6 Ciri Orang Tua yang Anaknya Punya Keterampilan Sosial Bagus Menurut Pakar
Keterampilan sosial menjadi salah satu hal yang sangat penting yang perlu dimiliki oleh anak-anak. Ternyata, si kecil yang memiliki keterampilan sosial yang baik dapat dilihat dari ciri-ciri orang tuanya.
Keterampilan sosial adalah kemampuan yang digunakan sehari-hari untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi ini mencakup komunikasi lisan dan tidak lisan seperti perkataan, gerakan tubuh, wajah yang berpendapat, dan bahasa tubuh.
Ketika anak memiliki keterampilan sosial yang kuat, mereka akan memahami aturan-aturan tertulis dan tidak tertulis dengan baik dari orang lain.
Keterampilan sosial sangat penting karena memungkinkan seorang anak untuk memiliki dan mempertahankan interaksi positif dengan orang lain. Banyak dari keterampilan ini digunakan dalam menjalin serta mempertahankan persahabatan.
Tidak hanya itu, anak yang bisa berkomunikasi dengan baik tentunya akan menangani emosi secara efektif dan membangun hubungan yang sehat. Mereka dapat mempelajari keterampilan ini dengan cara melihat langsung dari kedua orang tuanya.
Spesialis Kehidupan Anak Bersertifikat dan Konselor Profesional Klinis Berlisensi, Kelsey Mora, mengungkap beberapa ciri orang tua yang anaknya cenderung memiliki keterampilan sosial yang baik.
Sifat orang tua yang anaknya memiliki kemampuan sosial yang baik
Berikut ciri-ciri orang tua yang anaknya memiliki keterampilan sosial baik berdasarkan pernyataan dari Kalsey seperti dikutip dari laman:
1. Melakukan diskusi yang jujur dan berkembang bersama anak
Para orang tua yang anaknya memiliki kemampuan sosial yang baik akan membangun hubungan saling percaya dengan anaknya. Mereka akan berbicara dengan anak kecil dan mendekati topik sulit seperti penyakit, kematian atau perubahan besar dalam kehidupan dengan cara yang terbuka, jujur serta penuh kasih sayang.
"Mereka menggunakan bahasa yang sederhana dan jelas serta mengundang pertanyaan, mengajari anak-anak bahwa tidak apa-apa membicarakan topik yang tidak nyaman dan mencari dukungan," katanya.
Orang tua yang menciptakan lingkungan rumah yang nyaman bagi anak-anak untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya akan membesarkan anak-anak yang mudah berkomunikasi dan dapat melindungi diri sendiri.
2. Bantu anak menyebutkan dan memproses emosi yang kuat
Orang tua yang memiliki anak dengan kemampuan sosial yang baik akan merasa nyaman untuk menyebutkan dan menunjukkan emosi mereka sendiri di hadapan anak-anak mereka. Ini termasuk rasa gembira dan kesenangan pada masa-masa sulit.
"Ketika anak-anak merasa frustrasi, sedih, atau kewalahan, mereka tidak diabaikan atau diperingatkan dengan pernyataan seperti, 'Jangan menangis', 'Ini bukan masalah besar', atau 'Kamu baik-baik saja'. Sebaliknya, mereka akan memvalidasi pengalaman anak," kata Kelsey.
Kebiasaan ini akan mengajarkan anak-anak bahwa semua perasaan akan membantu mereka belajar dan mempraktikkan strategi mengatasi emosi. Selain itu, anak-anak akan merasa aman dalam mengekspresikan diri.
3. Membangun empati dan kemampuan memandang dari perspektif
Bila konflik atau tantangan muncul, ayah dan ibu tidak memaksa anak untuk meminta maaf secara cepat. Sebaliknya, mereka akan membimbing anak untuk mempertimbangkan perasaan orang lain dan mengajukan berbagai pertanyaan seperti berikut ini:
- Apa pendapat temanmu tentang apa yang baru saja terjadi?
- Apakah adikmu dalam keadaan baik sekarang?
- Menurutmu, apa yang dapat membantu mereka merasa lebih baik?
Hal ini akan membantu anak-anak mengembangkan kemampuan mengenali sudut pandang, memberi mereka pemahaman yang lebih baik tentang apa yang berada dalam kendali mereka. Pada akhirnya, anak akan merasa lebih baik sehingga permintaan maaf lebih bermakna dan hubungannya semakin kuat.
4. Mendorong pemecahan masalah dan menentukan batasan
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Zinkevych
|
Bukan dengan langsung mengambil tindakan untuk menyelesaikan konflik atau meredakan ketidaknyamanan, orang tua lebih memilih untuk memungkinkan anak-anak mereka untuk menghadapi tantangan sendiri.
Kelsey mengungkapkan sebagai gantinya untuk mendiktekan solusi, orang tua akan mempertanyakan hal-hal berikut ini:
- Apa yang bisa kami coba untuk memperbaiki hal ini?
- Apakah Anda ingin beberapa ide? Atau Anda ingin mencoba sesuatu terlebih dahulu?
Orang tua membantu anak-anak mengenali kapan mereka harus menetapkan batasan. Hal ini juga akan mengajari mereka untuk mengungkapkan batasan dengan jelas dan penuh hormat.
"Dengan menggabungkan kemampuan solusi masalah dan menetapkan batasan, orang tua membantu anak-anak mereka mengembangkan kepercayaan diri untuk melindungi diri dan menghadapi tantangan sosial," kata Kelsey.
5. Membuat dan membiarkan anak berlatih
Para orang tua akan menyiapkan anak-anak mereka untuk sukses dengan persiapan, terlepas dari harapan mereka bahwa anak-anak akan memahami interaksi baru.
6. Gunakan permainan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional
Bermain bukan hanya tentang bersenang-senang, Ibu. Orang tua akan mengasuh anak-anaknya secara sosial dan emosional melalui permainan.
Dengan bermain, anak akan belajar cara alami mengolah emosi, menghadapi tantangan, dan membangun hubungan. Di sini, mereka juga akan mengatasi situasi atau perasaan yang sulit.
Mengalokasikan waktu bermain yang tidak terstruktur agar anak-anak merasa terhubung dan mengembangkan kreativitas, kerja sama, dan kepercayaan diri mereka. Tidak hanya itu, momen menyenangkan ini juga membuat anak siap menghadapi pengalaman baru dan mengajarkan batasan, empati, serta komunikasi.
"Dengan menghargai permainan, orang tua membangun hubungan dan kepercayaan. Dan pada saat yang sama, membantu anak-anak mereka mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan mereka. Dan hal itu akan bermanfaat bagi mereka seumur hidup," kata Kelsey.
. Gratis!
Gabung dalam percakapan