Cerita Misteri, Menginjak Sesajen di Bali Dapat Petaka? Benarkah?



Jika kamu berjalan-jalan di Bali, tentu kamu akan menjumpai lumayan banyak sesajen yang bersebaran. Umumnya, sesajen itu terbagi dalam bunga, nasi, biskuit, permen, dan sebagainya. Banyak yang memandang jika kamu menginjak atau menyenggol sesajen, kamu akan alami insiden yang tidak enak. Benar tidak, sich?

Arti sesajen di Bali 

Awalnya, pegipegi ingin narasi dahulu masalah arti sejajen di Bali. Warga Bali yang sebagian besar beragama Hindu mengawali hari dengan doa yang disertai sesajen bunga untuk dipersembahkan pada Dewa-Dewi Bali. Sesajen mempunyai nilai yang sakral buat masyarakat Bali. Mereka yakin dengan persembahkan sesajen, mereka akan memperoleh peruntungan, sekaligus juga menampik kemalangan. Tidak hanya untuk memperoleh peruntungan, pemberian sesajen adalah langkah masyarakat Bali untuk mengucapkan syukur pada beberapa Dewa yang sudah memberi kesejahteraan buat kehidupan mereka.

Adat ini telah dikerjakan lama, dapat disebutkan telah datang dari nenek moyang kita yang mempunyai pertimbangan religius. Ada lambang atau siloka di pemberian sesajen, yakni sesajen simpel dipersembahkan tiap hari. Sedang, sesajen spesial disiapkan untuk acara-acara keagamaan khusus. Di pura-pura, sesajen untuk Dewa serta roh beberapa leluhur ditempatkan di altar yang tinggi, sedang sesajen untuk roh-roh jahat ditempatkan dibagian fundamen.

Bentuk sesajen yang sering kita jumpai di Bali ialah bunga. Bunga berarti filosofis, supaya kita serta keluarga selalu memperoleh “keharuman” dari beberapa leluhur. Keharuman adalah majas dari karunia yang banyak dari beberapa leluhur serta bisa mengalir pada keturunan.

Dapat ditempatkan dimana saja 

Makanan yang umumnya jadikan sesajen ialah makanan yang sudah dibuat atau makanan yang akan disajikan untuk keluarga di dalam rumah. Masyarakat Bali yakin jika di tiap tempat ada roh yang menanti, jadi sesajen dapat ditempatkan dimana saja. Sering, sesajen ditempatkan di jalan, trotoar, atau persimpangan jalan. Arah intinya pasti saja agar mereka dihindarkan dari beberapa masalah di jalan. Serta seringkali sesajen ditempatkan di kendaraan bermotor agar memberikan keselamatan waktu berkendara.

Dalam tempat yang jadikan jadi kebun cari nafkah seringkali ditempatkan sesajen. Contohnya di toko, dengan arah supaya roh atau Dewa membuat perlindungan toko itu dari masalah serta datangkan banyak rejeki untuk toko itu. Sedang, sesajen yang di taruh di muka rumah jadi penghormatan pada roh penunggu rumah supaya rumah terlepas dari musibah.

Jangan menyengaja menginjak sesajen 

Bikin yang baru pertama-tama pergi ke Bali, umumnya rekan-rekan senang memperingatkan supaya kamu tidak menginjak atau menyenggol sesajen. Tuturnya, hal tersebut dapat membuat kita alami nahas atau insiden yang tidak enak. Walau sebenarnya, tidak menginjak atau menyenggol sesajen ialah bentuk penghormatan kita pada adat atau keyakinan masyarakat Bali, bukan agar kita tidak terkena nahas.

Bila kamu lihat ada sesajen di pantai atau tempat khusus, memang seharusnya tidak menginjak sesajen itu. Tetapi, jika sangat terpaksa serta tidak dapat menghindar, apa bisa bikin. Contohnya waktu naik mobil atau motor serta tidak menyengaja menggilas sesajen atau saat melalui jalan sempit serta ingin tidak mau harus menyenggol sesajen yang terdapat ditengah-tengah jalan.

Tetapi, terkadang ada pula wisatawan nakal yang justru menyengaja menginjak atau menyenggol sesajen di Bali. Kemungkinan itu yang membuat beberapa orang panas serta berupaya memperingatkan ke semua pengunjung supaya tidak menginjak sesajen. Salah satunya triknya dengan menakut-nakuti masalah kemalangan yang dapat diakibatkan karena menginjak sesajen. Walau sebenarnya, jika menurut orang Bali asli sendiri sich, tidak akan ada permasalahan yang diakibatkan bila kita menginjak atau menyenggol sesajen.

Narasi horor sebab menginjak sesajen 

Walau menginjak atau menyenggol sesajen tidak buat nahas, tetapi ada banyak narasi horor yang pegipegi pernah dengar karena menginjak atau menyenggol sesajen. Ada orang yang setelah menginjak sesajen, lantas dia mandi. Saat dia mandi, dia temukan keran shower-nya bergerak sendiri.

Ada pula narasi masalah rombongan pelajar Solo yang perlu hentikan study tur mereka sebab banyak siswa yang kesurupan saat sedang sarapan di hotel. Berdasar info saksi mata, mereka awalannya lihat ada seorang siswa yang iseng meletakkan kepingan makanan ringan ke sesajen di hotel. Serta ada banyak narasi horor yang lain karena menginjak sesajen di Bali.

Bali memang memiliki kandungan narasi mistis, khususnya masalah sesajennya.

Buku Lainnya


Komentar :