Sosok TB Hasanuddin Anggota DPR RI Heran Pagar Laut Tangerang DibongkarTNI AL, Mantan Jenderal
TB Hasanuddin anggota DPR RI fraksi PDIP menjadi sorotan setelah menyoroti pembongkaran pagar laut yang membentang sepanjang 30 kilometer di Tangerang oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL).
Anggota Komisi I DPR RI, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin, menanyakan pembongkaran pagar laut oleh TNI AL di kawasan pesisir Tangerang yang baru-baru ini menjadi perhatian umum.
Bupati Hasanuddin kemudian bertanya apakah pembongkaran ini sudah mengalami proses hukum atau tidak.
Tentu saja karena pemerintah belum menetapkan siapa yang bertanggung jawab atas pemasangan pagar laut yang berjambangan panjang di perairan Tangerang.
"Apakah sudah mengikuti proses hukum? Ketentuan itu sebuah pelanggaran, jadi harus dipasti ada yang bertanggung jawab," katanya kepada wartawan Sabtu.
Selain itu, TB Hasanuddin juga bertanya atas perintah siapa Komandan Lantamal (Kodam) III yang memimpin langsung pembongkaran pagar laut tersebut.

"Hilangkah TNI AL (Danlantamal) III atas perintah siapa?" statednya.
Pernyataan TB Hasanuddin membuat peduli publik tentang sosoknya.
Lalu siapa sebenarnya sosok TB Hasanuddin?
Sabtu (18/1/2025) TB Hasanuddin ternyata seorang pensiunan perwira tinggi (Pati) di TNI Angkatan Darat (AD).
Pekerjaan terakhir yang dipegang oleh TB Hasanuddin di militer TNI AD adalah sebagai Staf Markas Besar (Mabes) TNI AD.
Letnan Jenderal Bintang 2 ini, tercatat aktif menjabat sebagai Staf Mabes TNI AD pada tahun 2005 sampai 2009.
Pada masa dinasnya di TNI, TB Hasanuddin pernah juga menjabat sebagai Kepala Staf Militer untuk beberapa presiden, di antaranya Kepala Staf Militer Presiden Megawati Soekarnoputri dan Kepala Staf Militer Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Hasanuddin resmi pensiun menjadi Pati TNI AD pada tahun 2009.
Setelah pensiun dari TNI, ia memasuki dunia politik dengan bergabung di partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Pada Pemilihan Umum 2009, TB Hasanuddin mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di daerah pemilihan Jawa Barat 9.
Pada saat itu, dia berhasil terpilih dan menjadi Wakil Ketua Komisi I DPR RI periode 2009-2014.
TB Hasanuddin kemudian kembali terpilih menjadi anggota Komisi I DPR RI masa jabatan 2014-2019.
Pada tahun 2018, TB Hasanuddin mundur dari parlemen karena dia dipilih oleh PDIP sebagai calon Gubernur Jawa Barat pada Pilgub Jawa Barat, tapi langkahnya gagal karena kalah suara dari Ridwan Kamil.
Setelah itu, ia kembali terpilih sebagai anggota DPR RI dari Dapil Jabar 9 pada Pilgub 2019.
Hanya pada tahun 2024, TB Hasanuddin berhasil dipilih menjadi anggota MPR periode 2024-2029.
Ia menjadi Ketua MPR dari fraksi PDIP sebagai Wakil Ketua.
Kehidupan pribadi dan pendidikan
Tubagus Hasanuddin lahir di Majalengka, Jawa Barat, pada 8 September 1952.
Selamat datang, saya bekerja sama dengan Anda. Apa yang dapat saya bantu?
Pasangan TB Hasanuddin dan Ika dikaruniai 3 orang anak bernama Roy Valentino, seorang direktur di sebuah perusahaan, Inge Metallia, yang bekerja sebagai notaris, dan anak bungsu Sashi Kirana Tungga Dewi.
TB Hasanuddin juga bukanlah orang sembarangan, ia memiliki adik yang menjadi Jaksa Agung, yakni ST Burhanuddin.
Dia adalah anak kelima dari sembilan bersaudara, ayahnya dulunya adalah kepala desa atau lurah.
TB Hasanuddin adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) pada tahun 1974.
Di Akademi Militer (Akmil), TB Hasanuddin berkelompok dengan para tokoh besar, antara lain Jenderal Prabowo Subianto, Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, hingga Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu.
Pada tahap pendidikan tingginya, TB Hasanuddin menempuh pendidikan strata satu, dua, dan tiga di Universitas Pasundan.
Perjalanan karier
Karier Tubagus Hasanuddin telah cukup panjang dalam kemiliteran Tanah Air.
Sudah pernah menjabat jabatan-jabatan strategis dalam TNI Angkatan Darat.
Ia pernah menjabat sebagai PAMA Yonarhanud 14 (1975) dan Instruktur AKABRI Magelang (1983), serta Komando Daerah Militer I Aceh (1985).
Selain itu, TB Hasanuddin pernah menjabat sebagai Dosen SESKOAD Bandung (1989) dan Komandan Sektor Pasukan Perdamaian PBB di Irak (1992).
Karier TB Hasanuddin mulai berkembang ketika ia mendapatkan penugasan di Kostrad pada tahun 1993.
Pada tahun 1994, dia dipindah ke Kodam Jaya.
Setelah itu, ia dipercaya menjadi asisten Wakil Presiden (Wapres) Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno pada tahun 1996.
Dua tahun kemudian, TB Hasanuddin diajak menjadi Ajudan Presiden B.J. Habibie.
Dia akan segera menjabat sebagai Kastaf Garnisun Jakarta pada tahun 1999.
Setelah itu, kariernya makin meningkat.
Pada tahun 2001, TB Hasanuddin dipangku jabatan Sekretaris Militer Presiden Megawati Soekarnoputri.
Setelah itu, ia diamanatkan untuk menjadi Sekretaris Militer Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2004.
Barulah pada tahun 2005, TB Hasanuddin ditetapkan untuk menempati posisi sebagai Staf di Mabes TNI AD.
Rekam jejak
TB Hasanuddin memiliki reputasi yang baik baik ketika masih aktif menjabat sebagai prajurit TNI maupun setelah pensiun.
Bukti kemudian mengungkapkan bahwa jenderal bintang dua ini telah meraih sejumlah penghargaan penghargaaan, seperti Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, dan Bintang Yudha Dharma Nararya.
Lalu, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun, Satyalancana G.O.M VII, Satyalancana Dwidya Sistha (Remi), Satyalancana Seroja, Satyalancana Wira Karya, Satyalancana Santi Dharma, dan Satyalancana Wira Siaga.
TB Hasanuddin juga telah menerbitkan sejumlah karya tulis buku, yakni Arsitektur Keamanan Nasional, Rmbook (2013) dan Bela Negara dan Kontradiksi Wacana Bela Negara.
Setelah pensiun sebagai pasukan TNI AD, TB Hasanuddin masuk ke dunia politik sebagai anggota PDIP.
Dia juga mendapatkan jabatan posisi yang strategis dalam Partai Persatuan Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
TBT Hasanuddin pernah dicatat sebagai Ketua Departemen Politik DPP PDI Perjuangan, Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, dan Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat.
Pada tahun 2018, TB Hasanuddin juga pernah menjadi saksi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait penyidikan kasus dugaan korupsi di Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI.
Sebagai anggota DPR RI, TB Hasanuddin cukup vokal dalam menjelaskan dan menanggapi kasus-kasus kriminal yang menempati perhatian publik.
Salah satu kasusnya adalah pembunuhan yang dimaksudkan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J oleh Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo.
Ia menjelaskan kejanggalan mulai pengiriman tubuh Brigadir Nofriansyah ke rumah keluarga secara diam-diam hingga urusan pangkat ajudan dan sopir.
(*)
Gabung dalam percakapan