Tradisi Menyusui di Kerajaan Inggris yang Diwarisi Putri Diana ke Kedua Menantunya
Setiap keluarga Kerajaan Inggris biasanya memiliki tradisi khusus dalam keluarganya, seperti halnya di Kerajaan Inggris. Apa tradisi menyusui di Kerajaan Inggris yang diwarisi Putri Diana ke menantunya kedua?
Tradisi menyusui menjadi salah satu hal yang menarik dari kehidupan keluarga kerajaan, Bunda. Karena, kebiasaan tersebut biasanya tidak dilakukan. Hal ini berbeda dengan yang terjadi di Kerajaan Inggris, Bunda. Di sana, jejak Putri Diana dalam menyusui anak-anaknya diwariskan pada para menantunya.
Ya, ibu-ibu kerajaan yang menyusui adalah fenomena yang relatif baru. Ratu Elizabeth II pernah disusui setelah kelahirannya pada tahun 1926 dan memilih untuk melanjutkan praktik tersebut pada anak-anaknya sendiri.
Tapi pada tahun 1960-an, saudara perempuannya, Putri Margaret, katanya tidak suka dan mengambil keputusan lain. Putri Diana berkeras untuk menyusui William dan Harry sendiri, tapi meskipun keluarga Cambridge diharapkan untuk mengikuti pendekatan yang lebih "praktis" dalam mengasuh anak, hal ini tidak menjamin cucunya akan disusui dengan cara yang sama.
Kisah Ratu Inggris Pertama yang Menyusui Anaknya
|
Secara historis, sebagian besar ibu kerajaan tidak selalu percaya bahwa menyusui adalah yang terbaik. Bahkan, dalam beberapa kasus, menyusui dianggap sebagai ketidaknyamanan, dan bahkan sangat berbahaya seperti dikutip dari laman
Pada masa lampau, sebagian besar bayi kerajaan diserahkan kepada seorang ibu susu segera setelah mereka lahir. Perempuan kerajaan seringkali hanya berperan sebagai simbol, melahirkan anak demi anak untuk menjaga kekuasaan dinasti.
Hal ini terutama penting pada masa-masa tertinggi angka kematian bayi dan anak, ketika kelahiran anak laki-laki kedua, ketiga, dan keempat sangatlah penting.
Menyusui memberikan perlindungan kontrasepsi, sehingga dengan bayi mereka disusui oleh orang lain, para ratu dapat melanjutkan tugas mereka dan memulai proses mengandung pewaris berikutnya. Dipercaya juga bahwa ASI akan menggumpal jika hubungan suami istri dilanjutkan sebelum penyapihan. Banyak kalanya, rumah tangga kerajaan memiliki tim ibu menyusui, untuk memastikan bayi yang baru lahir dapat disusui sesuai permintaan.
Ibu susu yang berasal dari keluarga baik dianggap sebagai ibu yang paling cocok, selama mereka memiliki karakter baik dan penampilan yang sehat. Kita bahkan mengetahui beberapa contoh mereka, seperti putra Henry VIII yang berumur pendek, yang disusui oleh Elizabeth Poyntz, dan Richard the Lionheart yang disusui oleh seorang wanita bernama Hodierna.
Anak laki-laki pada umumnya menghabiskan lebih lama di payudara daripada saudara perempuan mereka, sering kali sampai dua tahun, karena dianggap lebih bergantung dan rewel saat masih bayi.
Ketika memungkinkan, seorang wanita bangsawan dari keluarga kerajaan dipilih untuk pekerjaan tersebut. Pada tahun 1566, calon James I disusui oleh Lady Reres, dayang ibunya, sedangkan putri bungsu Charles I disusui oleh Lady Dalkeith yang dipercaya pada tahun 1644. Pilihan ini sangat penting. Dipercaya bahwa bayi dapat menyerap sifat mental seorang ibu yang menyusui melalui susunya, serta dipengaruhi oleh pola makanannya, sehingga alkohol yang kuat, bawang putih, dan rempah-rempah ditolak demi makanan yang hambar.
Ibu menyusui akan menggunakan pengobatan herbal dan tradisional untuk memastikan aliran ASI mereka terus berlanjut, seperti mengenakan rantai baja di antara payudara mereka atau membaca mantra.
Selama abad ke-18, dokter curiga terhadap nilai ASI dan menyarankan para ibu untuk menghindari ASI jika memungkinkan. Susu pertama, atau kolostrum, dianggap berbahaya, dan pemberian makan dilarang sampai perdarahan pasca persalinan berakhir.
Bayi baru lahir diberi susu hewan, atau madu dan gula cair selama sekitar satu bulan. Beberapa di antaranya diberi ASI dengan wadah kain, tanduk, kendi tanah liat, dan puting susu sapi yang telah disimpan, yang pasti penuh dengan bakteri. Bubur dan oatmeal juga digunakan sebagai pengganti ASI, yang sering kali menyebabkan diare yang fatal.
Ratu Mary dari Modena diberitahu dokternya bahwa bayinya, James Stuart, tidak akan bertahan hidup lebih dari setengah jam jika ia menyusui. Akhirnya, seorang istri tukang genteng lokal dibawa untuk menyusui bayinya dengan tergesa-gesa sambil mengenakan sepatu lama dan tidak mengenakan stoking. ASI-nya mungkin berhasil menyelamatkan nyawa bayi tersebut.
Ratu Victoria menganggap ide menyusui sebagai sesuatu yang menjijikkan, menganggapnya sebagai 'kehancuran' bagi perempuan muda yang cerdas dan beradab. Putri-putrinya menyembunyikan pilihan mereka untuk menyusui anak-anak mereka sendiri, sehingga dia menyebut mereka sebagai 'sapi' ketika mengetahui rahasia tersebut.
Anehnya, mengingat persepsi modern tentang dirinya sebagai dewi rumah tangga Victoria, Nyonya Beeton menyuarakan sentimen ini. Ia membandingkan bayi dengan "vampir" dan menganjurkan penggunaan susu bubuk yang baru tersedia, yang diberikan dalam botol kaca, untuk mencegah kelelahan ibu.
Tradisi menyusui diwariskan oleh Putri Diana kepada kedua menantunya
Selain Putri Diana yang juga melakukan praktik menyusui, kedua menantunya, Pangeran William dan Pangeran Harry, yang menikah dengan Putri Kate dan Putri Meghan, juga melakukan hal serupa.
William dan Kate membesarkan anak-anak mereka di Istana Kensington. Dia membuka jalan bagi pola asuh kerajaan yang baru, yang menetapkan standar untuk mengasuh calon raja. Pangeran William adalah pewaris takhta pertama yang lahir di luar tembok istana, di rumah sakit. Ini diikuti dengan kelahiran pertama kerajaan lainnya.
Diana banyak diberitakan sebagai ibu pertama dalam keluarga kerajaan yang menyusui," kata koresponden kerajaan ABC News Victoria Arbiter. "Tentu saja, sulit bagi kami untuk mengetahui dengan pasti, tetapi Ratu Victoria berpendapat bahwa ia menganggap menyusui itu tidak enak. Ia menganggap bayi itu tidak cantik, dan ia tidak benar-benar menikmati bagian mana pun dari kehamilan, namun ia memiliki sembilan anak.
Dengan bantuan Diana, tabu itu telah dihapuskan bagi Kate dan bayi yang baru lahir. "Saya yakin ia akan melakukan persis seperti yang dilakukan kebanyakan perempuan di negara ini," kata Daisy Goodwin, penulis "My Last Duchess." "Yaitu menyusui selama dua atau tiga bulan. Dan kemudian, kalian tahu, mengambil beberapa barang dan memberi mereka susu botol."
Putri Diana melanggar tradisi kerajaan dengan menghabiskan waktu berbulan-bulan bereksplorasi di Commonwealth bersama suaminya, tanpa membawa anak-anak mereka. Ia tetap mengejar keinginannya untuk membawa William yang berusia sembilan bulan untuk ikut serta dalam kunjungan resmi ke Australia.
Dan orang-orang berkata, 'Mengingkari tradisi kerajaan,' kata Goodwin. "Namun itu brilian, karena ... kami semua sangat mencintainya. Karena tidak ada wanita yang ingin meninggalkan anaknya, dan itulah yang membuat Diana begitu dicintai. Ini menunjukkan bahwa dia selalu sangat mencintai anak-anaknya."
Judy Wade, kontributor untuk majalah Hello!, mengatakan bahwa dia sering menyebut Diana sebagai 'ibu kerajaan pemberontak' karena Diana melanggar tradisi. "Sumber-sumber di Istana Kensington mengatakan kepada saya, 'Setiap pagi anak laki-laki akan berlari dengan baju tidur ke kamar tidurnya, dan dia akan membuka lebar lengannya untuk memeluk mereka.'"
Dengan dorongan Diana, William menjadi pewaris takhta pertama yang belajar di sekolah umum. Pengawal pribadinya, Ken Wharfe, menemani dia pada hari pertamanya. Diana berkata kepadanya di dalam mobil, 'Sekarang dengarkan, William, akan ada banyak fotografer di sekolah barumu, jadi kamu harus berperilaku baik.' Dan dia, dengan gaya khas William, berkata kepada ibunya, tepat di bawah topi merah muda, 'Aku tidak suka fotografer,' kata Wharfe.
Ia berkata, 'Baiklah, kamu akan mendapatkan ini selama sisa hidupmu,' kata Wharfe seperti dikutip dari laman Abcnews.
Arthur Edwards, fotografer istana, telah memotret William sejak ia dilahirkan.
William membenci pers," kata Edwards. "Ia tidak menyukai gagasan untuk difoto sepanjang waktu. Ia tidak menerima hal itu.
Tetap saja, Putri Diana ingin memberikan hidup normal bagi putra-putranya.
Selama berabad-abad, para bangsawan muda hidup terpisah dari rakyat mereka. Ketika Ratu Elizabeth II masih muda, kata Arbiter, istana harus membawa Pramuka Putri ke Istana Buckingham sehingga ia memiliki teman-teman seusianya untuk bersosialisasi.
Wah, menarik sekali ya, Bun, pengalaman keluarga kerajaan dalam menyusui anak-anaknya. Semoga menjadi inspirasi untuk Ibu-ibu sekalian di luar sana untuk tetap semangat menASIhi, ya, Ibu.
Pilihan Redaksi
|
Gratis!
Gabung dalam percakapan