Ekonomi Uni Eropa Terganggu Ketidakpastian Tarif Trump

JAKARTA - Keghairahan perdagangan terjadi di kawasan Uni Eropa. Kondisi itu terjadi terkait rencana Presiden AS Donald Trump untuk menerapkan tarif terhadap Uni Eropa, yang telah mempengaruhi kondisi perekonomian di wilayah tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Komisaris Ekonomi Uni Eropa Valdis Dombrovskis dalam konferensi pers setelah pertemuan para menteri keuangan wilayah euro di Brussels pada Senin (17/2/2025) waktu setempat.
Dombrovskis mengatakan ketidakpastian tersebut telah menimbulkan efek negatif, salah satunya dengan membatasi investasi. Selain itu, kenaikan harga energi dalam beberapa bulan terakhir juga menghambat produksi.
Tapi, pasar tenaga kerja yang tangguh dan inflasi yang tetap stabil diharapkan dapat membantu meningkatkan momentum pertumbuhan secara bertahap, meskipun lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
pada Selasa (18/2/2025).
:
Komisi Eropa memprediksi pada bulan November 2024 bahwa pertumbuhan ekonomi Uni Eropa akan mencapai 1,5% pada tahun ini, sedangkan bagi zona euro diprediksi akan tumbuh 1,3%.
Minggu lalu, Trump memerintahkan pemerintahannya untuk mempertimbangkan penerapan tarif balas dendam terhadap banyak mitra dagang, termasuk tarif bea masuk otomotif—kebijakan yang berpotensi menjadi pukulan keras bagi produsen mobil Jerman.
:
Presiden AS menyebutkan beberapa hambatan perdagangan di UE, termasuk pajak pertambahan nilai, sebagai contoh aturan yang dianggap tidak adil dan perlu diperhatikan oleh Washington. UE masih menunggu rincian proposal dari Trump, yang tenggat waktunya ditetapkan pada 1 April.
Dombrovskis mengatakan bahwa pernyataan dari pemerintahan baru AS menunjukkan komitmen pemerintah AS terhadap kemitraan transatlantik tidak dapat dianggap remeh.
"Kami mengucapkan penyesalan atas pengumuman kebijakan tarif baru-baru ini dan siap menjawabnya dengan tegas dan proporsional," ujarnya.
Zona euro mencatat pertumbuhan yang luar biasa sebesar 0,1% pada kuartal terakhir 2024. Namun, kondisi di empat ekonomi terbesar kawasan tersebut masih beragam, dengan Spanyol tumbuh 0,8%, Italia stagnan, sementara Jerman dan Prancis mengalami kontraksi.
"Ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan meningkat secara substansial dan telah memberikan dampak negatif terhadap perekonomian dunia, termasuk Amerika Serikat. Uni Eropa juga terdampak," ujarnya.
Bank Sentral Eropa (ECB), yang sedang melonggarkan kebijakan moneter, memperkirakan keterlibatan ekonomi akan berlanjut pada tahun ini. Namun, mereka tetap optimis terhadap pemulihan dan memperkirakan pertumbuhan meningkat menjadi 1,1% pada tahun 2025.
Gabung dalam percakapan