3 Kata-kata Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak Menurut Pakar Harvard
Kecerdasan tidak hanya dinilai dari nilai akademik, Bunda. Sebagai orang tua, terkadang Bunda dan Ayah melupakan kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ).
Beremansia secara emosional berarti seimbang antara emosi sendiri dan emosi orang lain. Jika beremansia secara emosional, anak akan mampu mengenali, mengelola, bahkan menduga perasaan sendiri atau orang lain.
Istilah ini diciptakan oleh psikolog bernama Daniel Goleman, PhD. Konsep ini tertuang langsung dalam bukunya yang terbit pada 1995, Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ.
"Sederhana dan jelas, kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk merasakan, memahami, dan mengelola emosi," ujar salah seorang yang juga menggali konsep ini, Psikolog Grace Tworek, PsyD, dikutip dari Cleveland Clinic.
"EQ mengacu pada cara Anda mengelola emosi sendiri dan memahami bagaimana emosi tersebut dirasakan oleh orang lain," lanjutnya.
Kemampuan emosional sangat penting dimiliki oleh anak, karena dapat membantu mereka tetap tenang meski berada di bawah tekanan. Selain itu, mereka juga dapat mengelola situasi canggung dengan baik dan memiliki hubungan baik dengan siapa pun yang mereka temui.
Semakin tinggi kedewasaan emosi yang dimiliki anak, maka semakin baik mereka dalam memahami perasaannya sendiri dan perasaan orang-orang di sekitarnya. Hal ini akan membantu mereka berinteraksi dengan orang lain dengan lebih baik, lebih peduli, dan tetap rendah hati bahkan di tengah masa-masa sulit.
Kata-kata yang meningkatkan kecerdasan emosional
Sebagai peneliti EQ lulusan Harvard sekaligus Bunda tiga anak, Dr. Jenny Woo mengungkapkan bahwa ada beberapa kalimat yang bisa diucapkan orang tua untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak. Melansir dari laman CNBC Make It, berikut ini deretannya:
1. "Bagaimana kamu menggambarkan perasaan ini?"
Ketika anak-anak menjadi marah, sering kali hal ini terjadi karena mereka tidak memiliki bahasa dan keterampilan untuk mengekspresikan perasaan mereka. Bunda bisa membantu mereka mengembangkan literasi emosional agar lebih memahami dan mengelola perasaannya.
Seorang anak mungkin mengatakan mereka sedih, padahal sebenarnya mereka merasa kesepian, malu atau disalahpahami. Dengan memberikan anak dengan kata-kata yang lebih spesifik seperti frustrasi, kecewa atau gugup, bunda akan membantu mereka mengenal dan mengungkapkan perasaannya.
Bunda bisa memasukkan kata-kata emosional ke dalam rutinitas sehari-hari mereka untuk meningkatkan kesadaran diri dan kesadaran sosial anak-anak dengan cara yang berbeda. Misalnya saja sebagai berikut:
- Saat mendengarkan atau menyanyikan sebuah lagu, bagaimana perasaan yang timbul dalam diri Anda?
- Saat menonton TV bersama, bicarakan tentang emosi yang mungkin dirasakan oleh karakter dan bagaimana perasaan ibu dalam situasi yang sama.
- Sore hari, bicarakan perasaan yang dialami hari ini.
2. "Ibu tidak dalam keadaan yang baik hari ini, dan itu tidak masalah"
Sebagai orang tua, ibu sering kali merasa tertekan untuk tetap tenang dan menyembunyikan emosi tersebut. Namun, hal ini bisa menjadi standar yang tidak realistis bagi anak.
Ironisnya, semakin Anda menekan emosi, semakin besar kemungkinan komentar atau perilaku pemicu ledakan amaran.
Ibu harus memberikan contoh ekspresi emosi yang sehat dengan berbagi perasaan dalam cara yang dapat dipahami oleh anak. Ini tidak berarti membebani mereka dengan masalah Ibu, namun menunjukkan bahwa merasakan berbagai emosi dan mendiskusikannya secara terbuka adalah hal yang wajar.
Misalnya ketika Ibu marah karena lelah, alih-alih menyembunyikan rasa bersalah dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa, Ibu bisa menggunakannya sebagai momen pembelajaran untuk mengungkapkan emosi yang sulit.
Saat Bunda menghadapi emosi dengan terbuka, Bunda menunjukkan kepada Si Kecil bahwa memiliki emosi yang kuat adalah hal yang normal dan sangat penting untuk membicarakan perasaan tersebut.
3. "Emosimu benar-benar nyata"
Bunda harus menjaga perasaan anak dengan mengaturnya bersama mereka. Hindari meremehkan masalah emosional mereka dengan kata-kata seperti, 'Itu bukan masalah besar'. Bagi anak, perasaan adalah sesuatu yang sangat nyata.
Penting untuk mengakui emosi anak dan menunjukkan contoh ekspresinya. Hal ini akan mengingatkan mereka bahwa meskipun mereka tidak dapat mengontrol semua yang terjadi dalam dirinya, mereka memiliki kekuatan untuk mengatur bagaimana mereka bereaksi terhadap situasi yang menyakitkan dan menimbulkan kecemasan.
Berikut informasi tentang kata-kata yang bisa meningkatkan kecerdasan emosional anak, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.
Gabung dalam percakapan