Stop Menjadi People Pleaser, Saatnya Prioritaskan Diri Anda

Apakah Anda merasa kesulitan untuk mengatakan "tidak"? Lebih sering menghindari konflik dan terus-menerus berusaha menyenangkan orang lain? Anda termasuk kategori People Pleaser.
Dalam kehidupan sosial, umumnya adalah keinginan agar kita diterima dan dihargai hadir. Namun, ketika keinginan untuk menyenangkan orang lain menjadi prioritas utama yang mengorbankan kebutuhan diri sendiri, Anda mungkin sebenarnya sudah terjebak dalam jebakan people pleaser. Anda cenderung mengatakan "ya" meski sebenarnya ingin mengatakan "tidak," demi menghindari kritik atau penolakan.
Adapun orang yang sering membuat kedudukan "Penedukung Orang Lain" biasanya dikarenakan pengalaman masa kecil untuk terus-menerus menikmati orang tua atau pengasuh agar mendapatkan cinta atau pengakuan. Ketidakpercayaan diri pun juga dapat membuat orang itu merasa bahwa mereka harus "membeli" penerimaan sosial dengan mengorbankan kebutuhan pribadi. Trauma sosial atau pengalaman buruk di masa lalu pun mungkin menimbulkan pola pikir bahwa menolak permintaan orang lain akan berujung pada penolakan atau kehilangan hubungan.
Seorang orang yang suka menurutkan keinginan orang lain akan mengalami lelah fisik dan mental karena selalu mengorbankan waktu dan energi untuk orang lain hingga melupakan untuk merawat diri sendiri. Akibatnya, Anda akan kehilangan jati diri karena lebih fokus pada kebutuhan orang lain, yang membuat Anda kehilangan arah sehingga tidak mengenal apa yang benar-benar Anda inginkan. Muncul rasa marah dan frustrasi yang terpendam karena adanya perasaan diri diabaikan
Cara Mengatasi Kepribadian People Pleaser. Kenali Banyaknya Batasan Diri. Pelajarilah untuk menetapkan batasan diri adalah langkah awal. Ingatlah bahwa mengatakan "tidak" bukan berarti menunjukkan ego Anda. Lakukan refleksi diri, tanyakan pada diri sendiri, "Apakah saya benar-benar ingin melakukan ini?" atau "Apakah ini untuk kebaikan saya sendiri atau hanya demi menggembirakan orang lain?". Mulailah dengan menolak permintaan kecil dan sadari bahwa Anda tidak harus menyenangkan semua orang. Fokuslah pada diri sendiri dan luangkan waktu untuk mengenali kebutuhan dan keinginan Anda sendiri.
Membuat orang lain senang dengan perasaan yang seimbang
Bertindak dengan rasa peduli pada orang lain adalah hal yang baik, tetapi jangan sampai mengorbankan kebahagiaan Anda sendiri. Ingatlah, Anda juga sepatutnya mendapatkan prioritas, dihargai, dan dicintai tanpa harus terus-menerus melewatkan kebutuhan diri sendiri. Memiliki hidup yang seimbang adalah kunci utama. Menjadi people pleaser mungkin dapat membuat Anda disenangi banyak orang, tetapi menjadi diri sendiri akan membuat Anda disenangi oleh orang yang tepat.
Ketika seseorang yang suka memuaskan orang lain berteman dengan orang yang manipulatif, hubungan itu cenderung tidak sehat dan merugikan. Berikut adalah bahaya yang bisa muncul dalam situasi ini, antara lain :
1. Ketidakseimbangan Hubungan
Orang manipulatif seringkali memanfaatkan orang yang berkeinginan membantu orang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri tanpa memberikan balasan yang setara. Hubungan ini menjadi tidak seimbang, di mana orang yang membantu terus berkorban sementara pihak manipulatif hanya mengambil keuntungan.2. Hilangnya Identitas Diri
Orang yang manipulatif dokter berhilig dapat memanipulasi pribadi people pleaser untuk selalu melaksanakan keinginannya. Dengan demikian, people pleaser kehilangan kepercayaan diri karena terlalu fokus pada kepentingan orang lain.Mereka mungkin tidak lagi mengetahui perihal apa yang benar-benar diinginkan atau dibutuhkan dalam hidup mereka sendiri.3. Terjebak dalam Rasa Bersalah yang Berlebihan
Manipulator sering menggunakan rasa bersalah sebagai alat untuk mengendalikan. Seperti contoh, mereka membuat orang-orang tersebut merasa bahwa menolak permintaan mereka adalah tindakan egois. Orang-orang itu akhirnya terjebak dalam siklus rasa bersalah dan terus memenuhi tuntutan manipulatif.4. Kesehatan Mental Terganggu
Gabungan dari tekanan emosional dari sifat orang yang selalu merasa perlu disuka dan taktik manipulatif dapat menyebabkan stres berlebihan, kecemasan, bahkan depresi. Orang yang suka disuka sering merasa kelelahan emosional karena berusaha keras untuk menyenangkan seseorang yang tidak pernah puas.5. Eksploitasi yang Berulang
Mereka tidak ragu untuk mengambil keuntungan lebih jauh. Mereka mungkin memanfaatkan people pleaser secara finansial, emosional, atau bahkan sosial. Misalnya, meminta bantuan terus-menerus tanpa memberikan dukungan balik.6. Sulit Melepaskan Diri
...orang-orang yang selalu ingin menyenangkan orang lain sering kali merasa sulit untuk keluar dari hubungan seperti ini karena takut menghadapi konflik atau kehilangan hubungan. Manipulator menggunakan ketergantungan emosional ini untuk mempertahankan kendali.7. Kerusakan Hubungan Lain
Orang yang egois dapat memanfaatkan people pleaser untuk menyia-nyiakan relasi para sahabat atau orangtua mereka. Akibatnya, orang yang suka menuruti orang lain itu mungkin kehilangan teman-teman atau saudara yang sebenarnya peduli.Bagaimana Cara Melindungi Diri?
Kenali Tanda-Tanda Manipulasi
Belajarlah bagaimana379 orang manipulatif beroperasi, seperti menggunakan rasa bersalah, mengontrol narasi, atau memanfaatkan kelemahan.
Tetapkan Batasan yang Jelas
Jangan takut mengatakan "tidak." Anda berhak menentukan batasan yang sehat dalam hubungan.
Utamakan Kebutuhan Diri
ingatlah bahwa kebutuhan Anda juga penting, jangan biarkan orang lain mengabaikan atau meremehkan hal ini.
Evaluasi Hubungan
Jika hubungan tersebut terus berlanjut menguntungkan, pertimbangkan untuk menjauhkan diri secara perlahan.
Ketika seseorang yang selalu berusaha memuaskan orang lain bertemu dengan individu manipulatif, potensi hubungan itu adalah "rumah eksploitasi". Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi pola ini dan mengambil tindakan untuk melindungi diri. Jangan ragu untuk memilih hubungan yang lebih sehat dan menghormati kebutuhan Anda sendiri.
Artikel ini merupakan hasil kolaborasi antara ide dan kurasi penulis serta dukungan teknologi buatan cerdas dalam proses penulisan.
Gabung dalam percakapan