[humorsebelumtidur]: Ketika Penantian Lebih Lama dari Drama Korea, Tapi Endingnya Masih Tanda Tanya!

Ketika Berharap Lebih Lama dari Drama Korea, Tapi Akhirnya Tetap Tanda Tanya! Bayangkan menunggu K-Rewards seperti menunggu pasangan di aplikasi kencan online: Anda sudah menggeser ke kanan berulang kali, mengupdate profil sampai berantakan, tapi yang muncul cuma iklan produk perawatan wajah.

Begitu pula dengan K-Rewards Januari 2025; pengumumannya belum keluar hingga Februari pun mulai memberi perhatian pada Maret. Apakah ini adalah ujian kesabaran atau hanya latihan agar kita bisa melupakan janji-janji politisi?

Setiap awal bulan, para Kompasianer bersiap-siap seperti anak sekolah menunggu nilai rapor. Hanya saja, bedanya, K-Rewards punya batas waktu tertentu, sehingga ada kalanya membuat kita bertanya-tanya apakah ini program penghargaan atau teka-teki Sherlock Holmes. Januari sudah lewat, Februari sudah separuh jalan, tapi kabar soal K-Rewards masih lebih misterius daripada plot twist sinetron Indonesia.

Beberapa pengguna Kompas mulai curiga, "Sistem ini lagi error apa lagi caranya memberikan reward untuk artikel 'Resep Nasi Goreng Mercon'? Ada juga yang bercanda, "Kalau tidak mendapatkan K-Rewards, ya sudahlah, setidaknya dapat like dari tetangga karena resepnya enak."

Tapi biarlah kita mengakui: menunggu K-Rewards benar-benar mirip dengan menunggu janji politikus yang mengkampanyekan sesuatu. Awalnya, kita bersemangat, tapi setelah berselang beberapa waktu, kita berpikir, "Baiklah, biarkan saja." Padahal, sambil menunggu, kita bisa menikmati hal-hal lain, seperti mencicipi nasi goreng pedas yang kita buat sendiri sambil menulis artikel baru. Bukankah hidup terlalu singkat untuk dihabiskan hanya untuk memerhatikan notifikasi email?

Tapi apa sebenarnya, mengapa harus stres? Toh, keterlambatan ini mungkin disebabkan oleh alasan-alasan mulia. Misalnya, tim editorial lagi sibuk memastikan tidak ada artikel bodong yang lolos seleksi. Atau mungkin mereka sedang menghadapi dilema moral: "Haruskah kita memberikan reward pada tulisan serius soal geopolitik, atau cukup pada review kuliner yang viral?"

Ada pula rumor bahwa proses penilaian sekarang lebih ketat dari tes masuk perguruan tinggi favorit. Double Rewards telah hilang, digantikan oleh Single Reward, seperti status hubungan pada banyak orang dewasa ini. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa proses verifikasi sekarang melibatkan AI canggih yang dapat membedakan mana tulisan asli dan mana tulisan yang merupakan hasil copas dari blog palsu.

Dalam menunggu yang tidak masuk akal ini, kita sebagai Kompasianer sejati seharusnya belajar sesuatu: menulis bukan hanya tentang hadiah, tapi juga tentang kebahagiaan dalam hati. Jika tulisanmu dapat membuat pembaca tersenyum-senyum sendiri seperti membaca meme lucu, itu sudah sangat bagus! Jika tulisanmu dapat membuat mereka berpikir keras seperti melakukan matematika, itu juga sangat luar biasa!

Jadi, sambil menunggu K-Rewards Januari 2025 yang kemungkinan datang, yuk fokus pada hal-hal yang pasti: menulis blog, menulis artikel menarik, dan tentu saja... membuat nasi goreng pedas untuk dinikmati bersama keluarga. Siapa tahu, ketika pengumuman keluar, kamu malah sudah lupa karena saking sibuknya hidup tanpa memikirkan reward.

Ada yang menggelitiki saya untuk menulis cerita humor ini sebagai bagian dari seni menanti dengan senyuman atau tawa, alih-alih gerudillan yang bikin tensi naik hehe