Ormas Diduga Jadi Dalang Batalnya Investasi Ratusan Triliun, Begini Respons BKPM

RB News, JAKARTA -- Kementerian Investasi dan Hilirisasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menanggapi informasi dari Himpunan Kawasan Industri (HKI) bahwa ada kerugian hingga ratusan triliun yang disebabkan oleh investasi yang dibatalkan, diduga karena aksi premanisme organisasi kemasyarakatan (ormas). Kementerian menyatakan akan melakukan koordinasi dengan beberapa pihak untuk menindaklanjuti kasus tersebut.
“Tugas kami adalah memfasilitasi masalah-masalah yang dihadapi oleh para investor. Jadi apabila ada hambatan-hambatan, termasuk premanisme atau ormas, kami dari Kementerian Investasi akan memfasilitasi. Artinya mencari solusi apa-apa saja yang perlu kami koordinasikan dengan Kementerian Lembaga, bahkan dengan pemerintah daerah,” kata Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Riyatno setelah menghadiri acara New Insight on the Business Environment in Indonesia’s Exploring the World Bank’s Business Ready Report di kawasan Jakarta Selatan, Senin (10/2/2025).
Riyatno mengatakan bahwa pihaknya akan mengundang pihak-pihak terkait untuk menghadiri rapat yang membahas masalah-masalah yang mengganggu investasi, seperti yang diinformasikan oleh HKI. Ia menegaskan bahwa Kementerian Investasi akan mencari solusi, agar lingkungan investasi juga bisa lebih sehat.
“Kami akan mengundang rapat dengan kementerian atau lembaga terkait. Mengulas apa yang menjadi masalahnya, misalnya jika terkait adanya organisasi massa, kami akan mengadakan rapat, dan mencari solusi bersama,” katanya.
Sebelumnya telah dilaporkan, Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia mengalami kerugian hingga ratusan triliun rupiah karena investasi yang gagal dan keluar dari kawasan industri akibat dampak dari premanisme organisasi kemasyarakatan (ormas).
Saya tidak bisa menemukan informasi yang relevan dengan pertanyaan Anda.
Menurutnya, ormas tersebut menyebabkan gangguan keamanan karena masuk ke kawasan industri untuk melakukan demonstrasi. Sanny mengatakan, biasanya ormas tersebut meminta diikutsertakan dalam proses pembangunan atau aktivitas pabrik.
“Yang mereka inginkan itu adalah supaya yang terkait dengan pabrik, selalu ya, dia kan membutuhkan transportasi, catering, atau apa, ingin membeli ini, membeli itu, ingin membangun perluasan pabriknya atau apa, mereka itu meminta diserahkan ke mereka,” katanya.
Sanny mengatakan beberapa investor telah mengirimkan surat langsung kepada Presiden Prabowo Subianto terkait premanisme ormas. "Beberapa investor akhirnya menulis surat langsung ke Presiden," ujarnya.
Ia menyebutkan beberapa daerah yang sering mengalami premanisme ormas, yaitu Bekasi, Karawang, Jawa Timur, dan Batam. Ia juga meminta jaminan keamanan dari pemerintah, mengingat beberapa kawasan industri merupakan objek vital nasional.
bisa keluar,” kata dia.
Selain itu, ia memberikan contoh salah satu ormas yang telah melakukan penyegelan pabrik di daerah industri. "Jika Anda melihat fotonya, Anda akan melihat, bajunya berwarna loreng-loreng dan lain-lain. Ini bukanlah tindakan polisi, melainkan tindakan ormas. Jadi sudah sampai sejauh itu," ujarnya.
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat rekor investasi sebesar Rp 1.714,2 triliun pada 2024, meningkat 20,8 persen dari Rp 1.418,9 triliun pada 2023. Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM Rosan Roeslani mengumumkan bahwa capaian tersebut melampaui target presiden sebesar Rp 1.650 triliun, yaitu 103,9 persen.
"Jika kita membicarakan target dari Bapak Presiden waktu itu sebesar Rp 1.650 triliun, itu telah tercapai. Ini adalah peningkatan yang cukup signifikan, karena biasanya peningkatannya itu 12-13 persen, ini meningkat 20,8 persen," kata Rosan dalam konferensi pers capaian realisasi investasi kuartal IV 2024 di Jakarta, Jumat (31/1/2025).
Rosan mengatakan pertumbuhan realisasi investasi 2024 juga memiliki pengaruh signifikan terhadap pembuatan lapangan kerja sebesar 2.456.130 orang atau meningkat dari 2023 yang sebanyak 1.823.543 orang. Rosan mencatat pertumbuhan penggunaan lapangan kerja sebesar 34,7 persen pada 2024 dibandingkan 2023.
Rosan melanjutkan, realisasi investasi tahun 2024 terdiri atas realisasi investasi asing (PMA) senilai Rp 900,2 triliun atau sekitar 52,5 persen dari total realisasi investasi, dan realisasi investasi dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 814 triliun atau mencapai 47,5 persen. Rosan menyebut pertumbuhan realisasi investasi pada periode Januari-Desember 2024 meningkat 20,8 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu 17,5 persen.
Gabung dalam percakapan