Sosok Hanifah Pelajar Berani Bongkar Pungli Dana PIP ke Dedi Mulyadi,Akui Tak Takut Viral
Siswa SMAN 7 Cirebon, Hanifah Kaliyah Arij, mengungkap kecurangan dugaan pungutan liar (Pungli) terkait dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang menyebar di media sosial.
Berkat tindakannya yang berani, Hanifah akhirnya diundang Dedi Mulyadi ke rumahnya.
Senin (10/2/2025) Hanifah kemudian menjelaskan tentang keluarganya.
Hanifah ternyata merupakan anak dari seorang pensiunan pegawai negeri sipil (ASN) di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Ibu Hanifah adalah ibu rumah tangga dan saudara laki-lakinya sudah bekerja.
Meski dia adalah anak seorang pensiunan pegawai negeri sipil, Hanifah mengaku tidak tahu mengapa dirinya menerima uang PIP.
Tapi menurut Hanifah, keberaniannya mengungkap adanya pembelanjaan PIP di sekolahnya adalah untuk memperjuangkan nasib teman-temannya yang kurang mampu di sekolah.

"Sungguh menyedihkan anak-anak yang membutuhkan. Ada teman kita yang benar-benar membutuhkan, dia anak yatim piatu, sementara uang, kartu kredit dan PIN diambil sekolah," kata Hanifah.
Sosoknya kini banyak dibicarakan, Hanifah mengaku tidak takut menjadi viral.
"Saya pikir, jika saya tidak mengatakan apa-apa, adik-adik kelas saya yang akan terluka. Pada awalnya, masalah itu tentang biaya sekolah, kemudian menyebar ke hal-hal lain. Kita juga sudah mendengar peraturan yang memperbolehkan tidak lagi mengenakan biaya SPP. Jika saya mengatakan sesuatu, saya tidak melakukan apa yang salah," ujar Hanifah.
"Tahukah kamu?" tanya Kang Dedi.
"Tidak, aku rasa itu tidak salahnya. Aku juga tetap menjawabnya dengan sopan," kata Hanifah.
Dikenal kritis, ternyata Hanifah juga adalah sosok yang peduli dengan teman-temannya.
Di kelas 1 SMA, Hanifah mengaku pernah mengungkap kehidupan temannya yang jarang masuk sekolah.
Setelah ia menjelajahi dan mengunjungi rumahnya, ternyata teman Hanifah tersebut sering tidak bersekolah karena harus membantu neneknya.
"Ada (teman) yang tidak masuk sekolah lebih dari seminggu karena tidak punya biaya ke sekolah. Kalau ke sekolah dipanggil terus untuk membayar SPP, akhirnya merasa malu untuk pergi ke sekolah. Mereka mendapat intimidasi dari guru, seringkali disebut 'kenapa kamu malas sekolah'," kata Hanifah.
"(Pasha) dulu kelas 10 dia agak susah, aku disuruh mengurus, jadi bukan wali kelas yang mengurus tapi aku. Ternyata dia (Pasha) memang membantu neneknya (sehingga susah sekolah)," katanya.
Sosoknya kini viral terlalu buruk setelah dia diundang Kang Dedi, Hanifah mengakui orang tuanya sangat cemas.
Hanifah dianjurkan oleh orang tuanya untuk tidak bersuara terlalu keras.
"Orang tua pasti bertanya, bertanya saja (katanya) 'hati-hati kamu, takut ada orang jahat yang akan melukai kamu, takut guru-guru menurunkan nilai kamu'," akui Hanifah.
"Guru saya kemarin bilang bahwa uang potongan itu bukan untuk sekolah melainkan diberikan kepada pihak lain," kata Kang Dedi.
Sosok Hanifah yang berani menyuarakan adanya potongan dana bantuan dari pemerintah menjadi viral, sehingga ia mendapatkan banyak pujian dari netizen.
Tidak peduli siapa anaknya. Anak yang jujur ini harus dilindungi dan mendapatkan penghargaan beasiswa.
Negara harus hadir untuk kedua siswi berani ini. Ini contoh anak Indonesia,
Bila siswa-siswi di Jawa Barat begitu cerdas, Jawa Barat makin istimewa, Ini calon penerus bangsa,
Wah, dua siswi ini sangat hebat. Tolonglah siswi ini dilindungi oleh Pemerintah. Siswi ini cerdas dan jujur.
Tidak hanya netizen biasa, politisi dan aktivis yang terkenal di media sosial asal Bogor, Ronald Aristone Sinaga atau lebih dikenal sebagai Bro Ron juga menyoroti kasus yang dibongkar oleh Hanifah.
Bro Ron mengancam akan turun tangan ke SMAN 7 Cirebon jika polemik tersebut tidak terselesaikan.
Diketahui, Bro Ron memang belakangan ini aktif mengungkap kasus yang terkait dengan dugaan korupsi dan pengurangan anggaran PIP.
(*)
Gabung dalam percakapan