertujuan merawat kesejahteraan jasmani serta menggalakkan pola hidup sehat yang lebih baik. Ramadhan pun dimanfaatkan oleh beberapa individu sebagai peluang untuk menurunkan berat badan serta mendukung pengendalian penyakit jantung, kadar kolesterol, dan hipertensi.

Sayangnya, masih banyak orang yang melakukannya. kesalahan Dalam pola makan dan kebiasaan selama bulan puasa yang malah dapat menurunkan manfaatnya. Dimulai dengan konsumsi berlebih pada waktu sahur maupun buka, serta minimnya minum air, perilaku seperti itu bisa memiliki dampak negatif terhadap kesejahteraan dan stamina ketika melaksanakan ibadah puasa.

Dilansir dari Drsumaiyah.com dan Egypttoday.com, Berikut adalah beberapa kesalahan umum yang harus dielakkan saat sedang melaksanakan ibadah puasa:

1. Memakan Terlalu Banyak saat Berkasih

Setelah menjalankan puasa seharian tanpa asupan cair maupun makanan, tentunya tubuh akan merasakan kehausan dan kelaparan yang luar biasa ketika waktu berbuka tiba. Akan tetapi, untuk membuka puasa dengan cara yang baik dan benar tidak harus dimulai dengan porsi besar-besaran. Lebih penting adalah memiliki rutinitas dalam konsumsi makanan. Seperti pendapat Sumaiya, sang pemilik Klinik NutriCare Dr. Sumaiya, mengonsumsi lebih banyak makanan dapat memberikan beban tambahan pada saluran pencernaan Anda, bahkan hal tersebut bisa menjadi awal masalah seperti perut buncit atau kembung serta diare. Selain itu, gaya hidup semacam ini pun bisa menciptakan dampak negatif lainnya yaitu bertambahnya bobot badan secara drastis. Bahkan perilaku serupa juga dapat melemahkan efek positif dari aktivitas ibadah puasa.

Kuncinya terletak pada keseimbangan saat berbuka. Pastikan bahwa sajian buka puasa mencakup unsur-unsur seperti protein, karbohidrat kompleks, lemak sehat, dan juga sayuran. mindful eating Dengan memperhatikan tanda-tanda kekenangan tubuh dan menghentikan asupan makan sebelum merasa begah.

Dimulai dengan buka puasa yang sesuai sunnah menggunakan kurma dan air putih, kemudian istirahat sejenak selama beberapa menit bisa dilakukan sambil melaksanakan salat Maghrib. Setelah itu, makan dapat dimulai dengan kecepatan lambat, memuali dari sop terlebih dahulu agar perut tidak kaget dingin, disusul oleh salad guna mendukung sistem pencernaan Anda.

2. Kekurangan dan Kelebihan Konsumsi Air Ministru

Dehidrasi dapat terjadi akibat kurang meminum air selama masa berpuasa, gejalanya antara lain adalah merasakan pusing, letih, serta kesulitan fokus. Saat tubuh tak menerima pasokan cairan dalam jangka waktu lama padahal aktifitasnya masih sama, maka resikonya akan lebih besar. Apabila keperluan cairan belum tersedia cukup dari buka puasa pada sahur, hal ini juga menambah potensi mengantuk dan masalah pada proses metabolisme. Untuk mempertahankan hidrasi yang baik secara berkelanjutan, sebaiknya minum air dalam takaran yang sesuai serta mengonsumsi buah-buahan berkadar air tinggi seperti semangka, melon, ataupun apel.

Sebaliknya, langsung mengonsumsi banyak air ketika berbuka puasa ternyata adalah kesalahan. Menurut pendapat Sumaiya, kebiasaan tersebut dapat memberi beban pada perut, menimbulkan rasa kembung, serta memiliki potensi untuk menjadi masalah. menipiskan enzim pencernaan agar menghalangi proses pencernaan yang efisien .

Meskipun konsumsi banyak air dingin bisa mengganggu aliran darah di perut dan membawa risiko sakit, cara paling baik adalah mulailah buka puasa dengan air hangat atau bersuhu kamar kemudian minumlah secukupnya secara bertahap sepanjang malam hingga waktu sahur agar tubuh tetap terhidrasi.

3. Memakan Terlalu Banyak Makanan Manis Berlebihan

Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan lonjakan energi yang cepat namun selanjutnya diikuti dengan penurunan drastis yang membuat tubuh mudah lemas. Asupan gula yang tinggi berdampak pada peningkatan berat badan dan gangguan kontrol gula darah, terutama bagi penderita diabetes. Penelitian yang dikutip Sumaiya yang dipublikasikan di Journal American Klinis Gizi menyambungkan peningkatan asupan minuman manis dengan kemungkinan besar mengalami sindrom metabolik.

Di samping itu, menyantap hidangan manis secara langsung sesaat setelah buka puasa bisa merangsang akumulasi lemak serta menaikkan tingkat kolesterol. Apabila Anda berniat untuk mengonsumsi camilan manis, lebih baik dilakukan setelah salat Isya dengan porsi yang terbatas.

Kurang mengonsumsi buah merupakan salah satu perilaku yang kerap dilupakan ketika bulan Ramadhan tiba, meskipun buah sangat tinggi vitamin serta mineral penting bagi tubuh dan memiliki rasa manis alamiah. Selain itu, buah pun mempunyai peranan dalam menstabilkan bobot badan seseorang dan dapat mendukung pengendalian obesitas. Untuk opsi makanan yang lebih bermanfaat lagi, cobalah membuat jus dari buah-buahan segar secara mandiri lalu campurkan dengan air putih, minuman herba, ataupun infused water menggunakan timun dan peppermint guna menjaga asupan gizi tetap terjaga sewaktu melakukan ibadah puasa.

4. Melewatkan Sahur

Pola santapan pada waktu sahur sangat penting untuk mempertahankan stamina sepanjang hari. Ada beberapa individu yang enggan melakukan sahur dengan alasan seperti males membuat makanan, merasa sudah cukup kenyang selepas buka puasa, atau bahkan menduga bahwa hal tersebut dapat membantu proses penurunan berat badan. Namun demikian, tinggalkannya ritual ini bisa memberikan dampak negatif mulai dari hipoglikemia, pusing, lemas, kelaparan ekstrem, sampai kesulitan fokus dan bekerja. Di samping itu, absennya asupan selama masa sahur juga cenderung membuat mereka lebih rentan terhadap kebiasaan ngemil secara berlebihan ketika waktunya berbuka.

Agar sahur Anda tetap bergizi, konsumsilah makanan yang dicerna perlahan seperti roti gandum, sereal oatmeal, atau beras merah yang diiringi dengan protein seperti telur, yoghurt, atau lensilk. Juga tambahkan lemak sehat dari buah-buahan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, atau alpukat untuk menjaga daya tahannya. Kurangi mengonsumsi hidangan yang asin dan pedas karena dapat meningkatkan rasa dahaga. Untuk hasil terbaik, disarankan melakukan sahuran saat waktu fajar hampir tiba.

5. Asupan Terlalu Banyak Kudapan Goreng dan Masakan Berminyak

Untuk sebagian besar orang Indonesia, berbuka puasa tanpa adanya gorengan dirasakan sebagai sesuatu yang tidak utuh, misalnya pisang goreng atau bakwan. Akan tetapi, jenis-jenis gorengan tersebut biasanya memiliki kadar lemak dan kalori cukup tinggi yang bisa mengarah pada peningkatan bobot tubuh, perasaan lesu, dan membuat lebih dahaga. Tambahan pula, mengonsumsi hidangan berminyak pasca menjalani satu hari puasa dikhawatirkan akan mencetus masalah dalam sistem pencernaan, kelebihan berat badan, bahkan naiknya produksi asam di lambung.

Untuk kesehatan yang lebih baik, kurangi asupan makanan goreng saat buka puasa. Alihkan ke cara memasak alternatif yang lebih sehat, misalnya dengan membakar, mengukus, atau menggunakan alat pemanggang udara (air fryer).

Berpuasa Bukan sekadar soal mengendalikan diri untuk berpuasa dari makan dan minum, melainkan juga merombak kebiasaan makan serta membangun gaya hidup yang lebih sehat. Melalui asupan gizi terbaik dan perilaku sehari-hari yang ideal, ibadah puasa tak cuma memiliki manfaat rohani saja, namun juga menciptakan efek baik pada kondisi fisik kita.

Penduduk Palestina Berbuka Bersama di Area Puing-Puing Bangunan Rusak